A moment to remember, Tsunami Aceh

in #indonesia7 years ago

Tahun 2015 lalu kali pertama saya berkunjung ke Banda Aceh. Saat berbicara Nanggroe Aceh Darussalam, hanya dua hal yang terlintas dikepala saya yaitu “tsunami dan konflik”. Saya hanya seorang pendatang di Aceh, sedang menuntut ilmu di salahsatu universitas negeri Aceh. Saya sendiri aslinya orang Sumatera Utara.

Saya lupa tanggal berapa, waktu itu saya berkempatan pergi ke Banda Aceh dengan kawan-kawan karena ada acara dadakan. Jadi sekalian lah kami berjalan-jalan. Saya mengunjungi beberapa tempat tak hanya bersejarah bagi Aceh namun meninggalkan luka yang begitu mendalam. Ah membayangkan musibah tsunami yang terjadi beberpa tahun silam itu saya merinding. Sayangnya saat saya ingin berkunjung, museum tsunami nya lagi libur dan lebih disayangkan lagi saya tidak sempat ke Masjid kokoh nan indah yaitu Baiturrahman.
Syukurnya saya sempat ke pantai lampuuk, sejujurnya seumur hidup saya tidak pernah melihat pantai yang sebagus ini. Pasirnya putih lautnya biru bagaikan menembus langit, sangat biru. Saya sampai tidak bisa berkata-kata, dalam hati Cuma “yaAllah, sebagus ini lautnya kukira cuma ada di tipi-tipi aja” . Ya maapkeun kalo norak hahaha bukannya nggak pernah melihat pantai, tapi dari semua pantai, lampuuk lah yang amat sangat menenangkan hati dan jiwa.

IMG_8550.JPG

IMG_8652.JPG
abaikan gaya saya hehehe

Sebelumnya saya sangat penasaran dengan rumah diatas kapal lampulo, cerita dibalik kapal ini sangat menggetarkan hati. Kapal ini letaknya di tengah-tengah pemukiman warga dan posisinya benar-benar diatap rumah. Sedahsyat itu kah? hantaman ombak membawa kapal ini terdampar sejauh 1 km ke pemukiman warga. Banyaknya 59 orang selamat berkat kapal ini. Ada juga yang bilang seekor buaya besar mengantarkarkan orang-orang korban tsunami ke kapal tsb. Untungnya saya mengabadikan gambar cerita sejarah dari kapal diatas rumah ini, sangat bermanfaat. Yang paling bikin tercengangnya lagi, ketika saya melihat sebuah kapal PLTD apung juga terdampar ke tengah-tengah pemukiman warga. Seberat itu dan sebesar itupun bisa terbawa arus?! Wallahualam, semua atas kuasa Allah terjadi.
Ah jujur, waktu saya mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini saya sedih, merinding, dan tercengang Ternyata. Selama ini saya hanya mendengar dan melihat-lihat di internet saja. Baca ceritanya saja saya sedih apalagi melihat langsung?

IMG_8644.JPG

IMG_8646.JPG

Ada juga hal yang tidak terlupakan saat Tsunami Aceh ini. Waktu Tsunami Aceh dulu saya masih SD, saat itu saya dan keluarga tinggal di Bengkulu tepatnya di Muko-muko. Saat itu saya dan keluarga juga sedang berada di pantai mengingat hari itu adalah hari minggu dan biasanya juga kami selalu piknik ke pantai terdekat. Saat kami sedang asik menikmati gemuruh ombak dan hempasan angin laut, tiba-tiba sebuah kapal kecil lalu lalang mengibarkan bendera merah. Entah apa maksudnya, lalu orangtua saya berpikir bahwa itu adalah tanda bahaya mungkin akan ada badai atau apalah itu. Akhirnya kami bergegas pulang kerumah yang jaraknya sekitar satu jam dari pantai ke rumah. Dan tiba dirumah, ketika ayah saya baru menghidupkan tv, semua tv siarannya tsunami di Aceh. Langsung satu rumah sibuk menelpon keluarga di Aceh. Jadi saya kalau ingat Bengkulu ingat Aceh juga, bahkan takdir membawa saya ke Aceh untuk menuntut ilmu.

-diketik sambil ngeteh-

11 Maret 2018

Sort:  

Saya sudah upvote postingan anda. Tlong upvote juga postingan saya. Smoga kita bisa saling membantu. Trimakasih dan menjaga kebersamaan.

Kapan ya bisa kesana.. Hehe.. 😁

Jngan lpa folback n voute balik ya

kalo posisi udah di sekitaran Aceh insyaallah bisa terealisasikan dengan segera ya! hehe sudaaah ya, thankyouuu

Ceritanya tersentuh banget sistt❤.