Sepertinya Saya Terkena OCD

in #indonesia7 years ago

maxresdefault.jpg

Setelah membaca tulisan @yellsaints24 tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD)? Saya pun mengira-ngira, apakah saya menderita kelainan psikologis ini? Sebab kriteria yang disampaikan Yelli, sebagiannya ada dalam diri saya. Alah Mak… @_@

Tulisan Yel tentang OCD!

Apalagi saat Yelli bercerita bahwa salah satu ciri penderita OCD adalah kebiasaanya mengecek apakah pintu sudah terkunci dengan baik. Ia akan melakukannya berulang kali untuk memastikan pintu rumahnya benar-benar terkunci.

Nah, prilaku yang satu ini adalah sikap yang kerap saya lakukan. Kemarin misalnya, saat saya hendak pulang kampung. Saya telah mengunci pintu rumah, lalu setelah berjalan beberapa meter hingga ke pasar untuk menunggu ojek online, saya justru pulang lagi.
OCD-cycle.jpg
Source

Perasaan saya tidak tenang, sebelum memastikan apakah tadi saya sudah benar-benar mengunci dengan baik.
Pernah juga saat hendak pergi ke kantor. Saya sudah meninggalkan rumah sekitar 100 meter, lalu seketika saya membalikkan sepeda motor. Penyebabnya adalah sama, saya merasa belum yakin apakah pintu rumah sudah terkunci dengan baik.

Saya tak pernah menyadari kalau semua cerita ini adalah salah satu ciri penderita OCD. Postingan Yelli benar-benar membuka tabir diri saya yang selama ini tersembunyi. Aiih

pexels-photo-313690.jpeg Source

Setelah hari itu seperti ada yang mengusik pikiran saya. Rutinitas yang mulanya saya anggap hal yang wajar, ternyata sebuah kelainan psikis.
Saya pun bertanya-tanya apakah hal ini berbahaya?

“Kalau udah lebih 10 kali memastikannya (menutup pintu), sepertinya @abahharuna perlu terapi. Hahaha” jawab Yelli.

ocd.jpg
Source

Jawaban Yelli justru membuat saya gundah. Lalu saya pun mulai mencari lebih dalam seperti apa itu OCD?

OCD singkatan dari obsessive compulsive disorder merupakan kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif yang menimbulkan perilaku kompulsif (bersifat memaksa). Pikiran obsesif bersifat negatif yang membuat penderita merasa gelisah, takut, khawatir, dan tidak tenang secara berlebih sehingga mengganggu aktiftas kehidupannya.

Jika merunut definisi tersebut, memang benar kalau selama ini ada semacam perasaan takut atau khawatir yang terlalu berlebihan dalam diri saya. Namun kabar baiknya, semua itu masih dalam batas normal. Karena gejala OCD yang saya alami ini masih tergolong ringan.

Saya juga mencari tahu, sebenarnya faktor apa saya menyebabkan seseorang mengidap OCD:

Pertama, Faktor Genetika

Faktor genetika seseorang ternyata punya hubungan yang erat dengan gen tertentu yang mempengaruhi perkembangan otak.

Kedua, Ketidaknormalan pada Otak.

Ini faktor yang lebih horor lagi. Jika hasil penelitian membuktikan bahwa ada sesuatu ketidaknormalan pada otak seseorang penderita OCD, khususnya saat serotoninya tidak seimbang. Serotonin sendiri adalah zat penghantar bagi otak yang berfungsi untuk komunikasi di antara sel-selnya.

Ketiga, Kepribadian Seseorang.

Karakter seseorang yang disiplin tinggi, rapi dan teliti biasanya berpotensi memiliki risiko mengidap OCD. Bisa dikatakan, mereka adalah orang yang totalitas dalam hidupnya. Jadi, kalau kamu orangnya rapi harus waspada ya? Heheh

Keempat, Trauma dalam Hidup.

Trauma-trauma masa lalu juga bisa memacu munculnya OCD. Misalnya, seseorang yang sering mengalami bully. Maka orang tersebut rentan terkena OCD. Atau kejadian lain yang sangat emosional sehingga membawa beban perasaan di masa depan.

Dari semua faktor tersebut saya mulai mendeteksi. Faktor manakah, yang menyebabkan munculnya OCD dalam diri saya.

Mengetahui diri kita mengidap sebuah keganjilan, memang menyakitkan. Tapi di sisi lain, hal ini justru baik. Artinya kita masih menyadari ada something wrong dalam diri kita, sehingga perlu langkah-langkah yang tepat untuk memperbaikinya.

Saya juga merasa bersyukur karena telah menyadarinya sedari awal. Sederhananya, saya memang harus semakin mengenal diri saya sendiri.
Baiklah, mohon doanya. Kalaupun semua gejala ini adalah positif OCD, semoga saya bisa keluar darinya.

Fighting!

Sort:  

Best kali, aku OCD padamu..

Wah, gejala kita sama bg, perlu terapi perilaku untuk mengendalikannya. Yel udah mempraktikkannya dan alhamdulillah compulsifnya tidak terlalu lagi. Nanti Yel akan bahas tentang cara mengatasinya ya. Thanks sudah berbagi. Izin resteem ya tulisannya.

Terima kasih Yel
Ditunggu ulasan jiwanya haha

Ada satu petuah orang tua , bersahabatlah dengan masalah, hingga ia tak menyusahkan mu

udah karib kali kami bang hahhah