Salam semua hiver dimana saja anda berada berharap kabar baik dan sukses selalu. Terimakasih Indonesian Hive Community. Pada kesempatan ini, saya membagi pengalaman jalan-jalan di kota Bandung pada hari Senin 14 April 2025 melihat bangunan-bangunan bersejarah dengan perletakan mundur.
Sebuah kota tidak dapat dipisahkan dari adanya bentukan-bentukan fisik yang secara keseluruhan saling mengisi satu sama lain dan membentuk kesatuan. Elemen fisik pembentuk kota yang ditata dengan serasi dalam usaha memberi wajah suatu lingkungan sehingga didapat penampilan serta suasana yang baik.
Untuk memberikan penampilan visual yang terbaik bagi pengamat, penampilan suatu bangunan harus diperhatikan, baik dari segi bentuk maupun perletakannya, yang disesuaikan dengan fungsi dari bangunan tersebut. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk mendukung penampilan bangunan adalah perletakan bangunan lebih mundur dari garis sempadan.
Cara ini dimaksudkan untuk memberikan jarak pandang antara pengamat dan objek, sehingga diharapkan pengamat mempunyai keleluasaan pandangan saat menikmati bangunan tersebut dan dapat menciptakan kesan agung,megah, dan berwibawa pada persepsi pengamat.
Di Kota Bandung,ada beberapa bangunan yang mempunyai perletakan lebih mundur dari garis sempadan, yaitu antara lain : Gedung Sate, Gedung Dwi Warna, Gedung Balai Kota Bandung, Stasiun Kereta Api.
Gedung Sate
Gedung Sate merupakan karya monumental maestro arsitektur Ir.J. Gerber yang mengagumkan. Gedung yang mulai dibangun pada tahun 1920 dapat dikatakan sebagai Landmark Kota Bandung karena mempunyai bentuk bangunan yang khas dan kehadiran penampilannya yang sangat kuat.
Dengan langgam bentuk arsitektur Indo Europeesche Stijl, yaitu perpaduan arsitektur tradisional dan Eropa, serta penguasaan detail yang sangat rinci, juga proporsi yang baik, maka Gedung Sate mampu memberi penampilan yang indah-harmonis bagi yang melihatnya.
Mampu menimbulkan kesan lebih monumental, agung, dan berwibawa. Perletakan bangunan yang simetris, dengan sumbu horizontal ke arah Gunung Tangkuban Perahu, menunjukan bahwa bangunan tersebut merupakan suatu bangunan yang penting dan formal.
Disebut Gedung Sate, karena pada puncak atap gedung ini ada hiasan semacam tusuk sate yang berfungsi sebagai penangkal petir. Gedung Sate, yang tampak anggun, menjadi bangunan terindah, kualitas penampilannya tidak dapat dipisahkan dari bentukan-bentukan fisik maupun ruang terbuka yang berada di sekitarnya.
Gedung Dwi Warna
Gedung ini terletak di jalan Diponegoro, sebelah timur Gedung Sate, bangunan ini dibangun pada tahun 1940. Atap Limasan serta bentuk bangunan secara keseluruhan mempunyai pola simetris, terutama pada unsur-unsur fasadenya.
Gedung Dwi Warna yang terletak pada lingkungan sekitar Gedung Sate, dengan perletakan yang lebih mundur dari kavling yang ada disekitarnya, mempunyai penampilan yang begitu tanggap terhadap pengamatannya.
Perletakan bangunan dibuat lebih mundur daripada bangunan di sekitarnya untuk memberikan kesempatan bagi yang melihatnya untuk menikmati penampilan bangunan ini secara seksama dan juga untuk menciptakan kesan formal.
Balai Kota Bandung
Komplek Balai Kota Bandung terdiri atas bangunan lama dan bangunan baru yang terpadu secara harmonis, serasi, ditambah taman yang ditata dan direncanakan secara cermat. Kedua bangunan baru di sayap kiri dan kanan serta penataan ruang luar kompleks yang bagus.
Komplek Balai Kota Bandung ini menempati satu lokasi yang khusus,yaitu diapit oleh empat buah jalan, jalan Merdeka, jalan Perintis Kemerdekaan, jalan Wastukencana dan jalan Aceh. Sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai kantor pemerintahan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Maka kompleks Balai Kota ini ditampilkan dengan kesan terbuka, menerima, tetapi terlihat berwibawa dan formal. Bangunan sayap kanan Balai Kota Bandung sekitar tahun 1980, dan gedung utama Balai Kota Bandung dibangun sekitar tahun 1819.
Stasiun Kereta Api Bandung
Stasiun Kereta Api Bandung yang terletak di jalan Kebon Kawung,dirancang cukup menarik dengan bentuk atap menyerupai bangunan utama Institut Teknologi Bandung, yaitu modifikasi bentuk atap daerah setempat Julang Ngapak. Stasiun Kereta Api Bandung peresmiannya sekitar tahun 1884.
Stasiun Kereta Api Bandung dengan perletakan bangunan lebih mundur serta bentuk yang menarik diharapkan dapat menjadi ciri bagi lingkungan sekitarnya.
Terimakasih semoga bermanfaat.
15 April 2025.
__________________@hsidik___________