MILLENIAL MUNGKIN SEMISAL DURIAN

in #indonesia7 years ago (edited)

image

Pernahkah kamu hidup di zamanku saat bulan Ramadhan ? Ramainya setelah Shalat Shubuh, aku mengenalnya dengan nama asmara subuh. Berbondong-bondong kami (anak-anak) menyusuri kampong-kampung setelah shubuh, sebagian besar jalan kaki seperti aku, sebagian lagi bersepeda, tak jarang sepedanya ada keranjang di depan, sudah jarang ada di jaman now. Kami berteriak lantang, berbicara dengan suara-suara keras, tak jarang harus berlari saat menyusuri pekarangan kuburan. Jam 8 pagi menuju kembali arah rumah, tak langsung pulang. Sebagian kami main pingpong, main catur atau main ludo or monopoli.

Pergeseran itu mulai terasa sekarang, saat ABG kekinian disebut anak-anak millenial, bermodal gawai yang sering buat mereka berekspresi di depan layar, genit sendiri, ketawa terpingkal sendirian, cengengesan sendiri, bahkan fotopun bisa sendiri dengan ekspresi yang sebagian membingungkan. Lalu apa hubungannya mereka di Bulan Ramadhan?

Mereka bukan gerombolan pejalan shubuh yang masif seperti kami, mereka pengguna jalan setelah Ashar. Alat transportasi canggih, dominannya pakai sepeda motor, sebagian lagi pakai mobil. Mereka tak mengistilahkan asmara Ashar, tapi ngabuburit, bersisian di jalan raya sambil bercerita cekikikan adalah gaya hidup. Jangan coba mengklakson mereka jika kau buru-buru di jalan raya, seketika mata tajam menerpamu, menusuk hingga ke ulu hati. Mereka anak-anak muda bersemangat, masa depan cerah, pikiran cemerlang, ide teknologi yang menawan, sayang mereka bukan tipe pejuang yang punya mental kuat, ditempa oleh kesusahan dan empati.

Zamanku warung berpantang buat perempuan, kecuali mereka yang sedang dalam perjalanan dan menyinggahi untuk melepas dahaga dan lapar. Remaja putri seolah tak boleh berkeliaran saat magrib tiba, terlebih di bulan Ramadhan, menyiapkan berbuka di dapur dan berdandan hanya untuk menikmati berbuka bersama ayah bunda dan keluarga. Buka bersama istilah yang asing di saat itu, paling hebat saat memperingati Nudzulul Quran di Meunasah, Surau atau Mesjid, itupun laki-laki dari berbagai varian usia yang hadir, jika pun ada perempuan, pasti levelnya emak-emak.

image

Beda pula persepsi warung zaman sekarang, tak lagi warkop pun namanya, istilah millenialnya adalah Cafe yang tak lagi berpantang bagi perempuan remaja bahkan di waktu magrib sekalipun. Di depan mejaku sekelompok perempuan ABG, buka puasa sudah berlalu hampir 5 menit, jus pokat kopi ku sudah hampir kandas, tapi mereka masih sibuk dengan gawainya, berkamera ria. Aku yg di belakang mereka pun ikut sesekali bergaya mengambil posisi agar masuk di dokumentasi mereka (berharap yg punya kamera baca status ini, lalu nge-tag foto itu). Adzan Magrib yang merdu mengalahkan merdunya senandung seluruh nenek lampir bahkan mengalahkan beningnya suara Nisa Sabian (bukankah adzan Magrib adalah suara yg paling ditunggu saat berpuasa ? ternyata tak membuat satu pun dari mereka beranjak dari mejanya, malah semakin riuh dengan suara denting sendok di piring dan cerianya cerita yang semakin seru.

Aku paham, warung ini tak punya tempat Shalat, jikapun dipaksakan, tidak mampu menampung seluruh pelanggan warung saat itu. Aku beranjak ke mesjid meninggalkan mereka yang tidak mungkin kuajak, kenal pun tidak meski ikut-ikutan nongol berpose. Ba'da magrib, motorku menyusuri jalan besar di kota Lhoksuemawe mencari nasi lanjutan berbuka. Cafe terdekat masih penuh dengan motor yang sedari sebelum magrib tak ada yang beranjak menyusut hingga jelang Isya baru sebagian yang keluar, itupun foto bersama dulu dengan berbagai gaya.

Perjalanan pulang, aku hanya menitip pesan pada pangeranku, bahwa aku bersyukur mendapat tayangan saat Fata nambah 1 tahun umurnya
"Nak, inilah zaman milenial rupa strawberry, begitu indah kelihatan di luar, tapi sangat rentan, sangat rapuh ibarat strawberry, sedikit kesenggol kulitnya terkelupas, indah tapi rasanya asam, kelihatan segarnya pun tidak lama, sedikit terkena cahaya matahari langsung kusam. Nak persiapkan dirimu jangan seperti itu, kau tetap hidup di zaman milenial, cakap dengan gawai, ahli teknologi, tapi penuhi wawasanmu dengan nilai-nilai dan pengetahuan, biar saja rupamu tak terlalu elok, tp kokoh, menawan karena isi yang kau miliki, karena aroma kebaikan yang kau tawarkan, mungkin milenial semisal durian". Sekian semoga ada manfaatnya dari tulisan ini

Sort:  

You got a 33.33% Upvote and Resteem from @ebargains, as well as upvotes from our curation trail followers!

If you are looking to earn a passive no hassle return on your Steem Power, delegate your SP to @ebargains by clicking on one of the ready to delegate links:
50SP | 100SP | 250SP | 500SP | 1000SP | 5000SP | Custom Amount

You will earn 90% of the voting service's earnings based on your delegated SP's prorated share of the service's SP pool daily! That is up to 38.5% APR! You can also undelegate at anytime.

We are also a very profitable curation trail leader on https://steemauto.com/. Follow @ebargains today and earn more on curation rewards!

You can take me, but you cannot take my bunghole.... For I have no bunghole....

thank you for your kindness