Sumber-Gambar: albedoimagination.com
Steemians
Semoga para steemians selalu dalam keadaan sehat wal afiyah!!!
Memberi Maaf dan Meminta Maaf
Dalam peri kehidupan atau hal ihwal kehidupan manusia dipenuhi dengan peristiwa dan kejadian yang tidak terduga. Sebuah kejadian tertentu kadang dapat berbuah menyenangkan atau sebaliknya tidak menyenangkan, kadang sesuai harapan dan terkadang tidak sesuai harapan. Kondisi seperti inilah yang kemudian menuntut manusia untuk saling memahami perilaku orang lain dengan jalan memberi maaf atau memaafkannya.
Memberi maaf bukanlah perkara mudah karena ia membutuhkan hati yang lapang dan pikiran yang jernih untuk memafkan yang Meminta Maaf. Begitu juga sebaliknya, Meminta Mafa dan mengakui akan kesalahannya adalah perbuatan yang butuh keberanian besar. Oleh karena itu, kedua perbuatan ini dimuliakan oleh Islam.
DIA (Peminta Maaf) yang Dirindukan!!!
Dalam kajian Muhammad Khasan tentang Perspektif Islam dan Psikologi tentang Pemaafan mengatakan bahwa, Islam menganjurkan orang untuk memberi maaf (memaafkan) dari pada meminta maaf. Artinya, jangan menunggu orang yang dalam kaca-pandang kita ia bersalah untuk meminta maaf kepada kita, tetapi sebaliknya, kita harus menumbuhkan pikiran, perilaku dan perasaan untuk memaafkannya. Maka, perbuatan bersegera meminta maaf atas kesalahan adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh si Pemberi Maaf.
Ada kesimpulan kecil di sini:
Si Pemintaa Maaf memerlukan keberanian esktra untuk meminta maaf
Si Pemberi Maaf Merindukan si Peminta Maaf
Maka, menggenggam uluran maaf dari si Peminta Maaf oleh si Pemberi Maaf adalah buah untuk melahirkan Perdamaian dan Kesalatan.
Faktor yang Mempengaruhi Pemaafan
Tingkat Penyesalan
Pada dasarnya, sulit bagi seseorang untuk memaafkan orang lain jika orang tersebut tidak mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan atau bertanggung jawab atas perbuatannya. Maka, tingkat penyelasan orang yang meminta maaf dengan kesalahannya menjadi sebuah faktor kemauan seseorang untuk memberi maaf atau memaafkan.
Perasaan menyesal ini dapat menyebabkan setidaknya dua hal, yaitu: rasa-bersalah dan belas-kasih. Rasa bersalah muncul sebagai akibat menganggap diri sendiri tidak abaik, tidak bijak, kurang beretikan dan sebagainya. Dan dari sini akan sangat berpotensi muncul rasa belas-kasih dari si pemberi maaf untuk menghapus segala kesalahan yang telah diperbuat.
Tingkat Religiusitas
Sebuah penelitian menunjukan bahwa kegiatan kelompok agama yang bersifat emosional seperti diskusi keagamaan, doa bersama dan sebagainya terbukti membantu seseorang memaafkan orang lain. Begitu juga hasil penelitian dari Bedell menemukan bahwa, intensitas seseorang hadir di tempat ibadah berpengaruh atau memiliki potensi untuk memberi maaf kepada orang lain.
Maka, menjadi jelas bagi kita bahwa, pemaaf adalah sifat mulia sekaligus menunjukkan tingakat pemahaman agama dan motivasi tinggi seseorang terdahap agama.
Apalagi jika kita membuka kembali sejarah perabadan Islam, dimana pemaafan menjadi nilai dan prinsip dasar yang selalu dijunjung tinggi dalam Islam. Beberapa peristiwa besar, seperti: Piagam Madinah, Haji Wada’, peristiwa Tha’if, dan Fathu Makkah, telah memberikan gambaran dengan jelas bahwa Islam menjunjung tinggi Pemaafan.
Kualitas Hubungan Interpersonal
Ini bicara tentang komitmen pada relasi keduanya atau mereka jika dalam antar organisasi.
Pemberi maaf dalam hal ini, akan melihat
Semakin tinggi komitmen yang dibangun dalam suatu relasi akan mempengaruhi seseorang untuk memaafkan kawan relasinya. Terlebih jika hubungan keduanya retak/tidak harmonis akan banyak pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut mendapatkan kerugian. Maka, saling memafkan adalah jawaban terhadap komitmen relasi mereka untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi.
