Jika berkilas balik ke tahun 1995 dulu, aku punya pengalaman menyenangkan tentang berburu buah mangga. Aku masih ingat betul, ketika angin kencang menjadi sebuah kode untuk menyebrang sungai menuju pohon mangga besar milik wak Ruslah. Tujuannya hanya satu, menunggu mangga jatuh.
Menyeberangi sungai yang hanya bertitikan sebatang pokok kelapa menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang pula, karena kurang menjaga keseimbangan aku pun jatuh ke sungai dan basah kuyup. Terpaksa harus pulang untuk ganti pakaian setelah dicambuk oleh ayahku. Sesampainya di lokasi penantian mangga jatuh dengan medan yang penuh semak dan pacat, aku sabar menanti mangga mana yang akan jatuh.
Terkadang, saking kesalnya karena mangga tak jatuh-jatuh, kami pun melemparnya dengan kayu. Dengan catatan, jangan sampai ketahuan oleh wak Ruslh. Pernah sekali aku tertangkap wak Ruslah ketika berburu mangga usai solat subuh di bulan puasa. Aku menggunakan lilin sebagai penerang jalan. Tak kusangka, tiba-tiba wak Ruslah sudah dibelakangku dan memegang erat tanganku seraya berkata : "kau yang telah membakar kandang ayam uak kemarin kan?".Sontak saja aku berontak karena aku memang tak melakukannya. Aku hanya mencari mangga, bukan membakar kandang ayam.
Begitulah sepenggal kisah tentang aku dan mangga tempo doeloe. Jangankan menyuruh orang tuaku membeli mangga di pasar, bisa makan aja sukur. Bisa beli beras aja udah mending. Maklum, aku berasal dari keluarga yang jauh di bawah gari kemiskinan.
Namun sekarang tidak lagi. Takdir membawaku ke Aceh dan mendapatkan istri yang punya banyak pohon mangga di pekarangan rumahnya. Aku merdeka dalam hal makan mangga sekarang. Tak perlu lagi menyeberang sungai dengan titi kelapa dan semak belukar penuh pacat itu. Juga tak perlu khawatir ditangkap wak Ruslah lagi. Memang takdir itu tak bisa ditebak. Dulu ketika aku menunggu mangga jatuh, tidak pernah berpikir untuk mencari istri jauh-jauh yang memiliki pohon mangga yang banyak jenisnya. Aku hanya menjalani hidup ini apa adanya, mengalir begitu saja dengan sedikit ambisi menjadi orang sukses.
Demikian Steemian, itulah sepenggal kisah yang bagiku sangat luar biasa (tidak bagimu). Lain waktu, kita akan bertemu lagi.
Simpulan nya apa. aku pencuri mangga ; aku pernah mencuri mangga ; harus ada dong
Aku pernah menjadi pencuri mangga. Ha ha ha...
=
Postingan yang bagus . Follow ayu ya. Supaya ayu akan selalu upvote anda
Terima kasih @ayufitri. Sudah saya follow ya...