Roda kehidupan manusia selalu berputar dan tak pehnah berhenti pada satu titik.
Bagaikan siang dan malam yang terus berganti. Siang hari sedianya diisi dengan berbagai kegiatan positif, mengerjakan tugas kita sebagai manusia. Mulai dari kegiatan-kegiatan pribadi hingga tugas-tugas lembaga atau bahkan mencari sesuap nasi untuk mengganjal perut agar tetap bisa terus beraktifitas pada esoknya. Sementara malam adalah sarana yang Allah sediakan untuk kita manusia saatnya beristirahat. Tinggalkan segala hiruk pikuk tuntutan dunia, normalkan kembali saraf, otot dan otak kita.
Begitu pula hidup ini, sejak bumi ini diciptakan banyak Allah perlihatkan kepada kita. Orang yang secara ekonomi berada pada strata menengah kebawah. Tidak ada orang yang menyebut namanya tidak pula dia dipandang sebagai sebagai orang terhormat, teman-temannya tidak begitu memperhitungkan keberdaannya dalam pergaulan. Hanya satu dua orang yang mau melibatkannya dalam pergaulan. Tiba-tiba orang tersebut melejit bak roket ekonominya. Ada yang terjadi secara dadakan ada yang melalui berbagai proses panjang yang harus dilaluinya.
Sementara di sisi lain banyak ekonom hebat, miliader yang hartanya tidak habis tujuh keturunan tersungkur bagai eleng menukik menyambar mangsanya di dasar laut dangkal dan jernih.
Saat dalam keterpurukan tidak banyak yang mau mempedulikan dan akan sangat berarti ketika ada satu tangan yang mengulur mengangkat dari jurang keterpurukan.
Kesuksesan akan menghipnotis banyak orang dan seakan menjadi magnet yang dapat menyedot perhatian dari berbagai kalangan. Seakan hubungan begitu erat dan sudah terjalin lama dengan orang yang sukses. Dua ribu delapan belas tangan disaat sukses tidak lebih berarti bila dibanding dengan satu tangan yang mengulur mengangkat keterpurukan.
Jadilah tangan yang satu jangan jadi diantara tangan dua ribu delapan belas.