SANG PENGUASA "Niccolo Machiavelli"

in #indonesia7 years ago

"Karena ada dua cara untuk dapat menjadi penguasa, yang sama sekali tidak dapat disebut nasib baik ataupun kemampuan yaitu dengan cara jahat/keji dan menjadi penguasa di kota kelahirannya sendiri atas persetujuan sesama warga masyarakatnya" -Niccolo Machiavelli dalam buku Sang Penguasa

Siapa yang tidak mengenal Niccolo Machiavelli seorang negarawan yang banyak berpendapat tentang kekuasaan, ketatanegaraan, militer, dan pernyataan politis yang kontroversial. Seorang pengarang buku Il Principle (Sang Penguasa) yang hidup di dunia barat yang mana kekuasaan jauh dari pandangan moralitas. Mungkin berbeda jauh dengan keadaan penguasa di kerajaan-kerajaan Asia Timur yang mencerminakan magis-religius.

20171227_041406.png

Namun, pendapatnya tentang kekuasaan sampai saat ini memberikan kontribusi terhadap asal usul kekuasaan yang didapat penguasa. Atas dasar apa seorang penguasa memberi perintah dan menghukum warganya yang menolak perintahnya. Bukunya yang berjudul Sang Penguasa, terdapat beberapa pandangan Machiavelli diantaranya:

  • Pandangannya tentang realitas politik

Machiavelli melihat dua arah realitas politik yaitu kepentingan bangsa-bangsa dalam hubungan internasional dan tingkah laku politik. Dalam konteks hubungan internasional yang saling memanipulasi untuk tujuan-tujuan nasional masing-masing bangsa. Kepentingan paling utama di balik hubungan internasional adalah kepentingan ekonomi. Hal ini menurutnya terlihat semenjak masa silam dan tulisannya meramalkan praktek-praktek kekuasaan masa silam akan terus berulang.

Arah realitas politik yang kedua adalah tingkah laku sesungguhnya dari anggota politik. Ia melihat adanya anarki kekuasaan, yaitu rakyat tidak mengakui sepenuhnya kepemimpinan sang penguasa dan golongan elite juga saling bertarung merebut kekuasaan. Machiavelli ingin menunjukkan bahwa, penguasa memanfaatkan legalitas konstitusional untuk melancarkan aksi-aksi politik, serta memanfaatkan bonafinitas lembaga-lembaga agama untuk membangun "opini publik" bahwa penguasa adalah pendukung moralitas, untuk mendapat dukungan rakyat.

"Rakyat banyak gampang dimanipulasi dukungannya lewat penampilan-penampilan sang penguasa secara menarik dan persuasif, rakyat hanya membutuhkan ilusi-ilusi yang kuat dan sangat mudah diyakini dengan apa yang mereka lihat dan saksikan secara langsung"-Niccolo Machiavelli

Realitas politik di Indonesia mungkin tidak jauh dari pandangan Machiavelli. Anarki kekuasaan, perbedaan pilihan penguasa di masyarakat bisa memecah belah bangsa. Tidak mengakui kepemimpinan penguasa yang ada, dan melakukan upaya-upaya permainan politik yang menghibur rakyat sudah sering kita lihat dan rasakan.

20171227_041449.png

  • Politik dan Moralitas

Satu hal yang harus digaris bawahi adalah Machiavellis menganut semacam sinisme moral dalam filsafat politik. Menurutnya politik dan moralitas merupakan dua bidang yang terpisah dan tidak ada hubungannya satu dengan yang lain. Dalam urusan politik, tidak ada tempat membicarakan masalah moral. Satu hal yang penting ialah bagaimana meraih sukses dengan memegang kekuasaan.

Pemisahan tegas antara prinsip-prinsip moral, etika dan prinsip-prinsip ketatanegaraan didasarkan pada perbedaan moral dan tata susila dan kehidupan ketatanegaraan. Moral dan tata susila merupakan suatu kemungkinan yang diharapkan, sedangkan ketatanegaraan adalah suatu kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Karena tidak ada nilai etis dalam kehidupan politik, maka seorang penguasa dapat saja memutuskan dan melanggar perjanjian yang pernah diucapkan baik kepada rakyatnya maupun kepada negara-negara tetangganya.

Jika kita melihat dunia perpolitikan Indonesia, seharusnya pemimpin tidak mencontoh bagaimana yang terjadi di masa silam terkait pemisahan antara moral dan politik. Banyak pemimpin di sekitar kita seakan lupa atas janji-janjinya, memainkan politik yang tidak mencerminkan nilai positif untuk rakyat. Namun, hanya sedikit yang kita contoh dari pemimpin kita terkait dengan moral dan politik.

Setelah saya membaca buku Sang Penguasa karya Niccolo Machiavelli, dapat saya tarik kesimpulan bahwa, Moral dan perpolitikan tidak dapat dipisahkan, begitupula agama dan kekuasaan. Kekuasaan harus ditopang dengan nilai-nilai moral dan agama. Kita harus memaknai bahwa kekuasaan adalah amanah, jika kita tahu bahwa amanah sangat susah untuk dipegang, maka tak akan banyak pemimpin yang lupa akan rakyatnya.

20171227_041428.png

https://drive.google.com/file/d/1Rnw8k-cUce1M6LS5ljIQXstw7DwyUqad/view?usp=sharing link ebook buku sang penguasa.

Salam Hangat
Aris Rinaldi

Sort:  

cerita yang sangat bagus, terus berkarya @arisrinaldi1996

i'd love to read a biografi but i prefer scientist than politic. hehe upvoted already beuh :D