Hanya akan melihat sisi kecil dari dunia sepak bola. Ajang 4 tahunan yang melibatkan berbagai negara sebagai peserta dalam perebutan title juara dunia. Berbagai sisi sebagai bagian dari euforia world cup di bahas di media. Saya sendiri hanya menilik pada hal kecilnya yang mungkin bisa diambil sesuatu dari itu.
Perjuangan pemain di atas rumput sangat dihargai oleh supporternya. Lihat saja ketika team melakukan pergantian pemain yang telah mencetak gol, supporter secara sendirinya akan memberikan standing uplus, atau adanya putaran ulang cuplikan gol darinya. Apresiasi seperti inilah yang memberikan sensasi tersendiri ketika menonton bola. Sangat berbeda dengan keadaan politik yang gaduh dengan egosentris, etss tidak tidak, saya tidak akan membahas politik disni, mengingat keadaan politik yang...ah sudahlah.
Kembali ke euforia world cup. Selain dari sisi supporternya mari sejenak melihat kelakuan pemain ketika merumput. Berbagai usaha dilakukan untuk memberikan kemenangan bagi team tercintanya. Tidak kurang juga kemenagan akan dipersembahkan bagi supporternya. Saya sangat tertarik dengan sikap pemain ketika mereka menelan kekalahan. Bukan senang dengan melihat orang sedih namun sikap yang mereka tunjukan setelah menelan kekalahan. Air mata sebagai bentuk ekspresi dari para pemain, ada juga yang tertunduk lesu. Kendati demikian, setelahnya mereka akan berdiri tegak dan menghadap supporternya serta memberikan sanjungan terimakasih telah memberikan dukungan. Inilah bentuk lain dari sepak bola yang bukan hanya persoalan menang dan kalah atau hanya sekedar olahraga.
Banyak hal lain yang mungkin cukup menarik untuk dilihat, namun dengan keadaan euforia world cup saat ini melihat berbagai fenomena sosial di dalam masyarakat. Baik dari mulai nobar (nonton bareng) atau juga ulasan permainan yang menjadi topik obrolan, serta isu lain yang menyangkut world cup akan selalu menjadi hal yang menarik untuk di ulas (apalagi di warkop).
Saya sendiri melihat kawan yang sebenarnya tidak mengikuti perkembangan dunia sepak bola, terlihat jelas ketika isu hangat dibincangkan dia memilih untuk bungkam karena tidak mengikuti juga mungkin tidak tertarik. Akan tetapi sangat berbeda ketika ajang 4 tahunan ini digelar. Setiap obrolan mengenai world cup maka dia akan ikut nimbrung dengan berbagai isu dibahasnya, dari sini terlihat jelas bahwa keadaan sebelumnya membuatnya mengikuti setiap langkah perkembangan world cup supaya bisa mengikuti setiap obrolan bersama.
Saya rasa inilah salah satu usahanya yang merupakan bentuk dari efek euforia world cup. Lantas bagaimana jika kita mencoba membandingkan dengan persiapan kita untuk hari esok, terutama hari pertanggung jawaban. Akankah kita akan terbawa arus euforia masa muda ke arah negatif, atau mungkin memaknai euforia masa muda dengan berbagai hal positif. Tentunya contoh kawan saya tadi yang begitu mempersiapkan diri hanya untuk tidak tertinggal dalam obrolan menjadi gambaran perbandingan bagaimana kita mempersiapkan bekal untuk hari esok.