#HariPendidikanNasional: Mari Re-start Pendidikan Indonesia

in #indonesia7 years ago

image (24).jpeg

“Jika Kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, Maka kamu harus sanggup menahan perihnya Kebodohan." - Imam Syafi'i

Berbicara pendidikan,semua orang berhak mendapatkannya. Karena pendidikan adalah sumber ilmu dan ilmu itu akan kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Tidak melulu tentang sekolah, pendidikan juga bisa di dapat dari rumah, bahkan sekolah pertama seorang anak adalah rumahnya sendiri dan ibu adalah gurunya. Sikap dan tingkah laku seorang anak awalnya di “tata” oleh orangtuanya, setelahnya barulah lingkungan yang menentukan; sekolah dan lingkungan tempat ia bergaul.
Semua orang ingin mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sudah pasti. Namun, tidak semua bisa menggapainya. Dua alasan paling mungkin seseorang tidak bisa mewujudkannya adalah karena masalah ekonomi dan tidak mau berusaha.

Tahun 2016 ditempat saya KKN (kuliah kerja nyata) di daerah krueng mane (aceh utara) banyak sekali anak-anak yang tidak tahu cita-citanya apa. Yah kalau zaman saya kecil dulu tak tahu mau bercita-cita apa pasti jawabannya ada saja dikarang-karang, kalau nggak jadi polisi ya jadi dokter, yang penting ada jawabannya. kebetulan bagian dari program KKN saya dan kawan-kawan yaitu “kelas inspirasi” yang diadakan 6 kali seminggu setelah pulang sekolah, tujuannya untuk membantu adik-adik mengerjakan PR, les bahasa inggris, dan bermain. 6 hari dalam seminggu itu diselang-seling agar seimbang. Di kelas ini juga menggunakan metode belajar sambil bermain, agar lebih santai dan adik-adik di desa pun nyaman. Karena jika terlalu serius yang ada mereka tidak nyaman akhirnya tidak mau terbuka.

image (26).jpeg

Saya pernah bertanya pada mereka satu-satu tentang apa cita-citanya dan banyaknya dari mereka menjawab “Nggak tahu,buk” atau dengan mengangguk-angguk. Ah saya pikir ini wajar karena mereka masih kecil-kecil atau mungkin mereka malu bilang cita-citanya. Sayapun tidak memaksa mereka memikirkannya, saya lanjut saja tanya-tanya hobi dan pekerjaan orangtuanya. Mayoritas pekerjaan masyarakat di tempat saya KKN adalah petani, pedagang, kuli bangunan, dan supir. Dikelas berikutnya saya iseng nanya lagi soal cita-mereka, kali ini tidak seburuk pertama kali. Namanya putri, dia anak paling nakal suka mengganggu temannya, namun dia pemberani dalam segala hal. Jago nyanyi lagu Aceh, lagu-lagu bergek satu album saya rasa dia hafal, soalnya setiap disuruh nyanyi dia selalu menyanyikan lagu bergek, hadeuh.

“put nanti kalau uda besar mau jadi apa?”
“apa yaaah”, dia masih senyum-senyum.
“putri sukanya nyanyi kan? nggak pengen jadi penyanyi?”
“nggak bu, saya mau jadi guru saja”

Sontak saya kaget, bagaimana mungkin anak yang kalau diajak ngerjain PR banyak ngelesnya dan suka menjahili gurunya bercita-cita menjadi guru. Katanya kalau jadi guru uangnya banyak. Entah tahu darimana dia jadi guru uannya banyak, saya hanya terenyum mendengar alasannya dan menyuruhnya agar giat belajar supaya cita-citanya tercapai.
Lain lagi dengan lutfi, anak lelaki berparas kalem dan selalu nurut.

“kalau kamu mau jadi apa besar nanti lut?”
“mau jadi yang bikin rumah itu bu kayak bapak (kuli bangunan)”, saya kaget dan prihatin.

Karena saya tidak mau dia berpegang pada prinsip “melanjutkan jejak orangtua” maka saya jelaskan padanya mengapa dia sebaiknya jangan bercita-cita menjadi kuli bangunan. Saya perkenalkan padanya dan anak-anak yang lain berbagai macam profesi serta keuntungan dari profesi tersebut. Padahal mereka semua sekolah di SD Negeri yang menurut saya untuk golongan desa SD itu jelas diperatikan pemerintah setempat melihat bangunannya layak. Tapi ya begitulah, itu semua tidak menjadi jaminan. Menurut saya peran tenaga pendidik tidak melulu mengaplikasikan ilmu yang mereka punya, mereka pun berhak memberikan motivasi dan pemahaman-pemahaman seperti ilmu pengetahuan umum. Makanya tenaga pendidik sangat penting meningkatkan kualitasnya.

Yang bikin lucunya lagi, mereka ini lebih semangat menghadiri kelas inspirasi daripada pergi sekolah, bikin saya dan kawan-kawan geleng-geleng kepala saja. pernah salah seorang anak tidak masuk sekolah karena malas (dia sendiri yang bilang) tapi ketika kelas inspirasi dia datang paling cepat. Disatu sisi saya dan kawan-kawan bangga dengan semangat mereka untuk mendapatkan ilmu dari kami, disatu sisi lainnya saya juga khawatir akan surutnya semangat mereka menimba ilmu karena kurangnya motivasi. Harapannya semoga saja pemerintah bisa “me-restart” kembali tenaga pendidik kita menjadi pendidik yang berkualitas dan mumpuni.

Selamat Hari Pendidikan Nasional Guys!

Sort:  

Kalau jadi istri sholehah, bu?