Selamat malam para stemian semuanya bagaimana kabarnya hari ini ?
Pada hari ini saya akan membagikan cerita yang berjudul tentang "antara deretan bangku dan keminderan sosial" cerita ketika saya menjadi tim dokumentasi sebuah acara.
Malam itu jam dinding mulai merangkak berjalan diantara menit-menit yang terlewati, tanpa suara apapun terdengar diantara ruangan itu hanya suara sussunan bangku yang sedang diangkut. Ratusan bangku mulai di susun sedemikian rapi dengan corak 2 warna bangku yakni warna biru dan warna merah menambah kesan seni yang tinggi.
Malam itu kian larut, bangku yang telah siap disusun dengan begitu rapi dengan format susunan saling berjejer satu sama lain.
Bangku yang diberi koridor sekitar 70 Cm esok harinya akan ditempati oleh peserta seminar yang menghadirkan pemateri yang handal dibidangnya.
Dalam suatu seminar banyak kita melihat bangku tersusun tanpa meja sebagai tempat duduk, seringkali kita melihat ketika peserta seminar memilih tempat duduk dideretan terakhir, ini membuktikan bahwasanya peserta seminar, diskusi, rapat dan lain-lain masih kurang percaya diri menduduki bangku dideretan pertama.
Secara tidak langsung banyak orang merasa grogi berhadapan langsung dengan pemateri yang berada di hadapannya atau face to face berarti dapat pula saya simpulkan tingkatan kedekatan emosional mereka dengan pemateri atau pembicara di depan mereka masih sangat jauh dengan gejala keminderan sosial.
Sementara itu, setiap dari kita bisa melihat tingkatan keminderan dan kurangnya percaya diri seseorang bisa dilihat ketika dia memilih bangku saat duduk di suatu acara, terkadang ada yang memilih duduk di depan maupun sebaliknya tetapi ada juga yang memilih untuk di antara pertengahannya.
Ini merupakan cerita saya ketika menjadi fotographer di suatu acara seminar di kampus saya melihat kondisinya terkadang bangku di deretan terdepan kosong hingga ada yang saling dorong-dorongan untuk saling mengisi bangku terdepan. Saya menjadi ingat satu kalimat yang pernah dikeluarkan oleh guru saya ketika masih duduk di sekolah dasar, ia membandingkan kepintaran seseorang ketika bagaimana ia memilih tempat duduk "jika anak yang pintar dia akan memilih tempat duduk di deretan terdepan".
Sekian dan terimakasih telah membaca tulisan ini. Tetap berikan applause bagi curator indonesia bang @levycore dan @aiqabrago yang tetap menjadi inspirator dalam berbagi semangat menulis.
Follow me @aulialiar
Salam Komunitas Steemit Indonesia (KSI).
postingan anda menarik semoga kurrator @levycore melirik postingan bermanfaat ini dan memberi apresiasi kepada anda