Sudahkah kita bersyukur hari ini?
Suatu pertanyaan yang mungkin dianggap oleh sebagian orang sangat sederhana, namun mempunyai makna dan peran yang besar dalam kehidupan kita.
Ya, ketika kita berbicara tentang syukur, orang-orang mengaitkannya kepada rezeki. Artinya, ketika mereka memperoleh rezeki berupa uang yang banyak maka barulah kemudian lahir atau timbulnya rasa syukurnya kepada Tuhan.
Bila pun demikian, berarti banyak diantara kita yang masih keliru memaknai rezeki itu sendiri. Ketahuilah, rezeki itu tidak selalu berelevansi dengan uang. Benar, karena dalam kontek yang lebih luas rezeki dapat bermakna ke arah yang lebih variatif lagi. Ya, bisa itu sehat, sakit, lelah dan bahkan tidur yang nyenyak sekalipun adalah bentuk rezeki yang Tuhan berikan kepada kita semua.
Jika pada siang harinya kita tidak lelah bekerja, maka nikmat istirahat tidak kita dapatkan. Bila kita tidak pernah sakit, tentu kita akan sulit membedakan saat kondisi kita sedang sehat. Bahkan, saat kondisi kita tidak lapar tentu kita akan tidak dapat merasakan nikmat kenyang.
Bukankah deretan kejadian tersebut juga bagian dari rezeki, rezeki nikmat yang Tuhan berikan kepada kita. Lantas apa yang membuat kita sangat sulit mengucapkan syukur kita kepada sang pemberi nikmat. Apa susahnya bagi kita untuk mengucapkan kalimat Alhamdulillah.
Kenapa kita harus bersyukur?
Segala sesuatu yang telah kita miliki di dunia adalah titipan, dan dengan bersyukur kita telah mengucapkan terimakasih kepada sang pemberi rezeki.
Sementara di sisi lain, syukur menjadi kunci kita mendapatkan kelipatan rahmat dan nikmat dari Tuhan. Bila hari ini kita diberikan harta yang banyak, maka dengannya kita melakukan amalan baik, dan begitu juga seterusnya.
Posted from my blog with SteemPress : http://ayuramona.epizy.com/2018/11/28/apa-susahnya-bagi-kita-mengucapkan-alhamdulillah/