Holla steemian, How are you today ?! Hopefully as well always and Steem ON
In this post I am on my holiday to Subulussalam city which is located at the end of Aceh-North Sumatra border.
The holiday trip includes the first chance in my life to get around Aceh via Matangglumpangdua-BandaAceh-Meulaboh-Nagan Raya-Blangpidie-Tapaktuan to Subulussalam Town. The beauty of nature in the south-western tract is so intriguing to me. The western Sumatra highway presents a natural panorama with the ocean coast of the Indian Ocean, on the right side with the beach and the left is a very artistic mountain of beautiful scenery.
Caused I have to drive my own vehicle and pursue the time so as not to get caught flood due to the rain, this opportunity can be very little I documented hopefully friends entertained. Traveling as far as 897 Km by land gives me many new experiences, this is also the first opportunity to realize a small dream of my family vacation at the end of 2017. Departing at night from Matangglumpangdua city to Banda Aceh, then in the morning start the route circled Paro mountains, Kulu and up to the top of Gurutee which is a path that must be passed in the south west. These climbing and winding streets provide a very satisfying view of the eye when viewed.
After resting for breakfast and enjoying the natural beauty of Gurutee, I continue my trip to Meulaboh (West Aceh), a city located in the west of Aceh province that witnessed the devastating tsunami that devastated Aceh in 2004 ago. Now the city of Johan this hero has progressed and developed, the destroyed building has been re-built thanks to the donations of the international community who helped the tsunami disaster in Aceh paska the incident.
The opportunity to visit the city of the birth of Teuku Umar (National Hero Indonesia) has its own story, my family and enjoy the fruit of Durian fruit sold by traders in seputaran Teuku Omar mosque. Price durian fruit here is relatively cheap because it is known as meulaboh as durian producer in Aceh, the average of thorny fruit is priced at Rp. 15.000, - per fruit and still can dinego, Me and family pay Rp.100.000, - for 9 pieces very sweet durian taste, Cheap not steemian friends, When visiting the city of Meulaboh a time to taste the cheap fruit Durian cheap price.
After lunch we went to Blangpidie town which is the capital of Southwest Aceh (Abdya). The journey from meulaboh to Abdya takes 3 hours more, the journey around the oil palm plantations in Nagan raya and Abdya also provides a very refreshing sight. I stopped in Lembah Valley area (Manggeng) to buy natural stone which is souvenir must be taken home when I visited this area.
This natural stone is called the white stone of Sabil valley, The stone taken from the river valley this sabil has three unique colors, white, black and kureeng (read: loreng). Natural stone stone is used as decoration in the yard of the house, in flower pots and in the fish pond, the price per bag of rice priced Rp. 15.000, -, its price can no longer dinego because this has become a provision of residents here who mengguk fortune through the sale of natural stone decoration.
Almost all the residents' homes here have sales of ornate stone, I noticed they make it as a home product that produces. Every passenger of this region take the time to buy directly this ornamental stone, white stone purchased here is relatively cheap when compared with the price supplied to other districts in Aceh, As in the city of Lhokseumwe where I live, this ornamental Stone at the price of up to Rp.100.000, - per sack, I also do not menyianyiakan this holiday opportunity to bring home 10 sacks of white stone typical Manggeng, this Abdya.
My journey continues to Tapaktuan (the capital of South Aceh), I do not have time to capture the image of the city area which is directly opposite the Indian Ocean and have the history of Mr. Tapa is due to the rainy weather conditions, so I have to catch travel time to Subulussalam city so as not to get trapped in Trumon (the sub-district city on the border of south Aceh-Subulussalam city), but I have two Tapaktuan city shots from the journey I have been through, deeply regret that there is not much documentation I have as I pass through this Tuan Tapa City (Tapa tapa is a Tapaktuan legend, Tapa tapa sakti defeated the two dragons who came this region, until the name of this town was captured Tapak tuan caused the traces of the footprint (read: soles)the lord of the tapa on the south coast of Aceh as well as the grave of Tapa tapa whose length is up to tens of meters).
The journey from Tapaktuan city to Subulussalam city must be taken about 4 hours again, the area of the oil palm when entering the western highway of Sumatra is very climbing and very steep, around the palm oil plantations in Subulussalam this my vehicle with a capacity of 7 passengers must play gear 1 and 2, Up to the city of Subulussalam and this morning I have been in Subulussalam City which is the aceh end of the city directly adjacent to Sidikalang (North Sumatra), look forward to my adventure tour in this border city in the next post, Hopefully this post is useful for my friends steemian, See you on another occasion.
