Sebelum membaca tulisan ini ada baiknya mengucapkan bismillahirahmannirahim supaya tidak bosan membacanya hehe
Bertemu dengan platform ini ternyata tidak sesulit bertemu jodoh. Namanya mulai terdengar di telinga saya di tahun 2017 berawal dari link steemit yang di share di grup konsentrasi jurnalistik kampus, ya, saya mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi jurnalistik saat itu (sekarang mah fresh graduated aka pengangguran baru). Saya pun sering membuka link yang di share tersebut namun tidak mengerti platform apa yang sedang saya buka itu. Lantas kok sekarang uda punya akun steemit? begini ceritanya, sebenarnya skripsi yang membantu saya untuk “bersahabat” dengan steemit. Kebetulan saya punya pembimbing skripsi yang sudah menjelajahi steemit lebih dulu, bapak @dsatria. Di sela sela bimbingan skripsi pada bulan september tahun lalu beliau menyarankan untuk membuat akun steemit, kurang lebih begini katanya “kamu sudah bikin akun steemit? bikin lho, itu ada reward-nya” dan saya pun mengiyakan sarannya. Beberapa hari kemudian saya coba bikin dengan modal pengetahuan yang minim, yang penting bikin aja dulu.
Salah satu motivasi saya saat itu adalah “wah ada rewardsnya setiap tulisan yang di post, lumayan juga kayanya nih bisa jadi modal skripsian sama jajan” saya yakin bukan Cuma saya saja yang berpendapat begitu apalagi mahasiswa perantauan pasti tergiur. Sayangnya setelah akun ini jadi malah saya dilanda penyakit mules (muales menulis) yang akhirnya nganggur kurang lebih selama 4 bulan tanpa postingan apapun. Lantas apa yang membuat saya memulai postingan? Saya baru memulai mem-posting tulisan pada januari 2018 Melihat keberhasilan kawan-kawan di steemit adalah jawabannya. Disini saya tidak bicara rewards semata, berhasil yang dimaksud adalah ke konsistenan dalam menulis dan mendapat banyak kenalan juga ilmu baru di dunia steemit. Ada yang tidak terlalu pandai menulis jadi ahli dan ada yang mulai belajar menulis berkat melihat tulisan-tulisan di steemit.
Postingan-postingan saya yang sekarang belum ada apa-apanya, reputasi saya pun masih dibawah 40, SBD saya apalagi, masih sangat kecil, cuma cukup beli mie instan satu dus mungkin. Kadang saya menyesal kenapa tidak memulai dari tahun lalu saja ya? Tapi begitulah, penyesalan selalu datang di akhir kalau datang di awal bukan penyesalan namanya.
Bergabung di steemit, nano-nano rasanya. Manisnya dapat saat di vote oleh kurator seketika angka nol koma menjadi satu koma, pahitnya dapat saat postinganmu sepi komentar, asemnya dapat saat SBD sudah banyak tetapi nilai SBD anjlok,yang ini harus bahagia atau sedih atau keduanya ya?
Tapi tidak usah risau, tugas kita di platform ini hanya “tulis saja apa yang ingin kamu tulis!” atau “tulis saja apapun itu asal kamu bahagia” dan inilah salahsatu definisi #BahagiaItuSederhana
Perjalanan awal menulis di steemit memang tidak selalu mulus jalannya, kadang jalannya berlubang sehingga lama sampainya dan kadang cepat sampainya karena berhasil memilih jalan tikus yang lebih mulus. Gimana? Keren nggak filosofi saya? Enggak? Yasudah, saya juga merasa begitu hahaha
Terimakasih untuk kawan-kawan steemian Unimal @naufal @nurhayati @hattaarshavin yang sudah mau di repotkan menjawab segala ketidaktahuan saya mengenai platform ini, peluk jangan?
Terimakasih juga untuk @pojan yang sudah share link kontes #BahagiaItuSederhana di postingan saya yang tidak seberapa itu hehehe
Dan yang terakhir terimakasih ka @anggreklestari yang sudah mengadakan kontes bahagia itu sederhana 1 langkah awal bersama steemit, yang mau ikutan yuk segera sebelum kontes tutup pada tanggal 12 April ini!
Karena sudah selesai membaca tulisan ini ada baiknya ucapkan alhamdulillah karena berhasil membaca tulisan random ini sampai habis hehehe terimakasih ya!
salam kenal kkak, jangan lupa follow @damayanti21