Tulang Punggung di Usia Renta

in #indonesia7 years ago (edited)

Selamat siang para Steemian semua, semoga kita selalu diberikan kesehatan untuk terus berbagi disetiap platform, Amin. Pada siang ini saya kembali menyapa para Steemian semua dalam sebuah postingan yang mungkin bisa menjadi motivasi dan bermanfaat bagi saya sendiri serta besar harapan bisa menjadi sebuah referensi bagi para Steemian semua.

Di langit yang mendung dan di sela kesibukan sebuah pasar, terlihat sebuah warung kecil pojokan yang dikelola oleh seorang nenek dan anak laki-lakinya. Seorang nenek yang berusia 65 tahun dan anak laki-lakinya berumur 38 tahun. Nek mawar dan bang Ham,itulah panggilan para pembeli untuk mereka berdua.


dsc_1762.jpg

Sumber


Setiap harinya mereka menjajakan berbagai macam jenis mie, mulai dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Sambil menghisap sebatang rokok nenek Mawarni melayani segala macam pesanan para pelanggannya dengan sigap,seakan tidak mengenal lelah dan statusnya sebagai wanita yang tua renta. Nek Mawarni memiliki 7 orang anak, dia telah di tinggalkan oleh suami untuk selamanya selama 2 tahun terakhir.

Saat ini nek Mawarni tinggal dikediamannya yang berada di Aksara dengan 3 anaknya dan seorang ibundanya yang sudah sakit-sakitan. Nek Mawarni menjadi tulang punggung keluarganya saat ini,ketiga anak gadisnya tak kunjung menikah di usia mereka yang tidak muda lagi. Walau harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk berjualan nek Mawarni dan anaknya Hamdani seakan tidak pernah jenuh, karena tuntutan ekonomi yang mendesak mereka tidak ingin memperdulikan keletihan mereka.


image-cucu-dari-nenek-yang-merokok-punya-resiko-lahir-autis-serem-iih-.png

Sumber


Sebelumnya warung kaki lima Nek Mawarni menjual banyak jajanan seperti minuman ringan, mie, dan rokok. Semenjak menggobati penyakit penyumbatan jantung Alm suaminya sebagian hartanya terjual hingga saat ini beliau hanya mampu menjual mie. Selain merawat ibunya, nek mawarni juga pernah merawat mertuanya yang lumpuh. Seakan tidak peduli dengan keterbatasan ekonominya nek Mawarni juga mengobati penyakit Stroke mertuanya.

Setiap hari sepulangnya berjualan nek Mawarni selalu menggendong mertuanya yang lumpuh untuk memandikannya dan mengajaknya jalan-jalan. Sampai akhirnya sang mertua meninggal dunia pada tahun 2008 di kediaman nek Mawarni. Mertua atau orang orang tuanya diperlakukan dengan sama, bagi nek Mawarni mereka tetap orang tuanya. Di mana banyak istri tidak cocok dengan mertuanya tapi nek Mawarni dengan segala kekurangan sigap mengurus mertuanya yang tak berdaya.


dsc_1771.jpg

Sumber


Sebagai seorang anak, bang Hamdani pun tidak pernah lelah menemani sang ibu berjualan selama 20 tahun itu. Tanpa memikirkan saingan dan modal yang kecil bang Hamdani dan nek Mawarni tetap gigih untuk berjualan. Bagi bang Hamdani,” tidak perlu memikirkan untung besar asalkan modal balik dan bisa membeli kebutuhan dapur saja sudah cukup. Jangan sampai hidup menyusahkan orang lain walau pekerjaan cuma di kaki lima” katanya.

Salam @arulchandra