Masjid Teungku Chik Kuta Karang di Aceh Besar

in #indonesia6 years ago

Masjid Teungku Chik Kuta Karang terletak di Gampong Ulee Tutu Kemukiman Kuta Karang, Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini didirikan oleh Teungku Chik Kuta Karang sekitar tahun 1860, kemudian pada masa penjajahan Belanda seluruh masjid dan tempat berlangsungnya kegiatan pertemuan juga pendidikan agama dibakar.

Pada tahun 1991 masyarakat bekerjasama bergotong royong mengumpulkan secupak beras, telur, asam sunti dan menaiki gunung menebang pohon kemudian menurunkan ke lokasi untuk membangun kembali masjid yang telah dimusnahkan Belanda. Berdasarkan hasil wawancara dengan Muhammad Daud dan Teungku Harun saksi sejarah yang hidup pada masanya.

masjid Tgk.Chik Kuta Karang (1).jpg
Masjid Teungku Chik Kuta Karang Tampak Depan, 6 Juli 2018

Masjid berada di lokasi Dayah Babussalam, merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional Aceh yang dipimpin oleh Teungku Chik Kuta Karang. Dayah Ulee Tutu didirikan pada zaman pemerintahan Sultan ‘Alaididin Ibrahim Mansur Syah (1273- 1286 H atau 1857- 1870 M). Sebelum perang kolonial Belanda di Aceh, dayah ini telah mencapai kemajuan yang pesat, Santri berdatangan dari berbagai daerah di Aceh. Selain memimpin dayah Teungku Chik Kuta Karang juga sebagai Qadi Malikul ‘Adil di zaman Sultan ‘Alaididin Ibrahim Mansur Syah. (Ali Hasjmy,1978:62)

Pada saat ini masjid masih difungsikan sebagai tempat menuntut ilmu bagi anak-anak mengaji sore hari dan orang dewasa mengaji setiap hari minggu dimulai pada pukul 14.00 wib atau siang hari.

Di samping masjid, sekarang terdapat masjid yang baru dibangun guna menampung jamaah dalam kapasitas besar. Gambar arsitektur bangunan masjid Teungku Chik Kuta Karang serupa dengan masjid tua yang terdapat di kecamatan Peukan Bada yaitu Masjid Indra Purwa dan Masjid Indrapuri terdapat di kecamatan Indrapuri. Bentuk bangunan yang dipengaruhi oleh masa kejayaan Hindu di Aceh.

masjid Tgk.Chik Kuta Karang (2).jpg
Masjid Teungku Chik Kuta Karang Tampak Samping, 6 Juli 2018

Awalnya masjid akan dibangun di gampong Deunong, tetapi suara muazin masih terdengar dari jarak gampong lam kunyet, sehingga ditetapkanlah lokasi bangunan di gampong Ulee Tutu karena suara muazzin tidak terdengar lagi. Berdasarkan wawancara dengan yah Cut Ali.

Pengukuran jarak pembangunan masjid pada masa dahulu ditetapkan berdasarkan suara muazin saat mengumandangkan azan.

Masjid Teungku Chik Kuta Karang terletak di tengah-tengah sawah, di belakang masjid terdapat gunung menjulang dan berbaris rapi, di samping masjid terdapat lueng ie (aliran air irigasi) berfungsi untuk berwudu. Apabila memandang ke arah masjid menyejukkan mata dan siapapun yang memandang akan terkagum- kagum.

Apabila mengambil wudu di lueng ie harus menuruni lima anak tangga. Di depan masjid terdapat sebuah sumur besar dan tua, sumur ini berfungsi pada saat kondisi air di lueng ie kering maka jamaah dapat menimba air sumur.

masjid Tgk.Chik Kuta Karang (3).jpg
Di depan Masjid Teungku Chik Kuta Karang Tampak Sumur Tua, 6 Juli 2018

Sampai sekarang masjid Teungku Chik Kuta Karang masih difungsikan, kegiatan pendidikan yang dilakukan untuk memotivasi masyarakat dan melanjutkan, sekaligus mengenang perjuangan juga karya- karya besar Teungku Chik Kuta Karang dalam mengarang kitab- kitab, yang membahas tentang ilmu kedokteran dan obat- obatan, ilmu hisab dan perbintangan, ilmu astronomi dan pertanian. (Tim Penulis IAIN Ar-Raniry,2004:63)

Selain itu, Teungku Chik Kuta Karang sangat aktif menyebarkan tulisan- tulisan yang membangkitkan semangat perang rakyat dalam bentuk syair. Syair- syair ini menjadi hiburan populer bagi anak muda Aceh yang dibaca di Meunasah pada malam hari .(Anthony Reid, 2005: 273).

Pada masa perang kolonial Belanda, Teungku Chik Kuta Karang juga menjadi penasehat utama Teungku Chik Di Tiro bersama Teungku Chik Tanoh Abee dan ulama terkemuka lainnya. Keahlian beliau dalam ilmu Falak sangat membantu pemetaan medan perang untuk strategi perang. (Tim Penulis IAIN Ar-Raniry,2004:62)

Sumber:
https://gpswisataindonesia.wordpress.com/2014/07/02/masjid-teungku-chik-kuta-karang-aceh-besar-nanggroe-aceh-darussalam/
wawancara dengan tokoh masyarakat