Skala Pemaafan
Ini adalah skala pemaafan yang harus dipahami oleh mereka yang sudah saling memaafkan, dimana pemaafan itu tidak saja diucapan, tapi ia harus menyeluruh baik di perilaku, perasaan dan pengetahuan.
SKALA INDIKATOR
Kognisi : Memahami kesalahan orang lain, meyakini adanya kebaikan dalam pemaafan, tanggung jawab terhadap kedamaian dan keselamatan bersama.
Afeksi : Lapang dada, memperbaiki hubungan dengan pelaku, mendoakan pelaku agar sadar dan bertaubat, memintakan ampunan kepada Allah kepada pelaku, bermusyawarah dan membuka pintu dialog dengan pelaku.
Psikomotor : Menjadi pemaaf, berserah diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan kepada Allah (tawakkal).
Jadi, pemaafan itu harus benar-benar memahami dibalik kesalahan orang lain karena disana ada kebaikan, kedamaian dan keselamatan bersama. Berikan rasa maaf dengan lapang dada, mendoakan pelaku, duduk bersama untuk membuka dialog, selanjutnya menyerahkan semua urusan tersebut kepada Allah (tawakkal). Jangan menjadi pemaaf dihati/feel atau di lisan/pengetahuan atau hanya berpura-pura dalam bentuk perilaku. Karena tipe-tepi pemaaf seperti ada, dia ingin melihat orang-orang hidup penuh dengan rasa bersalah sepanjang hidupnya.
DIA (Pemberi Maaf) ingin Mendapatkan Hikmah:
Ada banyak hikmah yang ingin dijemput oleh si Pemberi Maaf, oleh karena itu, ia sangat merindukan si Peminta Maaf. Di antara hikmah yang dapat dirasakan nantinya oleh si Pemberi Maaf, menurut Dr. Marzuki dalam artikelnya PEMAAF adalah:
- Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan penghormatan dan perhatian dengan dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
- Orang yang pemaaf akan memperkuat tali silaturrahim dengan orang lain, termasuk orang yang dimaafkan. Dengan demikian, dia akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun.
- Sikap pemaaf menunjukkan konsistensi seseorang dalam bertaqwa kepada Allah Swt. Artinya, orang yang tidak memiliki sikap pemaaf berarti dia tidak disebut bertaqwa dalam arti yang sebenarnya.
Wallahu a'lam
...
Sumber-Artikel:
Sumber-Gambar:
Hopefully useful:
Ada kesimpulan kecil di sini:
Si Pemintaa Maaf memerlukan keberanian esktra untuk meminta maaf
Si Pemberi Maaf Merindukan si Peminta Maaf
Maka, menggenggam uluran maaf dari si Peminta Maaf oleh si Pemberi Maaf adalah buah untuk melahirkan Perdamaian dan Kesalatan.
Faktor yang Mempengaruhi Pemaafan
Tingkat Penyesalan
Pada dasarnya, sulit bagi seseorang untuk memaafkan orang lain jika orang tersebut tidak mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan atau bertanggung jawab atas perbuatannya. Maka, tingkat penyelasan orang yang meminta maaf dengan kesalahannya menjadi sebuah faktor kemauan seseorang untuk memberi maaf atau memaafkan.
Perasaan menyesal ini dapat menyebabkan setidaknya dua hal, yaitu: rasa-bersalah dan belas-kasih. Rasa bersalah muncul sebagai akibat menganggap diri sendiri tidak abaik, tidak bijak, kurang beretikan dan sebagainya. Dan dari sini akan sangat berpotensi muncul rasa belas-kasih dari si pemberi maaf untuk menghapus segala kesalahan yang telah diperbuat.
Tingkat Religiusitas
Sebuah penelitian menunjukan bahwa kegiatan kelompok agama yang bersifat emosional seperti diskusi keagamaan, doa bersama dan sebagainya terbukti membantu seseorang memaafkan orang lain. Begitu juga hasil penelitian dari Bedell menemukan bahwa, intensitas seseorang hadir di tempat ibadah berpengaruh atau memiliki potensi untuk memberi maaf kepada orang lain.
