Suatu ketika kita kehilangan selera makan. Malas mandi dan bengong. Kita seperti orang linglung. Bila anda pernah merasai. Maka coba pikir apa penyebabnya? Bila tanpa rasa itu silahkan tanya pada diri anda. Atau cubirlah kulit anda. Masih hidupkah anda? Mungkin saja sebagian orang kehilangan semua rasa. Boleh jadi hidup telah paripurna. Atau telah terkalahkan sekalah kalahnya. Sehingga tidak lagi mau punya cinta. Apalagi membangun impian.
Namun bila masih mengaku sebagai manusia. Patutlah kita punya impian. Punya cinta untuk sesuatu. Bila kita muslim tentu saja berhasrat untuk bahagia dunia akhirat. Untuk hal itu kita butuh cinta. Mencintai pemilik dunia dan akhirat. Bagaimana mencintainya. Tentu dengan mendekatkan diri. Mengikuti maunya.
Lihat foto di atas. Betapa sungai kecil itu begitu menyejuk. Begitu indah dan harmoni dengan semua komponen. Tuhan menganugerahkan kepada kita. Namun sering kita lupa mencintainya. Atau kehilangan rasa cinta. Sehingga merusaknya. Dengan membuang sampah. Atau mencabut salah satu komponen pendukungnya. Sehingga tanpa cinta apapun akan menjadi rusak.
Bukankah keberadaan kita dibumi karena cinta. Adam melanggar larangan karena rasa cintanya kepada hawa. Cinta adalah alasan terbesar bagi kehidupan. Cinta energi yang tak terbendung untuk pencapain apapun. Bukankah ketika kita jatuh cinta terkadang kita melakukan hal yang tak masuk akal.
Nah, banyak orang yang karena cinta melahirkan angkara murka. Seperti dongeng perang karena rebutan putri. Di jaman ini dengan alasan cinta pula banyak kehancuran. Karena cinta berlebihan atas perbedaan ras, idiologi dan cara pandang. Melahirkan peperangan. Menciptakan kematian. Seperti Hitler mencintai bangsanya. Seperti ratu Isabel menaklukan Konstantinopel. Bumi yang hari ini kita diami sedang menuju kerusakan. Cinta manusia pada kehidupan telah memberi andil besar bagi kerusakan. Karena demi perabotan yang indah kita memotong kayu kayi di hutan. Demi membangun rumah rumah yang indah kita mengeruk sungai sungai. Demi mencintai kicau burung kita memburunya sampai punah.
Benarkah kini kita punya rasa cinta? Bemarkah kita mencintai kehidupan? Adakah cinta melahirkan angkara murka. Adakah karena cinta kita layak memusnahkan makhluk lain. Apakah benar cinta harus di wujud dengan merusak alam titipan tuhan ini? Bila benar lakukan sesuka hatimu. Bila tidak mulailah gelisah. Mulai tidak selera maka. Mulai deg degan. Mulai berkeringat dingin. Mulailah bersikap sperti kamu jatuh cinta pada lawan jenismu. Kapan itu harus terjadi? Yaitu segala sesuatu kita lihat, kita dengar dan kita rasakan. Bahwa kita sedang kehilang cinta pada semua pemberian tuhan. Semua harmoni kehidupan. Pada pandangan kita ketika sungai penuh sampah. Ketika huta. Digunduli. Ketika makhluk laim dimusnahkan. "Benarkah masih ada cinta disini? Bila benar akukan kembali"
cintakah cinta itu? bukan brader @abulaot, cinta telah pergi pada gulana, ketika manusia telah memonopoli bumi, hingga asap deru mesin memenuhi garasi rumah kita. Nikmati saja sesaknya dengan kecemasan yang dalam. Hingga kita terjaga dan kembali mandi sore ini he he he he
Semoga tdk kiamat ditangan kita