Dear steemian friends
Semoga selalu dalam keadaan sehah wal 'afiyah !!!
Tulican kecil ini adalah catatan lama beberapa tahun yang telah saya simpan. Semoga masih layak untuk dibaca.
Allah Swt dengan segala apa yang telah diciptakan pasti akan saling memberikan manfaat bagi sekalian makhluk-Nya. Arti kata lain segala sesuatu yang berada di sekitar alam ini dinamakan dengan lingkungan. Namun, jika unsur-unsur lingkungan tersebut memberi manfaat khusunya manusia, maka ia disebut dengan SDA (Sumber Daya Alam). Dan tidak semua unsur lingkungan itu memberikan manfaat bagi manusia, tapi ia akan memberikan manfaat bagi mahkluk-Nya yang lain seperti binatang dan tumbuhan.
Ada banyak ayat al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah Swt telah memperuntukkan kita SDA yang berlimpah ruang, seperti dalam QS. Luqman: 20: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan”. (QS. Luqman: 20).
Dari ayat tersebut dapat mengarahkan bahwa Allah SWT telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Dan konsep ini hanya dapat dimengerti atau dipahami oleh orang-orang yang memiliki daya nalar memadai dan menggunakan nalarnya.
SDA dengan Karakteristiknya
Sekali lagi, masih banyak ayat-ayat Allah Swt yang membicarakan tentang SDA dan asas kemanfaatanya, bahkan terdapat ayat yang spesifik menyebutkan term SDA seperti air, binatang ternak dengan bulu dan susunya, madu dan lain sebgainya. Ini bertujuan untuk mempermudah kita pada penggunaan daya nalar dalam manganalisis dan membangun pengelolaan dari setiap SDA dan lingkungan ini dengan menjamin nilai keberlanjutannya. Sebab, keberlanjutan SDA akan mempengaruhi keberlanjutan manusia.
Sama halnya dengan pengetahuan manusia sekarang yang mencoba mengkalifikasi SDA dengan klasifikasi menurut potensi, sifat, dan jenis. Benar sekali, klasifikasi ini akan menjadi penting bagi sebagian manusia yang memahami bahwa ada jenis SDA yang secara sifat ia akan habis dan tidak dapat diperbaharui seperti gas bumi, batu bara dan bahan tambang lainya. Namun, sisi lain klasifikasi ini tidak sekali-kali mempengaruhi jiwa sebagian orang, sebab baginya adalah memanfaatkan SDA sebanyak-banyaknya untuk menumpuk kekayaan dan jiwanya tidak mengenal akan itu SDA tidak bisa diperbaharui atau dapat diperbaharui.
Kita sebut saja hutan sebagai SDA dangan klasifikasi sebagai SDA yang dapat diperbahrui. Disebut dapat di-renewable karena hutan dapat direproduksi kembali. Sekali lagi benar, hutan dapat direproduksi sehingga, ada klasifikasi hutan menurut dominasi pepohonannya yang diistilahkan dengan hutan produksi yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan
Meskipun SDA hutan yang dengan sifatnya dapat diperbaharui atau bisa direproduksi kembali. Hanya saja, hutan memiliki karakteristiknya tersendiri, mulai dari jenisnya bahkan fungsi dari setiap jenis tersebut. Maka, menjadi penting bagi sebagian manusia yang tidak memiliki daya nalar (nalar tidak hanya menggunakan akal tetapi hati) untuk memperhatikan ketika hutan yang ditebang kemudian tidak ditanam kembali, ini akan menghilangkan fungsi hutan tersebut.
Salah satu fungsi terpenting dari hutan adalah sebagai paru-paru dunia, karena ia dapat menyerap gas karbon dioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan manusia. Pengetahuan tentang fungsi sebagai paru-paru dunia pun kemudian tidak dapat menghentikan niat-niat para penjahat hutan yang ingin menggarab fungsi hutan di bidang ekonomi. Apalagi bagi mereka untuk berpikir tentang fungsi hutan sebagai penyimpan air, itu bukanlah pemikiran mereka.
SDA Hutan dengan Fungsinya
Padahal hutan dengan fungsinya sebagai penyimpan air hujan yang diturunkan oleh Allah Swt haruslah terpikir oleh setiap orang. Alasannya jelas, term air hujan ini sungguh banyak termaktub dalam al-Qur’an yaitu surat al-Waqi’ah: 68-70, asy-Syura: 28, Qaaf: 9, ar-Ruum: 48, az-Zukhruf: 11 dan masih banyak lainnya, yang kemudian disandang dengan kata maa-an mubaarakan (air yang banyak manfaatnya) bukan musibah atau azab.
