Bermula dari sini
Masih kutatap pintu kayu rumah purnama, berharap bulan itu datang menyambut, menyuguhkan kopi tubruk seraya mendedah rupa-rupa kenangan menakjubkan. Tapi, tak ada seorangpun yang datang, rumah itu senyap. Hanya kayu-kayu supak, lambaian ranting-ranting yang dikirim angin ke pekarangan, diayun-ayun bayu senja.
Ahaaa, ingatanku melayang mengingat awal mula berdirinya pondok ini. Panteue lama tempat hujjah orang-orang muda yang biasa, mendedah banyak hal luar biasa. Jiwa kembali berlintasan sejak balai-balai itu berdiri beberapa tahun lalu, memilin-milin jari menghitung jarak waktu sembari mengeja nama-nama satu persatu.
Ada matarantai yang terputus. Terpelanting aku ke gulir musim di sepanjang jalan, di deret-deret dusun, mengayuh dua roda pengganti kaki mengitari lorong-lorongnya, kulihat satu dua batang ilalang kering, sendiri dan sunyi, menanti musim untuk tumbuh, sampai tukang rumput membabatnya kembali.
Ya seperti ilalang yang tumbuh di tengah rerumpunan, ditebang petani ketika musim berladang. Seperti ilalang di tengah padang, aku merenda angin dalam jejak-jejak bocah, ilalang yang tumbuh di pojok taman menungu tumbuh tunas-tunas muda
Begitulah dinamika hidup, teman datang dan pergi, silih berganti. Ada yg mengadu, ada yg sekedar kompensasi. Itu tidak boleh dihindar meski terkadang kita hanya menjadi badut. Tapi mash lebih baik daripada tidak menjadi apa-apa. Setidaknya akan menjadi hiburan yg membuat orang gembira. Sebab orang bahagia itu bukan karena banyak teman, tapi mampu memberi rasa bahagia pada temannya.
Di situlah kebanggan ketika tunas-tunas bertumbuh kembang, kegembiraan menghirup wangi semerbaknya. Itu sudah bahagia. Seperti kata para bijak, bahwa untuk menjadi orang besar itu tak mesti harus terkenal. Sebab, ada banyak nabi yang tidak ada dalam kitab suci, tapi mereka tetap berpangkat rasul, utusan Tuhan, yang memiliki derajat mulia di dunia dan mulia di akhirat.
Karenanya jangan pernah kecewa bila tidak dikenal orang. Yang terpenting bagaimana dapat mempersembahkan yang terbaik untuk segenap manusia, cinta dan semesta sebagai rangkaian pengabdian kepada Tuhan.
Berbahagialah mereka yang kehidupannya menebar rahmat, bukan menyebar laknat. Berbahagialah mereka yang menanamkan cinta pada alam sekitar sehingga menuai cinta dari makhluk sekitar.
Bersukarialah mereka yang meriangsuka hati orang lain agar makhluk langit ikut tersenyum dan mendoakan mereka.
Bersihkan hati dari iri. Tulislah apa yang bisa engkau tulis tanpa prasangka. Steemit menjadi satu media yang dapat menampung segala ikwalmu untuk diruahkan. Tidak penting apakah ada pundi-pundinya, sebab diberi ruang untuk bisa berada, sudah cukup bahagia. Karenanya rekatkan saja cintamu pada Steemit. Tak perlu berharap SBDnya. Namun yakinkan dia, ketika cintanya sudah terberai, tak siapapun bisa melerai.
Ingat, bahagia itu bila dapat menyapa dan menyampaikan apa yang berjalin-kelindan dengan membahagiakan orang lain.
Coleklah orang yang di sebelahmu dengan tersenyum sembari ucapkan "semoga sukses bahagia ya." Salam Steemian
"Namun yakinkan dia, ketika cintanya sudah terberai, tak siapapun bias melerai" suka dengan kalimat ini.
mencintai jangan separuh hati, kata Dilan, haha
Terus bergerak tak henti-henti
ya add, bergerak jangan berhenti hingga panggilan ilahi
Semoga pantee kan terus menjadi tempat menyenangkan, dan melahirkan die ide kreatif dan inovatif....
mudah2an, aamiin