Source
Dear Steemians
Krueng Keureuto (Sungai Keureuto) menyimpan begitu banyak sejarah. Banyak sekali situs pemakaman kuno sejak era kerajaan Samudera Pasai berhasil ditemukan di wilayah Paya Bakong, kabupaten Aceh Utara, yang merupakan salah satu kecamatan di hulu Sungai Keureuto.Begitu pula di wilayah Tanah Pasir kabupaten Aceh Utara, yang merupakan bagian hilir, dan dulunya lebih dikenal dengan Kuala Keureuto sebagai pusat pelabuhan dan perdagangan.
Krueng Keureuto (Keureuto River) holds so much history. Lots of ancient burial sites since the era of Pasai Ocean Kingdom were found in Paya Bakong district, North Aceh district, which is one of the sub-districts upstream of Keureuto.Begitu also in the area of Pasir Tanah district North Aceh, which is the downstream, and formerly known with Kuala Keureuto as a port and trade center.
Source
Akan tetapi silih bergantinya tahun demi tahun, peradaban manusia semakin berotasi selayaknya roda sedang berputar dan banyak sekali perubahan dan pergantian yang telah terjadi. Bahkan seakan tidak pernah terjadi apa-apa dalam sejarah dan tidak sumber yang begitu jelas, yang dulunya di sebut dengan Pelabuhan Keureuto kini hanya tinggal kenangan silam dan hanya meninggalkan sebuah desa kecil yang diberi nama Desa "Keude Jrat Manyang".
But alternation year after year, human civilization increasingly rotates as the wheels are spinning and the many changes and changes that have taken place. Even as if nothing had ever happened in history and no obvious source, what was once called the Keureuto Port was now only a distant memory and left only a small village named "Keude Jrat Manyang" Village.
Source
Wilayah "Keureuto" merupakan pelabuhan besar pada masa penjajahan Belanda di Aceh, dinamakan "Keude Jrat Manyang" (Makam Tinggi) karena di kuburnya gajah pada masa kepemimpinan seorang ratu yang bernama Cut Nyak Asiah di wilayah gampong tersebut, yang sampai sekarang masih ada peninggalan kuburan yang begitu tinggi dan besar di wilayah desa tersebut. Konon pada dahulu kala desa Keude Jrat Manyang merupakan pusat perdagangan kala masa itu, akan tetapi sekarang yang tersisa adalah sebuah desa terkecil yang terletak di pertengahan dari kecamatan Tanah Pasir, Aceh utara.
Namun, untuk menuliskan secara lengkap dan rinci tentang latar belakang sejarah sungai Keureuto sangatlah sukar, karena tidak ada peninggalan yang jelas tentang situs tersebut. Yang ada hanyalah sebuah Makam besar yang tinggi, Yang konon katanya dulu adalah dikuburnya gajah di lokasi tersebut.
The territory of "Keureuto" was a great harbor during the Dutch colonial period in Aceh, called Keude Jrat Manyang (Tomb High) because in the grave of an elephant during the leadership of a queen named Cut Nyak Asiah in the gampong area, which is so high and large in the area of the village. It is said that in ancient times the village of Keude Jrat Manyang was the center of commerce at that time, but now what remains is the smallest village located in the middle of the sub-district of Tanah Pasir, Aceh Utara.
However, to write a complete and detailed background of Keureuto river history is very difficult, because there is no clear relic about the site. There is only a large tall tomb, which he supposedly said was the burial of the elephant at that location.
Source
Kita belum memanfaatkan secara baik budaya menulis kita pada saat-saat yang lalu. Maka dengan adanya Platform Steemit ini ayolah kita menulis yang baik-baik dan bermanfaat untuk semua orang, baik tentang sejarah, cerita dan berbagai hal yang memiliki manfaat.
Bukankah sangat disayangkan jika generasi setelah kita tidak mengetahui sama sekali tentang sejarah peradaban Nenek moyangnya sendiri. Marilah kita sedikit mengulang masa lalu sejarah, sekaligus kita jadikan sebagai kajian ulang serta jadikanlah sebagai pengalaman untuk bangsa dan generasi masa depan kita.
We have not made good use of our writing culture in the past. So with this Steemit Platform come on let's write a good and useful for everyone, both about history, stories and things that have benefits.
Is not it unfortunate that the generation after us does not know at all about the history of the civilization of its own ancestors. Let us a little repeat the history past, as well as we make a review and make it as experience for our nation and future generations.
Source
Helo, apa kabar @blacksweet? Diupvote ya..