Dear steemian friends
Semoga selalu dalam keadaan sehat
Apakah dalam Islam melarang umatnya menjadi pejabat, milioner (orang kaya), berkerja di instansi yang berkelas, dan lain sebagainya, spertinya Islam tidak melarang itu, bahkan Islam menganjurkannya namun masih dalam tanda kutip, artinya apa yang dia miliki dan jabati sekarang tidak semata-samata karen hubbu ad-dunya (cinta dunia), melainkan untuk kemaslahatan umat dan mencari ridha Allah SWT.
Sebagai idola dan suri tauladan kita, yaitu Rasulullah Muhammad SAW, dikhabarkan bahwa beliau adalah seorang saudagar kaya, memiliki jabatan sebagai Rasulullah yang instansinya berpusat di Madinah (setelah Hijrah dari Mekah), yang tugasnya memimpin seluruh umat. Namun, beliau selalu meletakkan kepimimpinannya sesuai dengan wahyu dari Allah SWT untuk kemaslahatn umatnya. Sehingga, misinya rahmatan lil’alamin dapat kita rasakan sampai saat ini.
Jika Muhammad SAW, menjadikan bahan perbandingan yang ekstrim bagi manusia atau suatu alasan karena maqamnya sebagai habibullah, dijaga dan didik oleh Allah SWT. Maka, bayangan kita akan tertuju kepada Usman ibn Afwan (khalifah ke-tiga), beliau adalah seorang khalifah (pang), milioner (peng), dan instansinya (pong)di Nâdi al-Qaum (semacam MPR) dan al-Mala’ (DPR), (Prof. M. Abdul Karim 2012: 90). Lengkap sudah apa yang dia miliki, namun beliau tidak hanya berhenti dengan pang, peng, dan pong yang ada dalam genggamannya. Kekayaannya dia korbankan demi perjuangan menegakkan Islam di dataran bumi ini. Dikisahkan, bahwa beliau adalah orang yang paling banyak memiliki unta dan kambing di antara orang kaya raya, namun saat ini (masa kekhalifahannya) untuk menunaikan haji saja, dia hanya memilki dua ekor unta. Menariknya lagi, ketika melihat rakyatnya kelaparan segera ia menafkahkan hartanya sendiri. Sehingga beliau diberitakan masuk surga.
Pertanyaannya, siapakah yang akan menyusul sifat Usman ibn Afwan? Sepertinya cukup banyak manusia yang ingin mengikutinya, bahkan sebagian mereka sudah jauh hari melakukannya. Namun, ada juga sebagian kita yang masih berlarut-larut dalam kesenangan baharu (sementara) ini dan mereka terkadang memiliki alasan tersendiri untuk berlarut-larut.
Bagaimana dengan mereka yang tak memiliki pang, peng, dan pong, apakah mereka hanya sebagai penonton bioskob, yang sekali-kali tertawa ketika pemerannya bersikap humor, atau sebalik sedih ketika filmnya sadis. Tidak saudaraku, Islam sangatlah bijaksana dalam menata kehidupan ini. Kita juga orang yang milioner, namun milioner jiwa, kita juga pejabat, namun pejabat dalam ruang lingkup kecil, kita juga memiliki instansi, namun instansi kecil-kecilan. Kita bisa mengkerahkan apa yang kita genggam saat ini untuk kemaslahatan manusia di sekitar kita.
Pernah bermimpi atau bercita-cita, ketika kelak kita memiliki pang, peng, dan pong maka kita akan menegakkan keadilan untuk rakyat kita, meskipun niat itu tidak ada yang memberikan jaminan kelak kita akan melaksanakan hal itu, tetapi setidaknya kita sudah ada niat yang tulus. Dan niat itu akan bernilai lulus ketika ditindaklanjuti dengan nyata dalam kehidupan ini. Semoga niat kita selalu diselimuti dengan zikru (mengingat) kepada Allah SWT. Semoga bermanfaar bagi saya dan antum sekalian. Wallahu a’lam
...
Wallahu a’lam
...Salam:
Download eSteem-App today if you haven't
vote witness good-karma
good-karma
Dari semua zaman hanya zaman Rasul yang terbaik...
Saya harus mencari kisah-kisah sebelumnya ini Bang @doktormuslem. Sebab bahasannya menarik, tentang pejabat. Yang zaman Rasaulah dan sekarang tentu JAUH BERBEDA.
pejabat zaman sekarang kaya memperkaya sendiri & keroninya.
iya mbak @ettydiallova, terima kasih nah sdh brkunjung dan mmbcanya. :)
Selalu ada embusan manfaat setiap saya singgah kemari, Bang @doktormuslem.
Terima kasih sudah berbagi.
Allahumma amin ya Rabb ;)
If u write it in english
maybe later :)
Post yang sangat bagus dan bermamfaat dok.
Islam itu lembut bagi orang2 yang patuh...
lembut dan juga tegas :D