Aceh adalah sebuah daerah khusus di Indonesia yang sangat kental dengan ragam kebudayaan dan tradisi dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Hampir setiap segi kehidupan masyarakat Aceh sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dan budaya turun temurun yang diwarisi oleh kakek nenek di masa lalu. Keragaman budaya ini masih sangat terjaga keutuhannya meskipun dunia sudah demikian cangihnya.
Aceh is a special region in Indonesia that is very thick with a variety of cultures and traditions in every aspect of community life. Almost every aspect of the life of the people of Aceh is strongly influenced by the hereditary customs and cultures inherited by grandparents in the past. Cultural diversity is still very intact despite the world is so cangih.
Kefanatikan akan konsekuensi alam terhadap pelanggaran adat dan kebiasaan masih sangat melekat dalam benak masyarakat aceh sebagian besarnya. Sebenarnya hal ini adalah hal yang sangat posotif dan wajib untuk dipertahankan. Karena jika suatu saat budaya dan tradisi ini menghilang, maka tidak menutup kemungkinan citra dan marwah bangsa Aceh akan tergantikan. Oleh karenanya, teruslah menjaga kearifan dan kekekalan tradisi budaya aceh agar selalu terjaga tidak hilang ditelan zaman yang semakin hari semakin kejam
The bigotry of the natural consequences of customary and customary violations is still very much inherent in the minds of aceh people in large part. Actually this is a very posotif thing and must be maintained. Because if one day these cultures and traditions disappear, it does not close the possibility of the image and marwah of Aceh will be replaced. Therefore, continue to maintain the wisdom and eternity of aceh cultural traditions in order to always wake up not lost in the increasingly cruel days.
Berikut ini saya mencoba mengulas sedikit tentang beberapa jenis makanan khas aceh yang saya namakan "KUE RITUAL". Nama ini sengaja saya sandangkan karena hampir di semua ritual adat yang telah saya lalui selalu berjumpa dan bertemu dengan jenis - jenis kue ini. Beranjak dari rasa penasaran akan pengaruh dan peran dari kue ini, tergugahlah saya untuk mengangkatnya dalam sebuah narasi kiranya nanti mendapatkan masukan tentang asal muasal dan fakta sejarah serta keyakinan mistis yang masyarakat Aceh yakini yang terkandung dalam kue ini.
Here I try to review a little about some typical types of aceh food that I call "RITUAL CAKE". I intentionally name this name because almost in all custom rituals that I have been through always meet and meet these types of cakes. Moving from the curiosity of the influence and role of this cake, I was encouraged to lift it in a narrative would later get input on the origin and historical facts and mystical beliefs that the people of Aceh believe contained in this cake.
Berikut beberapa jenis - jenis Kue Ritual yang selalu saya jumpai di setiap pelaksanaan Ritual Adat Aceh :
Here are some types of Ritual Cake that I always encounter in every implementation of Aceh Adat Ritual:
1. Kue Wajeb
Wajeb adalah sebutan untuk kue yang pertama ini. Nama wajeb ini tidak berlaku di semua daerah yang ada aceh, masing - masing daerah mungkin memiliki sebutan dan nama yang berbeda. Seperti yang saya temukan di beberapa tempat ada yang menyebutnya WAJIK. Terlepas dari perbedaan namanya, bahan baku dan model kue ini tetaplah sama.
Kue ini terbuat daripada beras ketan yang dikukus kemudian dibalut dengan air gula sehingga membuat beras yang telah dikukus itu menjadi lengket. Menurut beberapa orang tua yang sempat saya pertanyakan, pada kelengketan inilah terdapat suatu kepercayaan bahwa dapat mengeratkan suatu hubungan. Karena faktor inilah membuat kue ini menjadi kue yang wajib disajikan dalam setiap ritual perkawinan.
