Hari ini 1 Mai diperingati sebagai hari buruh. Isyunya selalu soal kesejahteraan. Soal hak hak buruh menjadi isyu utama. Ada demo atau gerakan lain untuk mendorong para pihak berpihak kepada buruh. Berbagai diskusi dan pembahasan. Terus dilakukan dari tahun ke tahun.
Anehnya terjadi distorsi memaknai siapa buruh. Yang sering muncul kepermukaan seolah buruh adalah para pekerja paling bawah dalam sebuah proses produksi. Padahal buruh adalah semua mereka yang makan gaji. Baik makan gaji di corporate atau di pemerintahan. Dengan semua strata jabatan. Direktur sekalipun posisinya dalam sebuah perusahaan. Isyu isyu buruh yang bergeser hanya untuk mereka yang kecil adalah salah. Sehingga perjuangan nasib buruh adalah perjuangan orang kecil. Sehingga isyu pokok masalah UMR atau hak hak lainnya. Isyu pemberdayaan malah tidak pernah muncul.
Bicara pemberdayaan jelas berujung kesejahteraan. Buruh harus diberdayakan dengan meningkatkan profesional mereka. Kalau perlu mereka diangkat dari predikat buruh menjadi majikan. Selama ini ada buruh yang punya sucses story menjadi majikan. Tapi itu terjadi secata otodidak. Bukan hasil pemberdayaan. Yang terencana dan sistematis.
Dinegara industri kaum buruh adalah jumlah terbanyak profesi penduduknya. Sehingga di negara negara barat kita kenal mereka sampai punya partai. Di Negara kita lapangan kerja amatlah sulit. Sehingga nilai tawar buruh dengan majikan menjadi rendah. Maka negara harus mendidik mereka yang memang punya etos baik. Mereka harua dibuka untuk menjadi pengusaha atau majikan. Ujungnya mereka akan menjadi faktor pembuka lapangan kerja. Tentu mereka akan lebih menghargai buruh. Negara harus melakukan intervensi. Agar lahir pengusaha baru. Ini jelas akan menjadi lebih baik bagi buruh. Daripada isyu UMR atau hak hak buruh. Sebab bagi pengusaha Imdonesia upah buruh murah menjadi faktor yang menguntungkan. Maka mengharap mereka berpihak kepada buruh adalah mustahil.
Ditempat usaha saya mempunyai lebih 100 pekerja. Dengan tiga lini bisnis. Diawal saya merekrut mereka selalu saya katakan bahwa kami mitra bisnis. Bahwa perusahaan dan pekerja adalah komponen saling mendukung. Mereka bukan sekedar pekerja. Mereka punya bagian sebagai mitra. Artinya mereka akan mendapat pembagian keuntungan kalau perusahaan mendapat laba. Dan mereka tidak akan rugi kalau perusahaan merugi. Sehingga mereka punya posisi lebih baik dalam bisnis kami. Sedangkan saya pemilik modal, akan menikmati laba. Tapi kalau perusahaan merugi saya menanggung sendiri. Ini pernah terjadi. Ketika bisnis kami lesu. Saya menjual beberapa truk untuk membayar gaji dan THR mereka. Kepada manajemen selalu saya tekankan bahwa para pekerja harus prioritas untuk dibayar haknya dibanding ke saya atau direksi.
Saya juga memperlakukan mereka dalam hubungan yang setara. Walau tidak dalam semua hal. Bila saya sedang disana, maka waktu terbanyak bersama mereka. Dibanding diruangan saya yang ber AC. Saya lebih banyak dibengkel bersama mekanik, operator dan supir. Atau pada saat jam makan. Saya biasa makan dikantin pabrik bersama. Dan kalau saya makan bersama mereka. Pasti saya mentraktir. Dalam hal pekerjaan saya membiasakan berdiskusi. Bila mereka salah saya minta mereka untuk menjelaskan. Bahkan ketika akan memecat mereka saya ajak berdiskusi. Sehingga sampai sekarang belum pernah ada masalah. Walaupun kami pernah melakukan PHK hampir setengah pekerja. Yang paling pokok adalah saya mendorong mereka menjadi pengusaha. Saya ajarkan membuka pikiran. Menggunakan waktu luang. Dan menjadikan istri dan anak produktif berbisnis, bertani atau beternak kecil kecilan. Beberapa pekerja kemudian sukses. Menjadi sales beton. Mereka kerja frelance mendukung bisnis saya. Artinya buruh tidak melulu harua jadi buruh terus menerus.
Pengusaha sukses yang memiliki nyali yang luar biasa. Selalu termotivasi
Hana posting baroe lagoe dek
Ka lale ngon bisnis kameng si Andy
Sang pangkai pensus hahahahah
Kali nyoe beda sang...han ditueng le kameng dari pensus, le ciret dipeugah. Nyoe na sponsor laen...
Ka pasti jih sajan bos Nawi, pensus kawan tpi lam politek masing2
Hahaaa.hahaa