Maka, menjadi jelas bagi kita bahwa, pemaaf adalah sifat mulia sekaligus menunjukkan tingakat pemahaman agama dan motivasi tinggi seseorang terdahap agama.
Apalagi jika kita membuka kembali sejarah perabadan Islam, dimana pemaafan menjadi nilai dan prinsip dasar yang selalu dijunjung tinggi dalam Islam. Beberapa peristiwa besar, seperti: Piagam Madinah, Haji Wada’, peristiwa Tha’if, dan Fathu Makkah, telah memberikan gambaran dengan jelas bahwa Islam menjunjung tinggi Pemaafan.
Kualitas Hubungan Interpersonal
Ini bicara tentang komitmen pada relasi keduanya atau mereka jika dalam antar organisasi.
Pemberi maaf dalam hal ini, akan melihat
Semakin tinggi komitmen yang dibangun dalam suatu relasi akan mempengaruhi seseorang untuk memaafkan kawan relasinya. Terlebih jika hubungan keduanya retak/tidak harmonis akan banyak pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut mendapatkan kerugian. Maka, saling memafkan adalah jawaban terhadap komitmen relasi mereka untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi.
Skala Pemaafan
Ini adalah skala pemaafan yang harus dipahami oleh mereka yang sudah saling memaafkan, dimana pemaafan itu tidak saja diucapan, tapi ia harus menyeluruh baik di perilaku, perasaan dan pengetahuan.
SKALA INDIKATOR
Kognisi : Memahami kesalahan orang lain, meyakini adanya kebaikan dalam pemaafan, tanggung jawab terhadap kedamaian dan keselamatan bersama.
Afeksi : Lapang dada, memperbaiki hubungan dengan pelaku, mendoakan pelaku agar sadar dan bertaubat, memintakan ampunan kepada Allah kepada pelaku, bermusyawarah dan membuka pintu dialog dengan pelaku.
Psikomotor : Menjadi pemaaf, berserah diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan kepada Allah (tawakkal).
Jadi, pemaafan itu harus benar-benar memahami dibalik kesalahan orang lain karena disana ada kebaikan, kedamaian dan keselamatan bersama. Berikan rasa maaf dengan lapang dada, mendoakan pelaku, duduk bersama untuk membuka dialog, selanjutnya menyerahkan semua urusan tersebut kepada Allah (tawakkal). Jangan menjadi pemaaf dihati/feel atau di lisan/pengetahuan atau hanya berpura-pura dalam bentuk perilaku. Karena tipe-tepi pemaaf seperti ada, dia ingin melihat orang-orang hidup penuh dengan rasa bersalah sepanjang hidupnya.
DIA (Pemberi Maaf) ingin Mendapatkan Hikmah:
Ada banyak hikmah yang ingin dijemput oleh si Pemberi Maaf, oleh karena itu, ia sangat merindukan si Peminta Maaf. Di antara hikmah yang dapat dirasakan nantinya oleh si Pemberi Maaf, menurut Dr. Marzuki dalam artikelnya PEMAAF adalah:
- Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan penghormatan dan perhatian dengan dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
- Orang yang pemaaf akan memperkuat tali silaturrahim dengan orang lain, termasuk orang yang dimaafkan. Dengan demikian, dia akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun.
- Sikap pemaaf menunjukkan konsistensi seseorang dalam bertaqwa kepada Allah Swt. Artinya, orang yang tidak memiliki sikap pemaaf berarti dia tidak disebut bertaqwa dalam arti yang sebenarnya.
Wallahu a'lam
...
Sumber-Artikel:
Sumber-Gambar:
Hopefully useful:
Perasaan menyesal ini dapat menyebabkan setidaknya dua hal, yaitu: rasa-bersalah dan belas-kasih. Rasa bersalah muncul sebagai akibat menganggap diri sendiri tidak abaik, tidak bijak, kurang beretikan dan sebagainya. Dan dari sini akan sangat berpotensi muncul rasa belas-kasih dari si pemberi maaf untuk menghapus segala kesalahan yang telah diperbuat.
Tingkat Religiusitas
Sebuah penelitian menunjukan bahwa kegiatan kelompok agama yang bersifat emosional seperti diskusi keagamaan, doa bersama dan sebagainya terbukti membantu seseorang memaafkan orang lain. Begitu juga hasil penelitian dari Bedell menemukan bahwa, intensitas seseorang hadir di tempat ibadah berpengaruh atau memiliki potensi untuk memberi maaf kepada orang lain.
