(8)
"Kuning kota dingin"
Sekitar jam 07:31 aku sudah siap bergegas untuk melakukan perjalanan kedaerah yang lebih tinggi dari kota ini perjalanan mungkin akan aku tempuh sekitar 1 jam lebih untuk sampai di daerah itu, pagi itu memang sangat terasa dingin maklum itu memang daratan tinggi, sebelum mandi sempat aku berfikir "aku mandi atau tidak" mengingat air dari hotel tempat aku menginap seperti air yang sudah diberi es yang biasa aku minum, tapi aku paksakan karena semenjak sampai pagi kemaring aku belum mandi. Aku coba menuangkan kopi yang telah disediakan saat sarapan pagi di hotel itu yang katanya nikmat luar biasa, tapi sial hanya tertinggal sisa-sisa dan sedikit ampas, ini karena terlambat dihabiskan oleh tamu hotel yang lain, menu sarapanku pagi itu tak ditemani kopi, hanya nasi goreng kampung telur lalu aku tambahin sedikit kerupuk melinjo, aku makan saja, nanti baru aku cari kopi sekalian dengan perjalananku nanti, sempat aku berbicara dengan hati, kenapa Iphone ku tidak memberi satu notifikasipun darinya, iya ditaku sayang, kemana dia?, bukannya semalam sebelum tidur dia sudah tau kalau aku berangkat pagi hari ini, tapi sudahlah, tiba-tiba tak lama setelah aku berbicara dengan hatiku sendiri notifikasi di Iphoneku menunjukkan pesan whatsApp dari dita, iya ditaku sayang.
"Sayang video call bentar yuk", antara ingin buru-buru mengiyakan dan tidak, iya hari itu aku berangkat dengan abang kandungku dan satu temannya, aku belum terbiasa berkomunikasi dengan perempuan saat sedang dengan abangku, itu entah kebiasaan ku ataupun aku malu, tapi kalau aku tolak video call dari ditaku sayang perkaranya akan semakin besar, satu panggilan tidak terjawab... Angkat,, dita mengirim lagi pesan di whatsApp ku, bentar sayang, tunggu bentar iya..dengan terpaksa dan campur bahagia akhirnya aku angkat.
Sayang..... suaranya agak kuat, maklum belum sepat volumenya aku kecilkan, abangku mendengar, dia hanya menoleh sebentar lalu pandangannya kembali menghadap kedepan untuk fokus menyetir kendaraan.
Panggilan video call dengan ditaku sayang hanya dua menit saja, mungkin kali ini dia mengerti aku sedang dengan siapa mungkin juga rasa penasarannya hilang setelah melihatku sebentar dan mungkin dia juga merasa ini bukan waktu yang tepat untuk video callan, itulah dita.. yang harus dituruti kapan saja tanpa mau tau sedikitpun alasan, aku rasa dita kurang dimanja. Padahal komunikasi ku dengan dita tadi tak hayal seperti saling melihat foto saja, karena dari awal video callnya cuma saling tatap, senyum sebentar, tanpa sepatah katapun kita berbicara selain kata sayang yang sedikit deras tadi, dita...dita...., owhiya tadi sempat juga adiknya sasa coba ingin bicara tapi keburu dita melarang... sambil melambaikan tangannya dita mengakhiri video call yang hanya sebentar.
Hampir lupa kopi yang sudah aku niatkan membelinyanya tadi. Tepat didepan penjual kopi pinggir jalan kami berhenti sebentar, aku memesan kopi hitam pekat tanpa gula, biar mungkin mataku tak melekat saat diperjalan nanti,, giliranku yang mengendarai.
Malam sebelum isya aku sudah tiba di hotel tempatku menginap, perjalanan seharian yang cukup melelahkan setelah tiba aku putuskan untuk beristirahat, sudah aku kirim pesan juga ke dita kalau aku mau istirahat dan dita juga sudah mengiyakan, lega rasanya, kalau boleh aku ungkapkan dita malam ini begitu baik, mengizinkankan untuk istirahat cepat, biasanya dita selalu meminta untuk bisa menemaninya sampai ia bisa tertidur, malam ini berbeda. Aku langsung menggambil posisi tidurku, diantara setengah sadar Terdengar nada Iphoneku dan itu ditaku sayang, bercampur kesal coba aku diamkan seakan aku sudah tertidur pulas, bukan ditaku sayang namanya kalau menelfon hanya sekali saja.. ini benar terpaksa tapi tetap aku angkat, "sayang mau video callan" itu buka pertanyaan tapi pernyataan yang tak bisa ditawar, kalau tadi pertanyaan mungkin masih ada celah bagiku untuk menawarkan, iya sayang, aku pakaian dulu ya.. hihi, dita ketawa,..
