OLEH SEBAB tengah asyik masyhuk di beberapa komunitas global yang menurut beberapa teman lebih baik memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, aku jadi alpa sama sekali dengan bahasa sendiri. Bahasa Indonesia jadi jarang kupakai di beberapa postingan terakhir. Menyadari hal ini, satu sisi aku rada-rada malu, tapi di sisi lain semangat untuk belajar bahasa Inggris jadi sedikit terpacu.
Tapi benarkah aku belajar bahasa Inggris dari postingan yang sudah-sudah? Sejujurnya: benarnya sedikit, tidaknya banyak. Sejujurnya lagi; semua tulisan berbahasa Inggris di postingan itu tidak lebih dari kerja terjemahan google, yang hasilnya, aku yakin akan bikin nyengir atau malah ngakak mereka yang telah khatam kaidah gramatikal bahasa Inggris. Kendati pada pihak yang sama, aku juga yakin pesan yang hendak kusampaikan melalui tulisan berbahasa Inggris itu bisa dimengerti oleh masyarakat global. Setidaknya itu terbukti dengan beberapa respon para hiveaners (jika boleh menyebutnya demikian) di kotak komentar.
Beranjak dari pikiran seperti yang kupaparkan di atas, aku sampai pada kesimpulan untuk membatasi memakai mesin penerjemah khusus untuk tulisan-tulisan pendek saja. Ambil contoh tulisan-tulisan pengantar konten foto di berbagai komunitas fotografi yang kuikuti. Tulisan pendek yang kumaksud berupa susunan narasi yang tidak melebihi 200an kata. Selebihnya, kukira, aku perlu mempertahankan menulis bebas dalam bahasa Indonesia. Toh, dalam urusan tulis menulis dengan bahasa sendiri, aku ini belum khatam-khatam juga, belum ahli, masih perlu banyak belajar dan melatih diri, dan lagi; perlu pula perbanyak bacaan--entah itu yang sastra, non sastra, artikel populer, jurnal penelitian, berita sehari-hari dan lain sebagainya.
Kukira, keukeuh atawa keras kepala tetap menulis dalam bahasa Indonesia memang ada ruginya. Terutama jika ditinjau dari segi peluang upvote dari para pemilik hive power besar akan jadi serba minimalis nantinya. Tapi, seperti yang pernah disebut seorang bijak bestari pada masa hidupnya dulu.
"Terlalu menakar untung rugi selagi belajar adalah seburuk-buruk sifat yang dipunyai seorang pembelajar. Maka lebih penting belajar dulu. Risiko rugi di kemudian hari pasti tertanggulangi dengan hasil belajarmu nanti."
Itu petuah jadilah sandaranku tetap menulis dalam bahasa Indonesia khususnya untuk jenis tulisan bebas yang gagasannya berseliweran dalam kepala. Yang dalam hal pelepasannya aku perlu kebebasan berbahasa, dan itu--atas nama kefakiran berbahasa inggrisku-- sama sekali tidak terakomodir jika aku tetap memaksakan diri meski menggunakan jasa mesin penerjemah sekali pun. Biarlah peluang upvote dari para pembesar bakal cenderung minim karenanya. Asal ia tidak akan menciptakan peluang nyengir dan ngakak mereka yang ahli berbahasa Inggris terus berkelanjutan di tiap konten yang kuhasilkan.
Lagi pula, kupikir ini ada pentingnya juga, platform hive ini tetap ramah bagi segala bahasa. Semua orang bisa menyampaikan gagasan dalam bahasa ibunya, dan urusan saling menghargai atas kekayaan bahasa di muka bumi bisa terus terjalin erat, akrab, hingga semua sadar bahwa pada dasarnya kita semua punya sanad berkerabat. Ah, aku jadi ingat lagu United yang dibawakan 'pasukan' Playing For Change dalam album Song Around The World. Kusematkan saja link youtube-nya di sini. Mari nikmati.
The rewards earned on this comment will go directly to the person sharing the post on Twitter as long as they are registered with @poshtoken. Sign up at https://hiveposh.com.
Stay proud of our language. I also commented on this post using a translator tool.
Hahaha... Untuk kalimat-kalimat pendek dari tulisan yg juga pendek, kukira, kita masih sanggup menjaga cara kerja mesin penerjemah. Tapi lain cerita kalo tulisannya dibangun dari struktur kalimat2 panjang.
Wkwkw posting gambar lebih enak kayaknya.
Nggak perlu google translate..
Cuman deskripsi nya... Hmmm
~~~ embed:1441983928940761091 twitter metadata:YnVrZHJpfHxodHRwczovL3R3aXR0ZXIuY29tL2J1a2RyaS9zdGF0dXMvMTQ0MTk4MzkyODk0MDc2MTA5MXw= ~~~
The rewards earned on this comment will go directly to the person sharing the post on Twitter as long as they are registered with @poshtoken. Sign up at https://hiveposh.com.