Hamster Kombat dan Tap-tap Layar yang Sia-sia: Pengalaman Bermain Games Berbasis Bot Telegram

in OCD3 months ago

Hamster Kombat copy.jpg Photo: hamsterkombatdaily.in

Saya sudah bermain Hamster Kombat selama lebih dari dua bulan, meskipun saya tidak ingat persis kapan persisnya. Awalnya, saya penasaran setelah melihat sebuah postingan dari redaktur media ternama di Jakarta yang menyebutkan kalau game ini cocok dimainkan saat sedang menunggu kereta lewat di stasiun atau bus di terminal. Karena direkomendasikan oleh seseorang dari media besar, saya akhirnya mendaftar melalui tautan afiliasinya dan mulai mencoba game ini.

Di awal permainan, Hamster Kombat hanya mengharuskan kita mengetuk-ngetuk layar. Namun, seiring waktu, banyak tugas lain yang muncul, di mana ketukan pada layar saja tidak cukup. Tap-tap ini hanya memberi bonus kecil, sehingga untuk mendapatkan lebih banyak, kita perlu menyelesaikan berbagai tugas harian, daily combo, card combo, atau bermain game puzzle dari sponsor.

Untuk mendapatkan keuntungan per jam (profit per hour), pemain harus mengumpulkan banyak kartu dan kunci (keys). Beberapa kartu ini hanya bisa didapatkan dengan mengundang teman untuk bergabung dan bermain Hamster Kombat. Benar apa yang dikatakan teman saya: game ini mengasyikkan dan bisa bikin lupa waktu. Jadi, cocok bagi mereka yang punya waktu luang.

Selama dua bulan, saya bermain setiap hari untuk mengumpulkan bonus, karena beredar rumor di media sosial bahwa koin Hamster Kombat akan segera terdaftar (listing) di exchange crypto dan diprediksi harganya bisa mencapai $1-$10 per koin $HMSTR (kode kripto game ini).

Pada awal bulan September, muncul pengumuman bahwa Hamster Kombat akan terdaftar/listing pada 26 September 2024. Informasi ini tentu membuat pemain semakin bersemangat, karena biasanya momen listing koin adalah saat yang dinanti-nanti untuk mendapatkan keuntungan besar. Banyak pemain berharap bahwa hasil dari bermain game ini akan terbayarkan. Mereka tidak berharap terlalu tinggi, namun jika satu koin HMSTR bisa dihargai $1 atau $10, itu sudah lebih dari cukup untuk mereka.

Sayangnya, tidak ada informasi pasti mengenai cara distribusi koin ataupun berapa koin yang akan diterima pemain. Beberapa pemain mencoba menghitung berdasarkan keuntungan per jam, jumlah kartu yang mereka kumpulkan, atau berapa banyak teman yang mereka undang. Pada akhirnya, ada informasi bahwa bonus koin didasarkan pada tugas-tugas yang telah diselesaikan, seperti pendapatan pasif, tugas harian, undangan teman, pencapaian, dan kunci.

Dari semua itu, saya menerima 2.122 $HMSTR. Namun, ketika koin tersebut masuk ke akun Binance saya, jumlahnya tinggal 1.872 $HMSTR, mungkin karena ada pemotongan biaya. Apakah jumlah ini sepadan dengan waktu yang saya habiskan? Jujur saja, tidak sama sekali. Saat koin $HMSTR listing dan mulai diperdagangkan, harganya hanya Rp190 per koin. Bahkan, harganya terus menurun drastis hingga tulisan ini dibuat.

Pada saat perdagangan dibuka, portofolio saya bernilai $22,89. Namun, sekarang hanya tersisa $11,37, atau sekitar Rp170.000. Bisa dibilang kini tinggal setengahnya. Bayangkan, itulah hasil dari dua bulan bermain Hamster Kombat—membuat mata lelah dan perih, persis seperti habis mengupas bawang.

Lalu, bagaimana dengan pemilik Hamster Kombat? Saya yakin mereka mendapatkan keuntungan besar. Dari estimasi SocialBlade, penghasilan mereka dari YouTube saja berkisar antara $58,2K hingga $931,8K per bulan. Jika dirupiahkan, itu setara dengan Rp880 juta hingga Rp14 miliar per bulan. Angka yang fantastis. Ini, belum termasuk dari pendapatan lain, seperti sharing keuntungan iklan di media sosial atau kerja sama dengan penyedia game.

Setelah koin Hamster Kombat terdaftar di Binance dan beberapa exchange crypto lainnya, banyak pemain yang kecewa. Ini terlihat dari postingan mereka di media sosial. Waktu yang sudah dihabiskan untuk bermain tidak sepadan dengan bonus yang diterima. Jadi, bisa dibilang permainan Hamster Kombat dan tap-tap layar yang sia-sia.