Pohon lontar sangat sering dijumpai pada saat berkunjung di Alor, tepatnya di daerah Kalabahi. Struktur tanahnya berbukit dan banyak bebatuan sepertinya memang cocok dengan jenis tumbuhan lontar, beradaptasi dengan geografis tanah dan dengan terik mataharinya yang lumayan menyengat.
Dengan banyaknya bahan baku membuat mama Debrina selalu semangat dalam mebuat kerajinan tangan dari daun lontar. Keahliannya didapat dari orang tuanya dahulu dan semenjak kecil selalu diajarkan cara menganyam daun lontar menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Terkadang juga ada yang memesan langsung dengan model sendiri seperti tas laptop atau yang lainnya.
Diwaktu sengganya, bahkan sepulang dari berkerja setelah pekerjaan sebagai ibu rumah tangga selesai. Mama Debrina selalu menyempatkan diri melanjutkan pekerjaan menganyam. Setelah semua bahan ada dan tidak ketinggalan sirih-pinang (untuk menginang) selalu berada di dekatnya. Satu persatu seperti merajut sebuah tas dan mengkombinasikan warna dan terakhir memotong bahan lontar yang tersisa, finising tas dari daun lontar pun jadi. Dirumahnya sudah lumayan banyak terkumpul hasil karyanya. Ada yang pesanan dan ada juga yang sengaja dipersiapkan khusus untuk event pameran dan acara besar di kota Kalabahi.
Kerajinan tangan dari daun lontar karya Mama Debrina memang sangatlah unik dengan perwarna alami. Hasilnya berupa tas, tempat sirih, bakul, keranjang, perlengkapan rumah tangga, bahkan topi dari daun lontar yang banyak peminat dari wisatawan manca negara. Harganya pun beravariatif tergantung tingkat kesukaran dalam pembuatannya, dari harga Rp. 100.000,- s.d Rp.250.000,-.
Malam itu pun serasa sangat singkat, bercerita dengan Mama Debrina dan sekeluarga. Banyak cerita dan penuh nasihat kehidupan. Walaupun kami berbeda suku dan agama sangat santun dalam lisannya. Selendang khas tenun Alor dan tas dari daun lontar yang unik menjadi buah tangan untuk saya. Dan salam perpisahan malam itu sangatlah haru. Do'a ku, semoga sehat selalu dan panjang umur dan bisa bertemu kembali.
Demikian sedikit cerita kerajinan tangan dari Mama Debrina. Menurut informasinya sangat sedikit orang yang mengelutinya dan terbilang langka. Bahkan untuk regenerasi tidaklah mudah dan banyak yang tdak berminat dengan kerajinan tangan dari daun lontar. Semoga saja nanti ada yang melanjutkan kerajinan tangan yang unik ini dan tidak punah tergerus zaman.
Salam "Bhineka tunggal ika". Salam KSI.
Bogor, 17 September 2018.
@bandrek17
@resteemator is a new bot casting votes for its followers. Follow @resteemator and vote this comment to increase your chance to be voted in the future!
@bandrek17 upvoted this post via @poetsunit
Poetsunited - DISCORD - @poetsunited - witness upvote)
Thank you @tomask-de
Posted using Partiko Android