Maka, menjadi jelas bagi kita bahwa, pemaaf adalah sifat mulia sekaligus menunjukkan tingakat pemahaman agama dan motivasi tinggi seseorang terdahap agama.
Apalagi jika kita membuka kembali sejarah perabadan Islam, dimana pemaafan menjadi nilai dan prinsip dasar yang selalu dijunjung tinggi dalam Islam. Beberapa peristiwa besar, seperti: Piagam Madinah, Haji Wada’, peristiwa Tha’if, dan Fathu Makkah, telah memberikan gambaran dengan jelas bahwa Islam menjunjung tinggi Pemaafan.
Kualitas Hubungan Interpersonal
Ini bicara tentang komitmen pada relasi keduanya atau mereka jika dalam antar organisasi.
Pemberi maaf dalam hal ini, akan melihat
Semakin tinggi komitmen yang dibangun dalam suatu relasi akan mempengaruhi seseorang untuk memaafkan kawan relasinya. Terlebih jika hubungan keduanya retak/tidak harmonis akan banyak pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut mendapatkan kerugian. Maka, saling memafkan adalah jawaban terhadap komitmen relasi mereka untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi.
Skala Pemaafan
Ini adalah skala pemaafan yang harus dipahami oleh mereka yang sudah saling memaafkan, dimana pemaafan itu tidak saja diucapan, tapi ia harus menyeluruh baik di perilaku, perasaan dan pengetahuan.
SKALA INDIKATOR
Kognisi : Memahami kesalahan orang lain, meyakini adanya kebaikan dalam pemaafan, tanggung jawab terhadap kedamaian dan keselamatan bersama.
Afeksi : Lapang dada, memperbaiki hubungan dengan pelaku, mendoakan pelaku agar sadar dan bertaubat, memintakan ampunan kepada Allah kepada pelaku, bermusyawarah dan membuka pintu dialog dengan pelaku.
Psikomotor : Menjadi pemaaf, berserah diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan kepada Allah (tawakkal).
Jadi, pemaafan itu harus benar-benar memahami dibalik kesalahan orang lain karena disana ada kebaikan, kedamaian dan keselamatan bersama. Berikan rasa maaf dengan lapang dada, mendoakan pelaku, duduk bersama untuk membuka dialog, selanjutnya menyerahkan semua urusan tersebut kepada Allah (tawakkal). Jangan menjadi pemaaf dihati/feel atau di lisan/pengetahuan atau hanya berpura-pura dalam bentuk perilaku. Karena tipe-tepi pemaaf seperti ada, dia ingin melihat orang-orang hidup penuh dengan rasa bersalah sepanjang hidupnya.
DIA (Pemberi Maaf) ingin Mendapatkan Hikmah:
Ada banyak hikmah yang ingin dijemput oleh si Pemberi Maaf, oleh karena itu, ia sangat merindukan si Peminta Maaf. Di antara hikmah yang dapat dirasakan nantinya oleh si Pemberi Maaf, menurut Dr. Marzuki dalam artikelnya PEMAAF adalah:
- Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan penghormatan dan perhatian dengan dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
- Orang yang pemaaf akan memperkuat tali silaturrahim dengan orang lain, termasuk orang yang dimaafkan. Dengan demikian, dia akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun.
- Sikap pemaaf menunjukkan konsistensi seseorang dalam bertaqwa kepada Allah Swt. Artinya, orang yang tidak memiliki sikap pemaaf berarti dia tidak disebut bertaqwa dalam arti yang sebenarnya.
Wallahu a'lam
...
Sumber-Artikel:
Sumber-Gambar:
Hopefully useful:
Maka, menjadi jelas bagi kita bahwa, pemaaf adalah sifat mulia sekaligus menunjukkan tingakat pemahaman agama dan motivasi tinggi seseorang terdahap agama.
Apalagi jika kita membuka kembali sejarah perabadan Islam, dimana pemaafan menjadi nilai dan prinsip dasar yang selalu dijunjung tinggi dalam Islam. Beberapa peristiwa besar, seperti: Piagam Madinah, Haji Wada’, peristiwa Tha’if, dan Fathu Makkah, telah memberikan gambaran dengan jelas bahwa Islam menjunjung tinggi Pemaafan.
