Assalamualaikum Wr.Wb sahabat steemits sama seperti sebelumnya hari ini saya akan membahas isu atau masalah ketiga yang ada di Aceh, isu ketiga ini juga sudah termasuk ke dalam tradisi yang ada di dalam masyarakat, nah kali ini saya akan membahas tentang perayaan uroe raya atau dengan bahasa Indonesia disebut juga dengan Perayaan hari raya, teman-teman pasti penasarankan gimana sih perayaan uroe raya ini yuks simak terus hingga habis.
Dalam tradisi dan isu perayaan uroe raya ini, terutama perayaan malam uroe raya yang dilaksanakan dengan sangat meriah dengan mengadakan pawai takbir, pawai takbir ini biasanya dilakukan pada uroe raya idul fitri dan uroe raya idul adha, yang terjadi 1 tahun 1 kali, pawai takbir ini pertunjukan seni nya bermacam-macam, ada yang menggunakan mobil hias, becak hias, dan kendaraan lainnya, dalam pertunjukkan seni dan pawai takbiran yang dilakukan setiap menjelang uroe raya, juga disertai bacaan-bacaan takbir yang sangat merdu, pawai takbir ini juga dipertandingkan antara satu kampong dengan kampong lainnya,disini nanti dewan juri pelaksaanaan pawai takbiran akan melihat pertunjukkan seni dari mana yang bagus, dan barisan kampung mana yang terlihat rapi ketika sedang melakukan pawai takbiran, kalau di banda Aceh biasanya startnya itu di Masjid Raya Baiturrahman, peserta yang mengikuti pawai takbiran ini mencapai ribuan orang yang ada diseputaran banda Aceh dan Aceh besar, bahkan jalanan di seputar pasar Aceh sebelum masuknya waktu shlat isya jalan tersebut sudah di tutup oleh pihak kepolisian, pelaksanaan pawai takbir ini biasanya dilaksanakan selepas shalat isya, ketika pawai takbiran sedang berlangsung pihak kepolisian pun menjaga jaga keamanan yang tujuaannya agar tidak terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena pada saat pawai takbiran berlangsung jalan kerap macet.
Pada saat orang-orang sibuk melakukan pawai takbir, ada hal atau kesibukkan yang lain yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak ikut pawai takbir dan yang tidak ikut menonton pawai takbir yang sedang dilaksanakan di daerah mereka, perayaan malam uroe raya ini juga disibukkan dengan berbagai macam jenis kembang apuy atau kembang dan petasan dari harga yang mulai ribuan, ratusan bahkan jutaan yang rela dikeluarkan oleh masyarakat demi melakukan perayaan malam uroe raya ini, kembang api dan petasan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja bahkan orang dewasa pun ikut melakukan perayaan malam uroe raya ini dengan membakar petasan dan kembang api, hal inilah yang menjadi isu atau masalah yang ada di dalam masyarakat,sebenarnya kebiasaan perayaan malam uroe raya dengan kembang api dan petasan ini bukan ciri khas orang Islam dalam menyambut malam uroe raya, tetapi hal ini lah yang sudah menjadi darah daging di dalam masyarakat Aceh khususnya.
Bahkan kembang api dan petasan ini benda yang sangat berbahaya, kenapa saya bisa mengatakan begitu? Seperti yang kita lihat diberita-berita sekarang baik dikoran maupun medsos jelas sekali bahkan banyak sekali rumah-rumah dan bangunan-banguan terjadi kebakaran pada malam uroe raya yang disebabkan oleh petasan dan kembang api.
https://goo.gl/images/7KRdW7
https://goo.gl/images/YcZMWB
Disamping kebakaran rumah tersebut terdapat hal atau dampak negatif lainnya, yaitu : Pertama, kembang api dan petasan ini dapat melukai anggota tubuh orang yang sedang memegang benda tersebut atau orang yang berada di sekitarnya. Kedua, suara petasan dan kembang api itu yang begitu besar dan bergetar sehingga bisa membuat pendengaran rusak bahkan gendang telinga pun bisa pecah. Ketiga, mengganggu kesehatan masyarakat, petasan dan kembang api tersebut juga merupakan zat kimia yang sangat berbahaya, jika ada orang sekitar yang menghirup bau tersebut bisa saja terkena sesak nafas. Keempat, dengan benda tersebut bukan hanya manusia saja yang terluka, tetapi hewan juga akan mengalami luka bahkan syok ketika mendengar suara pantulan ledakan yang sangat hebat.
Sahabat steemits sampai disini dulu ya pembahasan kita, Assalamualaikum wr. Wb.