Segelas Espresso dan Carita Masa Kecil

in #indonesia7 years ago (edited)

Jarum jam menunjukkan pukul 05.30 WIB, saya bersama senior saya, bang @arijuang bersiap-siap pulang dari tempat kerja, di salah LSM lokal yang bekerja pada isu lingkungan yang berpusat di Kota Juang, Bireuen, Aceh. Biasanya, arah perjalanan kami berbeda, bang @arijuang pulang ke Jeunieb, salah satu kecamatan ternama di Bireuen era konflik GAM- RI, dimana Panglima GAM Wilayah Batee Iliek berasal dari Jeunieb, sementara saya pulang ke Kuta Blang, kecamatan yang terkenal dengan rujak manis, namun pada sore hari ini, arah perjalan kami sama, bang @arijuang juga menuju arah Matangglumpangdua, Peusangan, Bireuen.

20180328_182957.jpg

Setiba di Paya Meuneng dengan menggunakan sepeda motor butut masing-masing, saya pun mengajak bang @arijuang menikmati segelas Kopi Arabica di Kota Sate, sebutan lain dari Kota Matangglumpangdua. Kami pun memilih di antara dua Cafee terbaru di sana, antara MK KUPI dan KING COFFE, lalu kami memili MK KUPi yang berada di tepi jalan lintas Sumatera.

20180328_182949.jpg

Setelah memarkirkan sepeda motor masing-masing, kami memilih tempat duduk yang terbuat dari rotan, ya, tempat duduk yang ramah lingkungan. Selain mudan terurai, rotan juga berasal dari alam. Di Kalimantan, rotan merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang di budidaya oleh petani rotan.

20180328_184959(0).jpg

Beberapa saat kemudian, seorang pelayang menyodorkan menu minuman yang tersedia di MK KUPI, lalu saya memesan Sanger Espresso. Sambil menikmati Sanger Espresso, saya terus memperhatikan Korsi yang terbuat dari rotan tersebut.

20180328_190518.jpg

Lalu saya terbayang masa-masa kecil saya di Riseh Tunong, Sawang, Aceh Utara. Kala saya masih berusia 4 tahun, orang tua saya mengadu nasib ke Riseh Tunong, dengan cara berkebun. Pada siang hari, orang tua saya menggarap kebun dan pada malam hari membuat ragam jenis kerajinan tangan yang bahan bakunya uatam rotan yang diambil saat membuka kebun untuk menopang hidup di sana.

Selamat 2 tahun, hampir tiap malam saya menyaksikan orang tua saya membuat Bangki (Bahasa Aceh) selepas saya mengaji, karena masih kecil, saya tidak memiliki kesempatan untuk belajar membuat Bangki dan jenis kerajinan lainnya.

Belum selesai membayangkan masa-masa kecil, @bossmatang tiba-tiba muncul, setelah sekian lama tidak bertemu, pasca saya berhenti menjadi kuli tinta. Lalu kami saling tegur sapa dan sempat membahas tentang steemit. Menurut @bossmatang, steemit sangat berpotensi memperoleh penghargaan yang luar bisa di era digital yang maju pesat, ia juga telah berhenti bermain Bitcoin pasca harga Bitcoin anjlok akir-akhir ini.

Sesaat kemudian, kami juga kedatangan tamu dari Banda Aceh yang sedang menuju Kota Langsa, mereka singgah di MK KUPI untuk bersilaturrahmi dan berdiskusi terkait wacana kaloborasi kegiatan meeting leader cso di Lhokseumawe. Setelag dil jadwal dan tempat, mereka pamit untuk melanjutkan perjalan, dan kami pun bubar.

Salam
By @abdulhalim

Sort:  

Sangat bagus teman. Saya sangat menyukai posting teman.

Terima kasih bg @imrans

Sama_sama kawan.

Sudah saya upvote ya bang. Memang masa kecil penuh dengan kenangan ya :')

Terima kasih

Tapi foto @bossmatang tidak ada

Hahaha, @bossmatang keburu pamit duluan, hehe