Kebahagiaan dapat dikatakan sebagai dampak positif yang diterima dari panjangnya proses perjalanan dalam mencapai tujuan. Kebahagiaan juga bisa dikatakan sebagai angin sepoi yang menyentuh lelahnya raga manusia dan mampu mengeringkan tetesan peluh ketika posisi matahari tepat di atas kepala. Semua orang menginginkannya. Tidak terkecuali saya. Pasti anda juga.
Kebahagiaan itu bisa datang tiba-tiba atau dengan rencana. Datangnya tiba-tiba mungkin saja karena kebaikan yang sudah kita lakukan sebelumnya, baru sekarang dibalas-Nya. Datangnya dengan rencana tentu saja karena kuatnya niat dan teguhnya tekad untuk memperolehnya. Semua orang berhak bahagia, tidak sedikit juga mereka tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Termasuk saya.
Sebagai manusia introvert menjadikan saya berpikir bahwa dunia ini sangatlah luas. Terlalu banyak hal-hal negatif yang bisa mengubah apa adanya saya. Sebisa mungkin mengurangi interaksi dan membatasi pergaulan pun menjadi pilihan. Sedikit berbicara dan berbicara seperlunya, menggambarkan saya sebagai manusia kaku di mata mereka. Satu hal baik yang berkembang dalam diri saya hanyalah kemandirian.
Bila semua problema kehidupan dapat dijalani dengan lancar tentu sangat menjadi harapan. Tapi saya sangat tahu, kehidupan tidak selalu mulus seperti jalan tol. Bahkan meski semulus jalan tol pun tetap saja ada resiko terjadinya kecelakaan. Artinya, harus ada masalah agar saya menjadi lebih kuat dan berkembang.
Beberapa masalah kehidupan ada yang bisa diatasi sendiri dan ada juga yang memerlukan bantuan orang lain, walupun itu hanya sekedar dukungan. Namun, saya bukan orang yang mudah membangun interaksi dengan orang lain. Akhirnya, masalah dibiarkan meluap begitu saja tanpa ada usaha untuk membendungnya.
Masalah semakin besar, mengejar, dan menjalar, sedangkan solusi belum juga hadir. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya akhirnya menelepon orang tua. Saya buka pembicaraan dengan mengucapkan salam. Ibu menjawab salam saya dengan nada ramah. Setelah itu saya diam. Saya rindu suara ini, sudah lama saya tidak mendengarnya.
Ibu memanggil nama saya beberapa kali, saya masih diam, saya takut Ibu tidak memiliki solusi yang saya cari. Sembari diam, saya terus berpikir melanjutkan pembicaraan atau tidak. Sepertinya Ibu mendengar irama nafas saya mulai tidak beraturan melalui handphone yang ia sandarkan di telinganya. "Bicaralah, Nak." tanyanya lembut.
Mendengar ucapan itu, kaki ini rasanya sangat lemas untuk berdiri. Saya terduduk. Air mata mengalir deras dengan sendirinya. Saya menangis terisak-isak. Perlahan saya ceritakan masalah-masalah yang saya hadapi. Beliau mendengarnya tanpa menyanggah sedikit pun keluhan saya.
Setelah selesai, barulah Ibu memberikan wejangan kepada saya. Nada suaranya yang lembut membuat semua petuahnya mudah saja dicerna oleh kepala ini. Saya yang awalnya ragu Ibu bisa memberi solusi, akhirnya semua kendala dan masalah bisa terpenuhi dengan beraneka solusi. Orang tua sangat tahu bagaimana anaknya dan apa yang terbaik untuk anaknya.
Sungguh suatu hal yang tidak terduga sekaligus kebahagiaan yang luar biasa saat itu. Kejadian sederhana yang mengubah pola pikir dan kebiasaan saya. Kebahagiaan yang saya peroleh hanya dengan kata "Bicaralah!" dari seorang Ibu yang sangat mengenal anaknya.
Terkadang solusi itu tidak memerlukan usaha keras dan waktu berpikir yang lama. Cobalah dengan melakukan hal sederhana seperti membicarakannya kepada orang terdekat dan anda percaya. Terutama, kepada-Nya yang Maha Kuasa dan Maha Mendengar keluhan kita.
Luar biasa Bang
saya terenyuh membacanya. Banyak hal yang terkadang lupa kita lakukan untuk memperoleh kebahagian, bahkan sesederhana itu 😊
Sangat banyak, Bu @nuryriana. Kita jarang menyadarinya. 😊
Sang Ayah kemudian mengetahui lalu ikut berbicara "bicarakan masalahmu", perbedaan ini menjadikan karakteristik seorang anak, sebuah kesatuan jiwa lembut dan tegas, sopan dan santun dan pendidikan akal dan nurani yang tidak bisa kita dapatkan di bangku sekolah. Semngat tuan...
Terima kasih, Pak @kbsrelation. Orang tua banyak mengajarkan arti kehidupan pada anaknya.
Sungguh bahagia membaca tulisan @daentepi yang mengupas ttg bahagia itu sederhana, bicaralah, dlm mengikuti kontes.
Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan dg berbagai masalah, tentu setiap masalah pasti ada solusinya dan salah satu strategi dalam menyelesaikan masalah adalah dengan melakukan komunikasi (bicaralah). Banyak komunikasi (bicaralah) yang bisa kita lakukan dalam menemukan solusi, 1. Komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya (bicaralah dalam bentuk Do'a), 2. Komunikasi seorang hamba dengan hamba yang lain (bicaralah dalam bentuk diskusi/musyawarah bersama orang tua, teman, pasangan hidup, atasan/bawahan, sahabat, tokoh masyarakat tokoh agama, dsb).
Sukses terus @daentepi
Terima kasih, Pak @rangkang.blang atas feedbacknya. Bagaimanapun masalahnya, pilihan nomer 1 haruslah yang utama dilakukan. Berbicara kepada yang Maha Mendengar. Sukses juga untuk bapak 😉😊
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by daentepi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.