Berpacu Dengan Waktu

in #indonesia7 years ago

image
Source


Setiap orang selalu berhitung dengan waktu, apapun profesi yang disandang, guru, militer, polisi, pedagang, pegawai kantoran, petani, peternak, pebisnis, pelajar, mahasiswa, dai, penceramah dan lain-lain. Bahkan pencuri, perampok, koruptor, penipu dan lain-lain selalu menjaga waktu yang tepat untuk membuat planning, draft kerja, jadwal dan action.

Ketika seseorang hidup di masa kecil, ia berharap akan segera menjadi lebih besar, muda dan penuh cita dan angan. Seterusnya seakan ia memburu waktu untuk lebih dewasa, segera mencari lapangan kerja dan bekerja, terus mencari pasangan hidup dan sesegera mungkin punya anak. Selesai? Belum, bahkan masih mengejar waktu lebih kencang, mencari peluang dan kesempatan, menjadi tenar, popular dan punya kursi basah, dengan harapan menjadi orang terhormat. Mengejar ambisi, bisa mengalahkan aturan kehidupan, menghilang dari roh dan tujuan hidup.


image
Source


Sebabnya? Karena mengejar waktu. Oleh karena itu, tak salah kalau muncul pepatah : "Time is money". Namun, pepatah Arab berbunyi : "Waktu adalah bagaikan pedang, jika tidak mampu memotongnya, maka pedang itu akan menebasmu".

Tipe Orang Dalam Mengelola Waktu


Cepat

Orang yang mengelola waktu secara cepat adalah sebuah tindakan yang mengejar keuntungan, sedikit atau banyak dalam tempo yang sering kata singkatnya. Pengguna "waktu" cepat terbagi lagi menjadi dua golongan. Yang pertama, menyiapkan rencana dengan matang, terstruktur, terprogram dan fokus. Orang yang ada dalam lingkaran cepat model pertama ini biasanya memiliki persiapan konsep yang cerdas, intelek dan lebih jenius, ingin meraih untung dan sukses tanpa resiko dari reaksi kerja berupa hasil yang memuaskan.
Yang kedua, aksi cepat dengan sedikit atau tanpa standar, tak ada planning atau program khusus, yang penting lakukan saja dulu, hasil adalah urusan kemudian. Kekurangan, kerugian dan kesan aksi, tidak perlu perhitungan. Orang yang ada dalam lingkaran cepat model kedua ini, dilakukan oleh sosok pribadi yang belum memiliki kecerdasan yang memadai karena standar ilmu pengetahuan yang masih minim.


image
Source


Meskipun demikian, pemburu waktu cepat, dikategorikan sebagai orang yang menghargai waktu. Setiap detik yang dilalui sangat berharga, dengan prinsip bahwa menunda kerja menjadi dosa bagi pelakunya. Menyesal karena kesalahan lebih bermartabat dibanding dengan menyesal karena menunda kerja. Inilah prinsip amalan dari konsep : "Jangan engkau tunda pekerjaanmu hingga esok hari yang dapat engkau kerjakan hari ini".

Lambat

Pengguna waktu jenis kedua ini muncul karena berbagai faktor, antara lain : sikap hati-hati, kesibukan kerja dan aktivitas rangkap, acuh tak acuh, malas, ambisi rendah, biarkan Tuhan yang mengatur, manusia tak berhak mengubah iradah Ilahi. Pada titik ini, biasanya pada penghujung hidup senjanya akan membuat pernyataan tegas: "Aku termasuk orang lalai dalam menggunakan waktu". Penyesalan selalu datang di akhir. Boleh jadi, ia bersuara lantang: "ini adalah takdir Tuhan".

Sedang

Sedang adalah kalimat yang paling ampuh untuk menetralisir aksi penggunaan waktu. Bagi mereka yang terbiasa dengan istilah ini, maka mereka akan menilai aksi lambat sebagai tindakan yang merugikan. Sebaliknya, jika aksi dilakukan terburu-buru, serba cepat, maka resiko kesalahan sangat fatal, rusak dan cenderung menghasilkan keuntungan instan, rapuh dan kehilangan makna. Orang-orang yang menggunakan teori aksi sedang menggunakan hujjah : "Sebaik-baik semua urusan adalah pertengahannya".

Sort:  

benar. setiap orang harus mengatur waktunya. apapun pekerjaannya. semakin lama, dunia semakin kejam, jika kita tidak bisa mengatur waktu. maka kita akan ditebas.
terimakasih telah berbagi ustad.

Postingan yang bagus, bisa jadi motivasi bagi saya, semoga saya bisa belajar dari setiap postingan anda