Kendala yang Dihadapi Guru Dayah Babul Huda dalam Upaya Pembinaan Akhlak Santri
Zaman sekarang kemajuan teknologi, ilmu pengertahuan, sosial serta kebudayaan dan hampir seluruh bidang kehidupan berkembang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan zaman tersebut dapat berpengaruh positif maupun negatif pada manusia, khususnya para santri. Kemajuan-kemajuan tersebut bisa saja memberikan pengaruh yang sifatnya negatif terhadap perkembangan para santri terutama terjadinya kesulitan dalam pembinaan akhlak dikalangan mereka.
Berbagai upaya yang telah dilakukan para guru Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron yang dilakukan para guru dalam menjalankan perannya dalam rangka membina akhlak para santri melalui berbagai macam pendekatan yang telah penulis kemukakan terdahulu yakni melalui bimbingan dan pengawasan, latihan dan pembiasaan, nasehat atau mauizhah, keteladanan serta pemberian sanksi dan penerapan kedisiplinan. Upaya tersebut bertujuan agar santri dapat menjadi orang yang berguna bagi agama dan berakhlak mulia.
Berbagai upaya telah dan terus dilakukan para guru Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron dalam rangka membina akhlak para santri sehingga akan menghasilkan para santri yang berakhlak mulia. Akan tetapi dalam menjalankan perannya membina akhlak para santri, guru di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron menghadapi beberapa kesulitan dan kendala dengan sebab beberapa faktor. Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan, beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi guru Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron dalam upaya pembinaan akhlak santri antara lain:
- Kurangnya dukungan orang tua/wali santri
Dukungan orang tua/wali sangat berperan penting dalam upaya pembinaan akhlak santri di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron khususnya bagi santri yang tidak menetap karena santri tersebut lebih banyak berada di bawah pengawasan orang tua dan keluarganya. Sebagaimana diuangkapkan oleh Tgk Maulidin selaku salah seorang guru di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron Masih kurangnya dukungan segelintir orang tua santri dan lemahnya kontrol wali santri yang menyebabkan kurang disiplinnya santri ketika belajar, banyak diantaranya terlambat ke pengajian, begitupula banyak santri yang tidak memiliki perlengkapan belajar seperti kitab, buku tulis dan sebagainya.
Bahkan menurut Tgk. Maulidin ada sebagian santri yang dirumah mengaku pergi mengaji ke Dayah namun tidak sampai ke Dayah dan orang tuanya tidak peduli dan tidak memeriksa apakah anaknya sampai ke Dayah atau tidak. Hal tersebut menyebabkan kendala dalam upaya pembinaan akhlak santri. Kurangnya dukungan keluarga dan orang tua juga menyebabkan nilai-nilai akhlak mulia yang diajarkan guru di Dayah tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para santri.
Bahkan dalam beberapa kasus yang terjadi, orangtua turut campur terhadap pembinaan anak-anakny terutama yang berhubungan dengan pemberian sanksi atau hukuman pada anak-anaknya. Sangat dipahami bahwa para orang tua memiliki hubungan emosional yang tinggi pada anak-anak mereka, namun sangat perlu pula disadari para orang tua, bahwa pembarian sanksi atau hukuman itu merupakan proses pendidikan yang memang harus dilalui, dan itu dilakukan pada koridor dan nilai-nilai pendidikan. Sebagaimana dijelaskan Tgk. Anwar kepada penulis ada orang tua yang marah dan mendatangi guru yang sedang mengajar di Balai dikarenakan guru tersebut telah menghukum anaknya karena melanggar peraturan di Dayah.
- Pengaruh Negatif Teknologi Informasi (Handphone dan Internet)
Realitas yang terjadi hari ini bahwa kemajuan teknologi informasi seperti Handphone dan internet tidak hanya membawa pengaruh positif tetapi juga melahirkan sejumlah efek negatif khususnya bagi remaja. Kesulitan yang di hadapi oleh para pendidik dalam menanamkan nilai-nilai akhlak yang Islami kepada anak didiknya adalah karena nilai-nilai budaya yang di dapatkan santri melalui media sosial lewat internet dan Handphone justru bertolak belakang dengan tuntunan akhlak yang diajarkan di Dayah.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Tgk. Syurliadi, salah satu kendala dalam upaya pembinaan akhlak santri di Dayah Babul Huda adalah pengaruh teknologi informasi seperti Handphone yang sangat banyak pengaruh negatifnya bagi para santri. Menurut Tgk. Syurliadi pengaruh buruk paling ringan dari keberadaan HP adalah dapat melalaikan para santri dikarenakan media ini disamping berfungsi sebagai alat komunikasi juga dapat dijadikan sebagai media hiburan misalnya, mendengarkan musik, menonton, permainan dan sebagainya.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Tgk. Marzuki, selain melalaikan para santri, keberadaan Handphone juga memberikan pengaruh yang lebih buruk dalam upaya pembinaan akhlak karena dengan adanya HP santri dapat dengan mudah mengakses gambar atau vidio porno dan juga judi dan game online. Untuk mengantisipasi pengaruh buruk HP, menurut Tgk. Marzuki, pimpinan dayah telah menetapkan aturan bagi santri dilarang membawa dan memakai HP kecuali yang telah kelas VII dan telah mengajar di TPA, namun dalam kenyataannya masih banyak ditemukan dalam razia rutin yang digelar dimana para santri kedapatan memakai HP. Bagi para santri yang ditemukan memakai HP diberikan sanksi berupa penyitaan HP.
