Kehadiran Forum Aceh Menulis (FAMe) dan steemit bagaikan angin segar di tengah gersangnya budaya menulis masyarakat. Di tengah upaya membumikan literasi, steemit dan FAMe hadir seolah menjadi penawar untuk menyemai kegersangan tersebut. Pada Sabtu, 20 Januari 2018 lalu, kelas FAMe diisi serentak oleh kurator dan steemians senior di tiga kota: Lhokseumawe, Sigli, dan dan Meulaboh. Malam harinya setelah pertemuan tersebut, lahirlah beragam tulisan dari peserta FAMe dengan berbagai angle yang diposting di steemit.
Ini tentu hal yang luar biasa. Saya ingat betul dulu ketika mengisi pelatihan menulis bagi mahasiswa ataupun di komunitas menulis. Saat itu pemateri kerap memberikan pesan kepada mahasiswa tersebut agar mulai menulis. Jika tulisannya telah selesai, boleh dikirim ke email untuk direvisi. Namun sayang, saat itu hanya beberapa orang saja yang menulis dan mengirim tulisan. Selebihnya hanya meramaikan suasana. Saat itu, mengajak orang untuk menulis seperti mengajak orang untuk ikut berperang ke Palestina atau Suriah. Sulit.
Namun keadaan hari ini sungguh berbeda. Literasi masyarakat Aceh semakin menunjukkan pesonanya. Kehadiran FAMe dan steemit mampu menggerakkan tangan banyak orang utuk menulis. Jika sebelumnya kita bersusah payah mengajak orang untuk menulis, maka hari ini banyak yang menulis bahkan tanpa ajakan yang berarti sekalipun. Jika sebelumnya tulisan ada karena sudah diminta, hari ini banyak yang mengirim tulisan bahkan tanpa diminta sekalipun.
Hal ini tentu menggembirakan. Literasi masyarakat Aceh semakin menggeliat, terutama di kalangan anak muda. Jika sebelumnya banyak yang menulis status galau dan balas-balas pantun di sosial media, hari ini mulai beralih ke steemit. Jika dulu menulis sebulan sekali, maka sekarang muncul tagline: one day one post. Karena dituntut demikian, maka semakin banyak orang membaca dan berpikir tentang tema apa yang akan ditulis hari ini. Banyak orang yang daya pikirnya semakin liar dan menangkap hal-hal sederhana di sekitarnya sebagai ide tulisan. Bahkan seekor kodok pun bisa dijadikan sumber inspirasi tulisan. Suatu hal yang jarang terjadi sebelumnya.
Tidak hanya itu, kini menulis bukan hanya dilakukan oleh orang yang tertarik pada dunia penulisan saja, tapi juga dilakukan oleh orang-orang yang selama ini bahkan menolak untuk menulis. FAMe dan steemit menjadi wadah dan duet maut untuk menggerakkan literasi. Betapa tidak, FAMe dan steemit yang sama-sama mulai booming sejak Juli-Agustus 2017 lalu seolah berjalan bersisian dengan satu tujuan. FAMe adalah wadah belajar yang konsen dalam bidang penulisan, sedangkan steemit adalah wadah untuk menulis. Artinya, setelah belajar menulis di FAMe, ilmunya bisa langsung diaplikasikan di steemit. Begitu juga dengan nilai-nilai dasar yang dimiliki keduanya bahwa orisinalitas tulisan adalah hal utama dalam menulis. Benar-benar duet maut.
Walau tidak bisa ditampik bahwa banyak orang menulis di steemit karena terpicu oleh rewards yang ditawarkan, tapi ini tetap kabar baik. Terlepas dari faktor apa yang memotivasinya, diakui atau tidak, budaya menulis mayarakat semakin menampakkan binarnya. Generasi cerdas sedang dibentuk. Menumpahkan sumpah serapah di sosial media bukan lagi zamannya. Kini kritik sosial bisa disampaikan dengan lebih elegan melalui tulisan.
Akhirnya, selamat bergabung di dunia literasi. Tetaplah istiqamah menulis walau apapun yang yang terjadi. Bahkan ketika steemit ditutup sekalipun.
Nb: Seluruh foto bersumber dari grup WA FAMe
Eksistensi FAMe sebagai pemupuk kemampuan literasi semakin bermakna (ramai diminati) dengan hadirnya Steemit sebagai wadah utk menuangkan tulisan.
Satu kata untuk keduanya "Bertuuss..." :D
Terima kasih.☺
Salam Literasi
Sama-sama "L" :)
😁
Alhamdulillah.
Benar2 duet maut Pak kan?
Hehe...
saya berharap duet bahagia. bukan duet maut. takut saya dua2 hilang. @asmaulhusna91
Hahaha...
Ok, siap Pak. Mari sama2 berbahagia 😁
Memang luar biasa pengaruh kehadiran FAMe dan Steemit ini ya. Bikin orang ketagihan untuk menulis.
Eh, atau, ketagihan mengejar rewward? wkwwkk
Haha...
Terlepas motivasi mengejar rewards, yg jelas Asma senang karena sekarang banyak orang yg menulis 😉
Sampai stimid tutup sekalipun.
Bek ile tutup hai
Golom merempek sapu nyo😀😁
Atra tanyoe Bang, sabe troh kapai pula lada. Gob ka kaya, tanyoe baro daftar😂
Jujur, lon gara2 steemit, kasering lon tumuleh, walau hanya refiew2 film.. Bagi saya ini luar biasa positif Asma
Iya Bang
Steemit membuat daya pikir kita semakin liar karena "dituntut" one day one post😂
Yg jelas, sangat berpengaruh positif
Kalimat penutupnya membuat newbie was-was kak. Apalagi yang baru-baru membakar api semangat nulis di steemit, serasa ditiup angin topan api semangatnya kak. Padam.
Hahaha...
Harus tetap semangat. Luruskan niat utk menulis, bahwa apapun yg terjadi, kita akan tetap menulis.
Kan ada nasihat yg mengingatkan bahwa sesuatu itu semakin dikejar, semakin lari. Biarkan dolar hanya menjadi bonus bagi kita.😉
Wah... intinya tetap istiqomah kan kak 😁 sepaket dengan nasehatnya kak. Nggak bantah lagi.
Haha...
Iya, semoga kita istiqamah
Mantap @asmaulhusna91, salam ya buat Intan Payung Risman Rachman, haha
Haha...
Ok, siap
Terima kasih sudah berkunjung
FAMe mempertemukan dan mengikat pena2 para penulis Aceh, baik yang udah jadi legend atau yang baru meraut pena. Steemit dengan Kurator dan Steemiansnya mencerahkan pemuda2 Aceh untuk mendapat pemasukan dari tulisan, memaksa pemuda untuk meriset dan membaca. Yang paling penting juga bagi saya, saya kenal asma di FAMe :)
Menulis memang memperluas pertemanan. Asma juga senang kenal dgn teman2 FAMe Banda ☺
Jadi pengen silaturahmi ke FAMe Lhokseumawe :)
Ya, mari berkunjung ke FAMe Lhokseumawe :)
Siap! :)
Semoga dunia literasi di Aceh kian cerah
Tidak hanya cerah, tapi semoga juga semakin memesona ☺
Amin