(
Menasehati pemimpin menurut Imam An-Nawawi ( wafat tahun 677 ) adalah dengan cara menolong mereka diatas kebenaran dan mengajak,memperingatkan dan mengingatkan mereka dengan lemah lembut tentang kelalaian mereka yang barangkali belum sampai berita akan kelalaiannya tentang hak hak kaum muslimin.dan kita tidak boleh mentaati pemimpin diatas kemaksiatan kepada Khalik,karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah yang maha esa.
Di era yang serba terbuka ini,kita sering kebablasan dalam menyikapi kebebasan.sehingga seringkali pemimpin disegala lini tidak dihargai dan dengan alasan demokrasi,kita sering disuguhi dengan berbagai tindakan anarkis dalam menasehati pemimpin.padahal Islam jelas mengajarkan cara menegur dan menasehati pemimpin,hingga dalam Alquran pun Allah memerintahkan Nabi Musa A.S untuk berlemah lembut terhadap Fir'un sang durjana yang mengangkat dirinya sebagai tuhan.Allah Berfirman :"pergilah kamu wahai Musa kepada Fir'aun ,sesungguhnya dia sudah melampaui batas.dan ucapkan kepadanya dengan ucapan yang lemah lembut"(QS.Thaha 43-44)
Ingatlah saudaraku,kita tidak sesuci Nabi Musa AS dan pemimpin kita tidak sebejad Fir'aun,maka bijaklah dalam menasehati mereka,dan tidak lah segerombolan serigala melainkan dipimpin oleh seekor serigala,maka Baginda Rasul mengajarkan kita satu doa :"Allahumma Ashlih aimmatana" yang artinya ya Allah,perbaikilah pemimpin kami,karena dengan cacian dan makian tidak akan membuat suasana semakin baik.tetapi dengan doa,Insya Allah segala kebutuhan dan permasalahan kita akan Allah selesaikan.......