Jadi dirimu asal Sukabumi, Teh? Tapi tinggal di Palembang, ya? Salam kenal, Teteh cantik! :)
Btw, saya kok sedih ya melihat nasib bapak ini..., teringat jika beliau adalah salah satu anggota keluarga kita, betapa mirisnya hati menyaksikan dirinya yang malah dijadikan bahan hiburan bagi anak-anak.
Takutnya nanti, anak-anak malah jadi tidak lagi mampu menghargai dan memilah-milih, mana yang layak jadi lelucon mana yang tidak.
Anyway, thanks untuk sharing artikelnya,dan selamat beraktivitas, Teh!
Salam,
Alaika
Yaa...saya lahir dan besar di kota Sukabumi, dan saat ini berdomisili di Kota Palembang. Saya angkat tentang seseorang yang sangat legendaris di kota Sukabumi yaitu ATRET karena sosok ini unik dan tidak ada di kota manapun di Indonesia yang punya Ikon seperti kota Sukabumi. Saya rasa orang Sukabumi malah kagum dengan sosok ATRET ini, beliau telah menjelma menjadi IKON sejak kami masih kecil sampai kami dewasa. Pada dasarnya tidak ada hal yang harus dikhawatirkan karena anak2 anak di jaman itu tidak seekstrim jaman saat ini. mereka punya batasan2 dalam berperilaku. Untuk kamipun saat itu ketika masih kecil (SD) kebetulan saya tinggal dengan nenek saya di daerah JL. Sriwedari kota Sukabumi, dan kebetulan juga saya tahu tentang cerita awal mulanya ATRET kenapa bisa jadi seperti itu adalah lewat cerita nenek saya yang seorang guru Bhs Inggris dan Belanda di SKKA dan SKKP kota Sukabumi, salah satu murid beliau adalah adik kandungnya ATRET..., maka sangat tahu dan sangat jelas kenapa dan ada apa dengan ATRET. Jadi bila suatu saat Atret lewat rumah kami , maka bagaimanapun Atret kami anggap sewajarnya, kami beri makan dan minum....sementara anak2 sekitar menungguinya sampai Atret selesai makan, dan siap untuk mereka perintahkan ... menstarter mobilnya, menyuruhnya majuuu...mundurr.....ngerem dll. Kalau menurut saya ...suatu hal yang wajar saja bila situasi dan kondisinya saat itu anak2 menjadikannya suatu hal yang ditunggu-tunggu dan kadang dijadikan bahan candaan, secara hukum sosial itu harus dimaklumkan, kecuali bila Atret saat itu tidak dibiarkan untuk mengintari kota Sukabumi oleh keluarganya, mungkin tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan keluarganya....tapi anak2 pada jaman itu anak2 yang saya rasa normal dalam bersikap, normal pula dalam bersosialisasi, mereka tidak sampai kepada yang tidak berperi kemanusiaan. ya sesuai umur mereka kadang diajaknya Atret bernyanyi gelang sipatu gelang dll. Saya sih melihatnya positif saja saat itu ya... anak2 ceria dan Atret pun ceria, tapi tidak tahu kalau perlakuan di lain tempat. Nyatanya anak-anak kota Sukabumi yang saat itu mengenal Atret kini sudah banyak jadi orang-orang yang hebat dan mereka tetap bangga kok dengan pernah mengenal sosok ATRET sampai saat ini. Walaupun ATRET sudah menghadap yang Maha Khaliq. Jangan khawatir generasi kami yang mengenal ATRET adalah generasi yang punya empati baik, kami bukan generasi gadget...karena itu Atret aman selalu pada masanya dan tetap terkenang, oke thank uuu...terima kasih sudah mampir di halaman saya @alaikaabdullah salam kenal. @betterlife (lella efsa)
Halo Teh Lella. Trimakasih untuk jawabannya yang sangat menenangkan ini. Saya hepi mendengarnya. Alhamdulillah kalo begitu, Teh. Haturnuhun pisan, nyak, untuk response dan penjelasannya.
Selamat melanjutkan aktivitas, Teh!
Salam hangat dari Bandung.
Kereeen, pokoknya speechless😊 n terharu baca cerita, n denger kehidupan anak2 jaman old yg keren tapi tidak alay😁.