Dia adalah salah satu kerabat dekat keluarga kami. Apa Suman, begitu seisi keluarga kami memanggilnya. Sepenuturan ibu, buyut kami dari sebelah ayah dengan buyutnya Apa Suman adalah kakak beradik. Lahir dari garis keturunan pendatang yang pada abad-abad silam melabuhkan tongkang mereka di bibir kuala Krueng Meureudu.
APA SUMAN lahir dan besar di Dayah Kleng, Meureudu, pada tahun yang entah. Ia mampu merapal nama-nama garis keturunannya hingga yang pertama datang dengan tongkang, tapi tak mampu mengingat tahun lahirnya sendiri. Barangkali ingatan bersoal diri pribadinya tak seberapa penting tinimbang letak rumah kerabat besarnya yang akan di singgahinya secara bergiliran pada musim-musim tertentu.
Di rumah kami, ia bisa saja datang tengah malam. Lalu mengetuk pintu dan mengucap salam sambil menuturkan hikayat-hikayat yang liriknya serupa gumaman dan hanya dimengerti oleh almarhum ayah seorang. Barangkali itu adalah sandi. Tapi ayah memang akan keluar kamar membukakan pintu rumah untuknya, meski setelahnya Apa Suman tak jadi masuk ke dalam kecuali ayah akan menemaninya minum kopi di manjo (istilah Aceh untuk teras pada rumah panggung) hingga bintang kejora menampakkan binarnya dari langit Lueng Bimba.
Pada kali yang lain, dan sudah kewajiban baginya, ia akan datang tiap musim kenduri. Entah itu kenduri maulid, kematian, atau kenduri kawinan. Pada saat-saat seperti ini, Apa Suman memanfaatkan berkumpulnya orang-orang di rumah kami untuk mengenali kerabat-kerabat jauh yang mungkin sudah tak dikenalinya.
Dengan elegan ia akan bercerita tentang kisah para pendatang tongkang yang di sana-sini dongeng, karangan, dan fakta telah dicampur aduk dengan lekatnya. Yang dengannya cukup memancing beberapa orang tua tamu undangan untuk angkat bicara. Entah itu berupa sanggahan atau bahkan pembenaran yang dilebih-lebihkan. Dari sanalah ia akan mengenali kelit kelindan kekerabatan keluarga besar kami. Semisal si fulan dan si fulen punya hubungan kerabat karena masing-masing kakek mereka adalah iparan di pihak anu.
Pada malam seusai kenduri, Apa Suman akan meluangkan waktu khusus untuk kami; aku, adikku dan tiga abangku. Kepada kami lima kakak beradik, ia akan meramal dan berhikayat bertema keluarga, politik, agama, budaya yang semuanya kerap diselingi cerita-cerita seputar ilmu kejantanan yang mutlak harus dimiliki oleh semua laki-laki di seisi bumi.
"Itu sebabnya kita diwariskan oleh para buyut dari Gujarat resep nasi briyani, resep ie seureubab yang semua bumbu-bumbunya berkhasiat untuk kesejatian pria," katanya.
Berbeda dengan resep-resep masakan Tionghoa, kata Apa Suman lagi, yang kebanyakan pakai bawang putih, dan itu tak lebih agar mereka berumur panjang. "Tapi sebenarnya mereka sangat takut mati," lanjutnya sambil menyugi tembakau di sela-sela gusi atasnya.
Kalau sudah sampai di topik ini, kami menyimaknya dengan takjub, tapi lebih sering pula abang-abangku menyanggahinya dengan penolakan-penolakan yang kerap langsung menyerang ke kehidupannya sewaktu ia muda. "Punya banyak pacar semasa muda adalah bukti kalau saya diturunkan pesona rupawan oleh orang Gujarat itu. Punya dua-tiga istri saat berumahtangga, itu adalah bukti kalau saya benar-benar mengikut sunnah Nabi," kilahnya.
Good post
Sedikit banyak aku curiga dengan kalimat terakhir ini 😂
Ente curiga pasti karena efek saritem atau sarkem, atau memang sudah kenalan sama sukinem? 😂😂
Hahahahha.... Loen hana roeh beuh! 😂😂😂
Adak hana roh nalah itamong lam data yang ka leubeh awai dipeuwoe keuno. Hahaha
Hahahaha.... Nyan patut dipertanyakan keabsahan data nyang di puwoe.
Nyan kon urosan kee nyang peutupat. Ka peutupat sabee-sabee jak keuh enteuk. Hahaha
aku juga mau komen senada begini tadi, pas kulihat lihat sudah ada yang komen, tak jadi ko komen lagi hahahah, reza pandai kali membuat kesimpulan dan membebankan kesimpulan itu atas apa suman
Hahahahahha.... Kan, apa kubilang!
234 itu keren memang. Bit bit leumak... hahahaha
Manteng na geuh?
Mantong. Terakhir meureumpok get sehat geuh, mantong bereh ingatan, dan peudeueng analisa pih maken tajam.
Paska Mc Kasem, apa suman layak geusandang Gramcian keude Merdu
Meunyo ta deungo gaya geumeucalitra, sang miseu geutuleh gaya bahasa jih paduan Amin Maalouf ngon Naguib Mahfouz
Omen. Memang narator ulung. Payah peusapat narator macam Pawang Leman, kasem dan apa suman serta laen2. Peugot festival. Stand up komedy meunan.
Khanduri udep na soe peuseunang, na soe peutimang keureuja mate, nyan lagak sang dideuk bak alineia keupuet
Apa Suman Ben Dadeh.