- Pengaruh Lingkungan Sekitar Dayah
Sebagaimana diketahui salah satu yang mempengaruhi pembinaan akhlak adalah lingkungan di mana antara satu individu dengan individu lainnya saling berinteraksi. Dalam lingkungan sekitar dayah terdapat macam-macam perilaku, tindakan, dan sikap khusunya dari para generasi muda. Terlebih pada situasi dan kondisi zaman saat ini, di mana aneka perilaku menyimpang sudah menjadi fenomena yang tidak tersembunyikan lagi. Bila perilaku menyimpang itu terus menerus tersuguhkan di hadapan para santri, lama kelamaan akan ditiru dan diadopsi menjadi perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga akan menjadi kendala tersendiri bagi upaya pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru di Dayah.
Sebagaimana disampaikan oleh Tgk. Marzuki bahwa kehidupan di sekitar lingkungan dayah bisa menimbulkan pengaruh negatif dan menjadi kendala terhadap pembinaan akhlak santri dimana banyak remaja yang suka merokok dan menghabiskan waktu sampai larut malam di warung kopi dengan bermain game dan mengakses internet dari wifi gratis. Untuk mengantisipasi hal tersebut sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Tgk. Marzuki, pihak dayah telah membuat aturan yang cukup ketat untuk membatasi pengaruh yang kurang baik dari lingkungan sekitar terhadap santri. Para santri di Dayah Babul Huda di larang keluar komplek Dayah kecuali pada waktu tertentu untuk membeli berbagai keperluan mereka. Komplek dayah juga dipagari dengan tinggi agar akses keluar masuk santri dapat dikontrol dengan mudah. Para santri akan mendapatkan sanksi bila melanggar ketentuan tersebut, hal ini dimaksudkan sebagai upaya memudahkan para guru dalam membina akhlak para santri. - Pengaruh Pergaulan Para Santri
Pada dasarnya para orang tua memasukkan anaknya untuk menenpuh pendidikan di Dayah agar bisa berubah menjadi manusia yang lebih baik memahami ilmu agama dan berakhlak mulia. Namun terkadang upaya pembinaan akhlak santri juga terkendala dengan pengaruh dari teman dan pergaulannya khususnya bagi santri yang menetap di Dayah namun di siang harinya mereka bersekolah di sekolah umum yang ada di sekitar wilayah Aron atau bagi santri yang tidak menetap di Dayah dan pulang ke rumah.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Tgk. Saiful Bahri, pengaruh teman dan pergaulan dapat menjadi kendala dalam upaya pembinaan akhlak para santri. Beliau membandingkan antara santri yang siang harinya bersekolah di luar, santri yang menetap di dayah dan santri yang tidak menetap. Perbedaan akhlak dan tutur kata dapat terlihat dari para santri tersebut, hal tersebut dipengaruhi oleh teman dan pergaulan di sekolah bagi yang santri yang bersekolah dan juga dipengaruhi pergaulan di rumah dan di Gampong bagi santri yang berasal dari Gampong-gampong sekitar dayah dan tidak menetap di Dayah.
- Keterbatasan Jumlah Guru yang Menetap di Dayah
Faktor keterbatasan jumlah guru yang menetap di Dayah menjadi salah satu kendala dalam upaya pembinaan akhlak santri di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron. Sebagaimana disampaikan oleh Tgk. Rizki kepada penulis, umumnya guru yang menetap di Dayah bukanlah guru senior dan umur para guru tersebut tidak jauh berbeda dengan para santri sehingga kurang efektif dalam menimbulkan efek segan dari para santri khususnya dalam pembinaan akhlak. Para guru senior yang telah berkeluarga umumnya memilih tinggal di luar komplek Dayah dikarenakan di Dayah Babul Huda belum tersedianya fasilitas rumah untuk guru yang telah berkeluarga.
Dari pembahasan yang telah penulis uraikan di atas dapat disimpulkan beberapa kendala yang dihadapi guru Dayah Babul Huda dalam upaya pembinaan akhlak santri yaitu: kurangnya dukungan orang tua/wali santri, pengaruh negatif teknologi informasi, pengaruh lingkungan sekitar dayah, pengaruh pergaulan para santri dan keterbatasan jumlah guru yang menetap di Dayah.