Kualitas Hubungan Interpersonal
Ini bicara tentang komitmen pada relasi keduanya atau mereka jika dalam antar organisasi.
Pemberi maaf dalam hal ini, akan melihat
Semakin tinggi komitmen yang dibangun dalam suatu relasi akan mempengaruhi seseorang untuk memaafkan kawan relasinya. Terlebih jika hubungan keduanya retak/tidak harmonis akan banyak pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut mendapatkan kerugian. Maka, saling memafkan adalah jawaban terhadap komitmen relasi mereka untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam suatu organisasi.
Skala Pemaafan
Ini adalah skala pemaafan yang harus dipahami oleh mereka yang sudah saling memaafkan, dimana pemaafan itu tidak saja diucapan, tapi ia harus menyeluruh baik di perilaku, perasaan dan pengetahuan.
SKALA | INDIKATOR |
---|---|
Kognisi | : Memahami kesalahan orang lain, meyakini adanya kebaikan dalam pemaafan, tanggung jawab terhadap kedamaian dan keselamatan bersama. |
Afeksi | : Lapang dada, memperbaiki hubungan dengan pelaku, mendoakan pelaku agar sadar dan bertaubat, memintakan ampunan kepada Allah kepada pelaku, bermusyawarah dan membuka pintu dialog dengan pelaku. |
Psikomotor | : Menjadi pemaaf, berserah diri kepada Allah, menyerahkan semua urusan kepada Allah (tawakkal). |
Jadi, pemaafan itu harus benar-benar memahami dibalik kesalahan orang lain karena disana ada kebaikan, kedamaian dan keselamatan bersama. Berikan rasa maaf dengan lapang dada, mendoakan pelaku, duduk bersama untuk membuka dialog, selanjutnya menyerahkan semua urusan tersebut kepada Allah (tawakkal). Jangan menjadi pemaaf dihati/feel atau di lisan/pengetahuan atau hanya berpura-pura dalam bentuk perilaku. Karena tipe-tepi pemaaf seperti ada, dia ingin melihat orang-orang hidup penuh dengan rasa bersalah sepanjang hidupnya.
DIA (Pemberi Maaf) ingin Mendapatkan Hikmah:
Ada banyak hikmah yang ingin dijemput oleh si Pemberi Maaf, oleh karena itu, ia sangat merindukan si Peminta Maaf. Di antara hikmah yang dapat dirasakan nantinya oleh si Pemberi Maaf, menurut Dr. Marzuki dalam artikelnya PEMAAF adalah:
- Orang yang pemaaf akan mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari orang yang dimaafkan. Orang yang dimaafkan merasa mendapatkan penghormatan dan perhatian dengan dimaafkannya apa yang telah dilakukan, sehingga dia akan memberikan balasan yang lebih baik dari sekedar sikap pemaaf yang diterima.
- Orang yang pemaaf akan memperkuat tali silaturrahim dengan orang lain, termasuk orang yang dimaafkan. Dengan demikian, dia akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun.
- Sikap pemaaf menunjukkan konsistensi seseorang dalam bertaqwa kepada Allah Swt. Artinya, orang yang tidak memiliki sikap pemaaf berarti dia tidak disebut bertaqwa dalam arti yang sebenarnya.
Wallahu a'lam
...
Sumber-Artikel:
Sumber-Gambar:
Hopefully useful:
wah mau bulan puasa. cocok ni postingannya
Sama2 merindu....
Sangat menyentuh...
Salam sukses...
Pak @azwarrangkuti: Hmm.. iya pak :D
Tgk @boyyeleq: setuju, sama-sma merindu ya! :D
Dua kerinduan yang berakhir keikhlasan, tidak ada yang merugi dan dirugikan, peminta dan pemberi adalah dua hati satu jiwa, yaitu jiwa dengan iktikad ikhlas, ya ikhlas kepada yang empunya yaitu Allah, ngelantur enggak bang, hehee trimaksih ya, terus terang saya kepincut ama postingan mewah ini
sm-sm Tgk @aris. moment kita mnyembut bulan suci ramadhan.
saya juga merindukannya @doktormuslem
postingan yang bagus @doktormuslem saya menikmati postingan anda ,vote saya kembali @arisviyo semoga kita saling membantu dan jadi teman terbaik di steemit
Great post brother