THE HOLIDAY APPEARS BLESSED STEEM SAVING SUPPORT IN STEEMIT PLATFORM
Photos taken by using Canon A3200 IS Powershot Camera and Himax M1 android Camera
THANK YOU SO MUCH FOR WITNESSES
@timcliff @roelandp @good-karma @someguy123 @steemgigs @surpassinggoogle @blocktrades @pfunk @klye @jerrybanfield @aggroed @pharesim @juliank @ausbitbank @curie @pharesim @jesta @patrice @rival @puncakbukit
THANK YOU TO INDONESIAN KURATOR @aiqabrago, @levycore, @mariska.lubis & @jodypamungkas ALSO TO ALL FOLLOWER FRIENDS ARE ALREADY IMPORTANT TO VISITED MY BLOG UNTIL NOW!
REGARD FROM ACEH, INDONESIA
INDONESIA
Holla steemian, Bagaimana keadaan steemian hari ini?! Pastinya dalam keadaaan sehat selalu dan Steem ON
Pada postingan kali ini saya sedang berada dalam perjalanan menuju kota Subulussalam yang terletak di penghujung perbatasan Aceh-Sumatera Utara.
Perjalanan liburan ini termasuk kesempatan pertama dalam hidup saya untuk berkeliling Aceh via Matangglumpangdua-BandaAceh-Meulaboh-Nagan Raya-Blangpidie-Tapaktuan menuju Kota Subulussalam. Keindahan alam di lintas barat selatan begitu menyita perhatian saya. Jalanan lintas sumatera bagian barat ini menyajikan panorama alam yang bersisian dengan pantai lautan Samudera Hindia, disebelah kanan bersisian dengan pantai dan sebelah kiri merupakan tebing gunung karya ilahi yang sangat artistik sekali.
Dikarenakan saya harus mengemudikan kendaraan sendiri dan mengejar waktu agar tidak terjebak banjir akibat hujan, kesempatan ini sedikit sekali dapat saya dokumentasikan semoga teman-teman terhibur. Menempuh perjalanan sejauh 897 Km melalui jalur darat ini memberikan banyak pengalaman baru bagi saya, ini juga merupakan kesempatan pertama untuk mewujudkan mimpi kecil keluarga berlibur di penghujung tahun 2017. Berangkat malam hari dari kota Matangglumpangdua menuju kota Banda Aceh, selanjutnya pada pagi hari mengawali rute melingkari pegunungan Paro, Kulu dan hingga sampai di puncak Gurutee yang merupakan jalur yang harus dilalui di lintas barat selatan. Jalanan mendaki dan berkelok ini memberikan pemandangan yang sangat memuaskan mata bila dipandang.
Setelah beristirahat untuk sarapan pagi dan menikmati keindahan alam Gurutee perjalanan saya lanjutkan meunju kota Meulaboh (Aceh Barat), kota yang berada di barat provinsi Aceh ini sempat menjadi saksi dahsyatnya Gelombang tsunami yang memporak-porandakan Aceh pada 2004 silam. Kini kota Johan pahlawan ini sudah semakin maju dan berkembang, bangunan yang hancur telah kembali dibangun berkat donasi masyarakat international yang membantu musibah tsunami di Aceh paska kejadian tersebut.
Kesempatan mengunjungi kota lahirnya Teuku Umar (Pahlawan Nasional Indonesia) memiliki cerita tersendiri, saya dan keluarga menikmati sajian buah Durian yang dijajakan para pedagang di seputaran mesjid Teuku Umar. Harga buah durian disini relatif murah dikarenakan memang meulaboh dikenal sebagai penghasil durian di Aceh, rata-rata buah berduri ini dibanderol seharga Rp. 15.000,- per buahnya dan masih bisa dinego,Saya dan keluarga membayar Rp.100.000,- untuk 9 buah durian yang sangat manis sekali rasanya, Murah bukan teman-teman steemian, Bila mengunjungi kota Meulaboh sempatkan diri mencicipi buah Durian murah meriah harganya.
Setelah istirahat siang kamipun melanjutkan perjalanan menuju kota Blangpidie yang merupakan ibukota Aceh barat daya (Abdya). Perjalanan dari meulaboh ke Abdya menempuh waktu 3 jam lebih, perjalanan yang mengitari perkebunan kelapa sawit diwilayah Nagan raya dan Abdya juga memberikan pemandangan yang sangat menyegarkan penglihatan. Saya berhenti di Daerah Lembah sabil (Manggeng) untuk membeli batu alam yang merupakan oleh-oleh wajib dibawa pulang bila sudah berkunjung ke daerah ini.
Batu alam ini dinamakan batu putih Lembah sabil, Batu yang diambil dari sungai Lembah sabil ini memiliki tiga warna yang unik, putih, hitam dan kureeng (dibaca:loreng). Batu batu alam ini dijadikan sebagai hiasan di pekarangan rumah, dalam pot bunga maupun di dalam kolam ikan, harga per karung beras dibanderol Rp. 15.000,-, harga nya tidak bisa lagi dinego karena ini sudah menjadi ketentuan warga disini yang menggais rejeki melalui penjualan batu alam hiasan ini.