Ada yang menarik dari kata hujan yang dipakai dalam al-Qur’an. Dimana kebanyakan ayat dalam al-Quran menggambarkan akan hujan yang memberikan manfaat untuk bumi yang sudah mati (seperti: tumbuhan yang hidup setelah hujan) memakai kata maa-an atau maa-an mubaarakan. Selanjutnya, al-Qur’an juga memilih kata midraran sebagai makna hujan. Naumn. dipakai untuk mendatangkan musibah seperti dalam surah Nuh dan Hud.
Dengan demikian, menjadi perhatian penting bagi kita manusia untuk mengatahui musababnya (sebab dari segala sebab) ketika hujan yang kerab dijelaskan oleh Allah sebagai berkah kemudian menjadi azab atau musibah seperti banjir. Kemudian, kita juga harus mempelajari kisah semisal dari kaum Aad Nabi Hud ini, kenapa Allah SWT memilih mereka dengan azab topan dan hujan deras. Padahal ada banyak cara Allah SWT menurunkan azab kepada umatnya.
Apa karena Kaum Aad ini dikaruniai tanah yang subur lengkap dengan sarana irigrasi yang baik. Air seolah memancar dari segenap penjuru untuk menyirami dan menyuburkan tanah pertanian dan perkebunan mereka. Sehingga, topan dan angin lebih cocok azab bagi mereka untuk memusnahkan apa yang mereka sombongkan atas karunia Allah SWT akan tanah yang subur, mata air yang terpancar dimana-mana begitu juga dengan peternakan mereka. Wallahu a’lam.
Peran Amir sebagai SDM
Kembali menjadi pelajaran yang amat berharga bagi kita semua, dimana kita memiliki kemiripan dengan kaum Aad dari sisi geografis yang sangat subur, mata air yang banyak sehingga pertanian, peternakan, perkebunan bahkan kawasan hutan kita begitu dipuja-puja oleh seluruh dunia dengan julukan Zamrud Khatulistiwa, heaven earth (tanah surga), negara agraris, paru-paru dunia dan lain sebagainya.
Kemudian, anugerah seperti SDA hutan ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk kesejahteraan lahir dan bati. Iya, memang tidak bermasalah bahkan al-Qur’an lebih mutlak menggambarkan bahwa SDA itu akan memakmurkan lahir dan batin manusia (Surah Luqman: 20). Namun, tidak sifatnya hanya pada sejahtera personalia tetapi lil-jama’ah (untuk masyarakat).
Keadaan ini terjadi karena regulasi yang telah dilahirkan kerab memberi celah bagi mereka-mereka yang tidak ber-nalar (abshar) seperti pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) di Indonesia atau Aceh khususnya. Model izin ini asas manfaatnya hanya untuk seorang sepihak saja, sedangkan asas kemudharatannya mau tidak mau akan ditampung oleh masyarakat luas katika pemilik izin (perusahaan) tersebut pada pelaksanaan izin usaha tidak dijankan sesuai aturan.
Oleh sebab itu, peran amir (pemimpin) akan sangat mempengaruhi keberlanjutan SDA dan keberlanjutan fungsi SDA untuk mensejahterakan lahir dan batin manusia dengan keberlanjutan hidup manusia itu sendiri. Ini juga sebagai upaya pembuktian kemutlakan apa yang termaktub dalam al-Qur’an bahwa manusia mampu menjadi khalifah (pengganti/bayangan) di atas permukaan bumi Allah sekaligus pertanyaan para Malaikat pun terbantah ketika mereka ragu akan potensi yang kita miliki. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam
...
Wallahu a’lam
...Mini Review ini adalah ulasan kecil dari hasil bacaan dan pengalaman . Kiranya akan menjadi amal dan dapat memotivasi diri saya sendiri.
Semoga juga, Mini Review ini dapat mengunggah INSPIRASI, dan dari INSPIRASI kiranya dapat menguatkan sebuah MOMENTUM. Selanjutnya biarkan Tinta Emas yang akan mencatat perjalanan hidup kita. :)
mantap pak doto, aceh sangat butuh pemikir2 lagei droneuh..
amiin ya Allah. Semoga geutanyoe ban mandum pak @abidiqbal.
Mantap artikelnya doktor.....sangat bermanfaat dan menambah wawasan....
Saya pun sepakat dgn komentar bang @zulfikarsh
Hehehehe terimakasih @akimmutta
Salam
@zulfikarsh
Salam kenal kembali bang @zulfikarsh. Jangan segan-segan untuk mengunjungi blog saya ya hehe Terima kasih