** 1. Wajeb Cake **
Wajeb is the name for this first cake. This wajeb name does not apply in all areas of Aceh, each region may have different names and names. As I found in some places there is a call ** ** **. Regardless of the difference in name, the raw material and the cake model remain the same.
This cake is made of sticky rice steamed and then wrapped with sugar water so that makes steamed rice becomes sticky. According to some parents I could question, in this adhesion there is a belief that it can solidify a relationship. Because of this factor makes this cake into a cake that must be served in every marriage ritual.
2. Kue Meuseukat
Kue jenis kedua ini disebut dengan meuseukat, sejauh yang saya ketahui nama kue ini hampir sama disemua daerah yang ada di Aceh. Bahan baku membuat kue ini adalah Gula Pasir yang dimasak dengan tepung, mentega dan telur. Namun yang mendominasi kue ini adalah Gula Pasir.
Kepercayaan mistis yang terkandung dalam kue ini adalah hampir sama dengan wajeb/wajik di atas. Namun dengan manisnya gula yang terkandung dalam kue ini juga diharapkan menjadi simbol kenikmatan dalam hidup agar selalu dibalut dengan keaenangan dan kesuksesan. Sehingga kue ini juga seringkali menjadi pelengkap dalam Ritual Perkawinan.
3. Kue Haluwa
Kue jenis yang ketiga dikenal dengan Haluwa, tidak banyak referensi yang saya temui dengan kue jenis satu ini. Dari segi bahannya, kue ini terbuat dari beras yang direndam dengan air kapur sirih, yang kemudian digiling menjadi tepung kasar seperti perut ikan, setelah itu baru dimasak dengan air gula sehingga berasnya menyatu.
Kepercayaan mistis yang terkandung dalam kue ini sama dengan kedua kue di atas, yaitu dapat mengeratkan hubungan dalam perkawinan sebagaimana keeratan beras yang telah menyatu dengan air gula. Sehingga kue ini juga sering kali menjadi sajian wajib dalam ritual upacara perkawinan masyarakat Aceh.
** 2. Meuse cakes **
This second type of cake is called meuseukat, as far as I know the name of this cake is almost the same in all areas in Aceh. The raw material for making this cake is Sugar Sand that is cooked with flour, butter and egg. But that dominates this cake is Sugar Sand.
The mystical beliefs contained in this cake are almost the same as the wajeb / diamonds above. But with the sweetness of sugar contained in the cake is also expected to be a symbol of pleasure in life to always be wrapped with the keaenangan and success. So the cake is also often a complement in Marriage Ritual.
** 3. Haluwa Cake **
The third type of cake is known as Haluwa, not many references I encountered with this type of cake. In terms of ingredients, this cake is made of rice soaked in water whiting, which then milled into a coarse flour like a fish's belly, after that just cooked with sugar water so that the rice together.
The mystical beliefs contained in this cake are the same as the two cakes above, which can solidify the relationship in marriage as well as the tightness of rice that has blended with the sugar water. So this cake is also often a mandatory dish in the ritual of marriage ceremony of the people of Aceh.
Selain ketiga kue di atas, ada beberapa jenis kue lainnya yang seringkali menjadi hidangan dalam upacara adat aceh, namun itu akan coba kita ulas pada lain kesempatan. Kiranya tulisan ini dapatlah menjadi bahasan yang patut untuk diperhatikan demi keutuhan dan keabadian adat istiadat Seuramoe Meukah yang sangat kita banggakan.
In addition to the above three cakes, there are several other types of cakes that often become dishes in traditional ceremonies aceh, but that we will try to review on another occasion. Perhaps this paper can be a deserved discussion for the unity and timelessness of the Seuramoe Meukah customs that we are very proud of.
Memang naluri jurnalistik adoe @alqudsy luar biasa
nama kuenya kok hampir sama di Jawa Timur yaa
terutama dari Mojokerto
lanjut saudara
enak semua itu bang.. salam
Congratulations @alqudsy! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @alqudsy! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!