Hampir diseluruh rumah warga disini terdapat penjualan batu hiasan, saya perhatikan mereka menjadikannya sebagai produk rumah yang menghasilkan. Setiap pelintas dikawasan ini menyempatkan diri membeli langsung batu hias ini, batu putih yang dibeli disini memang relatif murah jika dibandingkan dengan harga yang dipasok ke kabupaten lain di Aceh, Seperti di kota Lhokseumwe tempat saya berdomisili,Batu hias ini di banderol hingga Rp.100.000,- per karungnya,sayapun tak menyianyiakan kesempatan liburan ini untuk membawa pulang 10 karung batu putih khas Manggeng, Abdya ini.
Perjalanan saya lanjutkan menuju Tapaktuan (ibukota Aceh selatan), saya tidak sempat mengabadikan gambar dikawasan kota yang berhadapan langsung dengan Samudera hindia dan memiliki sejarah tuan Tapa ini dikarenakan kondisi cuaca hujan, sehingga saya harus mengejar waktu tempuh ke kota Subulussalam agar tidak terjebak banjir di Trumon (kota kecamatan di perbatasan Aceh selatan-kota Subulussalam) ,namun saya memiliki dua buah jepretan kota Tapaktuan dari atas perjalanan yang saya lalui , Sangat menyesal sebenarnya tidak banyak dokumentasi yang saya miliki saat melewati Kota Tuan tapa ini (Tuan tapa adalah hikayat masyarakat Tapaktuan yang melegenda, Tuan tapa sakti mengalahkan dua Naga yang datang kedaerah ini, hingga diabadikan nama Kota ini Tapak tuan diakibatkan masih berbekasnya Tapak (dibaca: telapak kaki) sang tuan tapa di pesisir Aceh selatan serta juga kuburan Tuan tapa yang panjangnya hingga puluhan meter).
Perjalanan dari kota Tapaktuan menuju kota Subulussalam harus ditempuh sekitar 4 jam lagi, kawasan perbukitan sawit ketika memasuki jalan lintas barat sumatera ini sangat mendaki dan terjal sekali, mengitari perkebunan sawit dikawasan Subulussalam ini kendaraan saya yang berkapasitas 7 orang penumpang harus memainkan gear 1 dan 2, Hingga sampai ke kota Subulussalam dan pagi ini saya sudah berada di Kota Subulussalam yang merupakan kota ujung aceh yang berbatasan langsung dengan Sidikalang (Sumatera utara ), nantikan petualangan saya berwisata di kota perbatasan ini pada postingan selanjutnya, Semoga postingan ini bermanfaat bagi para teman-teman steemian, Sampai jumpa dilain kesempatan.
LIBURAN INI TERLAKSANA BERKAT DUKUNGAN TABUNGAN STEEM DI STEEMIT
Photo diambil menggunakan kamera Canon powershot A3200 IS Dan Kamera HIMAX M1 android
TERIMA KASIH BANYAK UNTUK PARA SAKSI
@timcliff @roelandp @good-karma @someguy123 @steemgigs @surpassinggoogle @blocktrades @pfunk @klye @jerrybanfield @aggroed @pharesim @juliank @ausbitbank @curie @pharesim @jesta @patrice @rival @puncakbukit
TERIMA KASIH KEPADA KURATOR INDONESIA @aiqabrago @levycore & @jodypamungkas JUGA KEPADA TEMAN TEMAN FOLLOWER YANG MASIH HADIR DIBLOG SEDERHANA SAYA SAMPAI SAAT INI.
SALAM DARI ACEH, INDONESIA
beautiful family and thanks for the read! keep up the good work
Thank you for stoping :)
hai kawan @dilimunanzar, salam...
saya ada bikin aplikasi
Steem Autovote
. Bila kamu jain dan tergabung dalam aplikasi ini, maka tiap artikel kamu akan mendapatkan upvote dari member lain. Besaran upvote yang diberikan akan tergantung dengan Steem Power kamu.yuk join ya, gabung dengan teman-teman lainnya. kita cara nafkah bersama di steem :)
untuk info lebih lanjut bisa dibaca disini: https://steemit.com/steem/@lopezdacruz/tentang-steem-indovoter-aplikasi-otomatis-vote-antar-member
terima kasih ya
Salam kembali, Informasi yang luar biasa sekali, Saya akan melihatnya :)
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by dilimunanzar from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews/crimsonclad, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows and creating a social network. Please find us in the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP. Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.
My pleasure :)