Aku bangun cuci muka dan pakaian, karena aku memilih video callan dengan dita di cafe yang menyediakan kopi malam di depan hotel aku menginap. Tak lama aku memesan kopi dita langsung menelfonku untuk memastikan aku sudah siap untuk video call dengannya. Kopi yang aku pesan tadi wine kopi yang rasanya yang bisa aku jelaskan pakai kata-kata mungkin nanti akan aku bawa kalian untuk mencobanya. Hambir 2 jam lebih kami berbicara via dunia maya obralan yang ada saja pembahasan tanpa sadar kadang-kadang aku tertawa lepas tanpa menghiraukan orang yang ada disebelah, namanya saja bertemu dua pecinta pasti rasanya ya.... apa saja lah. Aku pulang kembali ke kamar hotel istirahat, ditapun sudah lelah, alhamdulillah akhirnya bisa beristirahat. Dan tetap menjelang sebelum tertidur pulas chat harus tetap berjalan.
Pagi ini kuning kota dingin cukup cerah namun tetap dinginnya masih melekat, tak usah dihiraukan, hari ini aku mau berangkat pulang kerumah setelah berapa hari melakukan yang aku menamakannya bisnis gelap, sebelum meneruskan perjalanan pulang aku singgah di warung kopi sebelah hotel tapi bukan hotel tempat nginapku semalam, tujuan masih sama menikmati minimal segelas kopi dulu dan kebetulan peracik kopi di warung itu seorang perempuan dengan jilbab panjang, aku sedikit heran, biasanya aku menemukan perempuan seperti itu disalah satu organisasi kemahasiswaan yang membidangi bagian kerohanian dimasa kuliahku dulu memang dunia mulai sedikit berubah, Pasti rasa kopinya makin seru, sempat juga karena keisenganku aku tanya beberapa pertanyaan tentang kopi, dengan tenang perempuan itu bisa menjawabnya, ini benar peracik kopi, namanya vina bukan perempuan itu, aku tau karena disaat aku menayakan tentang kopi aku selipkan pertanyaan untuk tau namanya, tapi tidak perlu aku ceritakan tentang vina, tidak penting, aku punya ditaku sayang yang melebihi vina.
Ditaku sayang yang setia.
Gei sayang kamu udah berangkat???
Aku hampir saja lupa mengabarinya, pasti gara-gara perempuan peracik kopi berjilbab panjang vina namanya vina..
Iya sayang ini aku baru siap minum kopi terus langsung berangkat, nanti kalau udah di rumah aku kabari ya sayang, I love you so much much much more..
Bhayy....
Tadi aku pesan kopi hitam pekat tanpa gula tapi racikan vina, aku senyum sendiri..
Kesalahan yang indah.
Cerita yang sangat terinspirasi bagiku.
Luar biasa.
Salut @agusdiansyah
Terima kasih, pasti abang membacanya,
Tapi yakin bang itu masih banyak kekurangan, jadi jangan segan segan untuk menkritik baik dari segi alur cerita atau mungkin cara penulisan,,
Pasti apa yang saya tahu, saya akan berbagi dengan yang lain. Ini memang postingan yang sangat berkualitas.
Saya harap anda dapat membukukan cerita ini. Biar cerita anda dikenang oleh orang lain. Cuma sangat disayangkan sekarang, banyak cuma meng upvote tanpa melihat dan memahami isi cerita tersebut. Tetapi kalau duluan membaca cerita dan meng upvote, malah ceritanya lebih indah.
Mudahan saja bang ada yang ingin membaca tulisan yang hanya masih serpihan serpihan dari penulis handal, semoga semoga
Dita???
Hmmmmmm
Nama samaran yang keren juga, atau memang ada di dunia nyata.
Memang tak bertepi
Ini cuma cerita fiksi jangan sangkut pautkan dengan realita kadang hampir ada kesamaan nama, karakter, dan tempat, itu hanya fiktif belaka.
Seubab narit teubit lam babah, meu kaleupah han ek le talet.
Jawabannya ada dalam segelas kopi.
Kopi aceh memang banyak kelebihan dari segi rasanya, munhkin akibat tanah yang subur dan ditambah yang racik sidara mameh..
Saya sangat tertarik dengan kisah ini dikarnakan saya juga pecandu kopi...hehehe mudah mudahan dengan adanya komunitas steemit ini kita lebih banyak tau tentang budaya dan kelibihan diseluruh dunia....steemit yessss
Cocok bang, yang saya maksud juga kopi aceh
Jangan lupa sering main main ke kolom reply postingan saya, mungkin sepatah yang bisa bermanfaat untuk abang hahaha
Kreatif
Pandai memanfaatkan moment
Lanjutkan aduen
Baiklah, akan selalu kita manfaatkan
Kopi dan kasih sayang..
Pasti kasih sayang dia, bukan vina
kopi merupakan hal yang mulai susah untuk dipisahkan dari diri kita.
jadi @agusdiansyah kalau disuruh milih, milih kopi, dita atau vina?
hahahha
salam sukses bro!!!
Hahaah @aris22 pertanyaan 3 pilihan yang anda berikan cukup sulit untuk dijawab, tapi pastinya saya akan memilih untuk melanjutkan cerita kopi dan air mata sepinya tak akan pernah bertepi..
Mubuttt