Ini adalah pengalaman pertama saya mendampingi pembangunan rumah dhuafa dari program sosial yang diinisiasi oleh Edi Fadhil, founder Cet Langet Rumoh (CLR). Bagi peselancar aktif di dunia maya, khususnya facebook, tentu tidak asing lagi dengan nama Edi Fadhil yang namanya dikenal sebagai sosok pegiat sosial yang telah banyak membantu fakir miskin. CLR adalah sebuah gerakan sosial yang bergerak dengan dukungan dana dari jamaah facebook. Menariknya, 70 persen jamaah facebook yang ikut menyumbang tersebut belum pernah saling mengenal dan bertemu secara langsung. Setiap donatur hanya terhubung via sosial media yang melihat kondisi masyarakat yang perlu mendapat bantuan melalui postingan di akun facebook.
Bantuan yang diberikan beragam. Mulai dari modal usaha, beasiswa bagi anak putus sekolah, membangun rumah bagi kaum dhuafa, hingga membangun sekolah di daerah pedalaman Aceh. Jika sebelumnya saya hanya mengusulkan serta mendampingi bantuan modal usaha dan beasiswa untuk anak yatim di seputaran kampung saya, kali ini saya mendapat kesempatan untuk menjadi relawan pembangunan rumah dhuafa.
Pengalaman ini tentu berbeda dengan pengalaman mengusulkan bantuan modal usaha atau beasiswa bagi anak yatim. Jika sebelumnya saya menerima kiriman dana untuk membelanjakan barang jualan untuk isi kios, kali ini saya berjibaku dengan barang-barang bangunan yang sebelumnya tidak pernah saya geluti. Jika sebelumnya saya akrab dengan dunia penulisan dan mengisi pelatihan, tiba-tiba saja saya menjadi akrab dengan berapa harga seng per lembar, bata, semen, papan mal, pasir cor, dan batu coral.
Selaku pengalaman pertama, ini tentu asing bagi saya. Apalagi mendampingi pembangunan rumah yang memang lebih identik dikerjakan oleh kaum lelaki. Beruntungnya saya punya Abang yang bersedia membantu mengkoordinir pembangunan rumah dhuafa tersebut. Abang saya mungkin gak tega melihat adik perempuannya ini pergi ke toko bangunan untuk beli seng, kawat besi, dan semen. Atau boleh jadi penjualnya juga kurang yakin jika yang belanja ke toko bangunannya adalah seorang anak perempuan. Hehe...
Walau sebelumnya belum pernah punya pengalaman mendampingi pembangunan rumah, ini tentu menjadi pengalaman berharga bagi saya. Saya melihat langsung bagaimana raut wajah sumringah Tgk. Raman, penerima bantuan rumah tersebut ketika saya berkunjung ke tempatnya untuk mengabarkan bahwa beliau dan keluarganya akan mendapat bantuan rumah. Tgk. Raman yang sehari-hari hanya bekerja memanjat kelapa di kebun orang terlihat begitu bahagia mendengar kabar tersebut. Bagaimana tidak, rumah beliau yang ditempati saat ini hampir rubuh dan dengan kondisi bocor di mana-mana. Hampir di setiap sudut rumah terdapat ember menampung air untuk jaga-jaga ketika hujan turun.
Lalu apa hubungannya tulisan ini dengan Adnan ganto? Karena beliau adalah donatur yang membantu dana untuk pembangunan rumah Tgk. Raman hingga selesai. Apakah Adnan Ganto mengenal Tgk. Raman? Tidak. Beliau sama-sekali tidak mengenal orang yang dibantunya tersebut. Lalu apa Tgk. Raman mengenal Adnan Ganto? Tidak. Beliau bukan orang yang berkecimpung di ranah politik dan akademik sehingga mengenal siapa itu Adnan Ganto. Tapi yang beliau tahu, Adnan Ganto adalah orang yang telah memberinya bantuan yang luar biasa. Tidak saling mengenal wajah, juga tidak ada pertalian darah. Namun inilah kebaikan, tidak mengenal jarak dan tidak harus tersekat pada status orang dekat, apalagi karena alasan relasi pejabat.
Terima kasih banyak Adnan Ganto.
Congratulations @asmaulhusna91! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Congratulations @asmaulhusna91! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!