Takengon adalah Kota dingin penuh kesejukkan. Perjalanan panjang yang kami lalui, perlahan kami melewati setiap jalan setapak terasa dingin menyentuh kulit ku. Begitu lembut menyapa pagi dengan hamparan pemandangan yang terbentang luas serasa memanjakan mata yang memandangnya.
Tak jarang ku jumpain kelokan bahkan tanjakan yang terjal ya seperti perasaan hati pikiranku, pemandangan yang asli dan natural masih terlihat jelas di pelupuk mataku. Takjup melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan, terima kasih ya Allah batinku. Udara yang masih segar, bunga yang indah tak jarang menggugahku untuk memetiknya. Sampai di tempat tujuan danau laut tawar namanya, aku semakin takjub.
Bagai mana aku tak takjub melihat danau di kelilingin oleh pegunungan ditambah dengan hamparan kampung seperti gambaran pemandangan yang biasa dibuat seniman namun ini terlihat sungguhan bahkan kebun kopi berada persis di samping danau itu membuat pemandangan menjadi lebih sempurna.
Tak ku lewatkan kesempatan untuk mandi di danau laut tawar, nyaman sekali ingin rasanya berlama-lama disini. Namun waktu tak mengijinkan, sehingga kami harus berkemasbuntuk mencari tempat penginapan.
Sekian dulu cerita perjalanan saya.
Bye. Assalamualaikum.