source: pixabay
Dear steemian friends
Before inviting or changing others to the noble character, then it's good we start with ourselves first. It can be said to be a disgrace when a person is human if he has educated or taught others, while himself still needs to be educated or taught the same thing.
It is also a mistake when one thinks that another person is required to receive education and instruction, whereas he himself is not charged with the same thing. It is also a loss and neglect when one tells others to be of a certain nature, while he also needs that trait.
Allah Swt says: "why do you send other people (work) devotions, while you forget yourself (obligation) yourself, Though you read Al-book? So do not you think? "(Surah Al-Baqarah: 44)
Source: pixabay
Told that, there is a speaker speeches in the pulpit. He speaks of the importance of infak in the way of Allah SWT. coincidentally, one of the attendees in attendance was his own wife. His wife was touched by his husband's lecture. So, when he went home, he took all the treasures and gold that was in the house, then infiltrated in the way of Allah SWT. When the husband comes home, he asks his wife, where is the treasure and the gold? The wife replied, "I have infak in the way of Allah", The husband also exclaimed, "Oh my wife! My words in the lecture were not for you, but for the other audience.
So, an important note is that people who teach and educate themselves are more deserving of honor than those who educate and teach others.
Imam Ali Ibn Abi Talib ra said:
"Whosoever becomes a leader, let him begin by teaching himself before teaching others, and educating by behavior before oral. Teachers or self-educators are more deserving of greatness than educators to educate others.
Wallahu a'lam..
Mulailai Diri Sendiri
Sebelum mengajak atau mengubah orang lain kepada akhlak yang utama, maka ada baiknya itu kita mulai terlebih dahulu dengan diri kita sendiri. Dapat dikatakan sebuah aib ketika seseorang manusia bila ia telah mendidik atau mengajari orang lain, sedangkan dirinya sendiri masih perlu dididik atau diajari hal yang sama.
Adalah juga suatu kekeliruan ketika seseorang berpikir bahwa orang lain dituntut mendapatkan pendidikan dan pengajaran, sedangkan dia sendiri tidak dituntut dengan hal yang sama. Adalah juga kerugian dan kelalaian ketika seseorang menyuruh orang lain untuk bersifat dengan sifat tertentu, sementara dirinya juga membutuhkan sifat tersebut.
Allah Swt berfirman: “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)
Source: flickr
Diceritakan bahwa, ada seseorang penceramah berpidato di atas mimbar. Ia berbicara tentang pentingnya infak di jalan Allah Swt. kebetulan, salah satu jama’ah yang hadir adalah istrinya sendiri. Istrinya pun tersentuh dengan ceramah suaminya itu. Maka, ketika pulang ke rumah, ia mengambil seluruh harta dan emas yang ada di rumah, lalu diinfakkannya di jalan Allah Swt. Tatkala sang suami pulang, ia pun bertanya kepada istrinya, Dimana harta dan emasnya? Si istri menjawab, “Telah aku infakkan di jalan Allah”, Si suami pun berseru, “Oh istriku! Kata-kataku dalam ceramah tadi bukan untukmu, tapi untuk hadirin yang lain.
Maka, catatan yang harus kita simpan baik-baik adalah orang yang mengajari dan mendidik diri sendiri lebih berhak mendapatkan kehormatan dari pada orang yang mendidik dan mengajari orang lain.
Imam Ali Ibn Abi Thalib ra berkata:
“Barang siapa menjadi pemimpin, hendaklah ia mulai dengan mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain, dan mendidik dengan perilaku sebelum dengan lisan. Pengajar atau pendidik diri sendiri lebih berhak mendapatkan keagungan dari pada pendidik untuk mendidik orang lain.
Wallahu a'lam...
may be useful
"Whosoever becomes a leader, let him begin by teaching himself before teaching others, and educating by behavior before oral. Teachers or self-educators are more deserving of greatness than educators to educate others.
Wallahu a'lam..
Mulailai Diri Sendiri
Sebelum mengajak atau mengubah orang lain kepada akhlak yang utama, maka ada baiknya itu kita mulai terlebih dahulu dengan diri kita sendiri. Dapat dikatakan sebuah aib ketika seseorang manusia bila ia telah mendidik atau mengajari orang lain, sedangkan dirinya sendiri masih perlu dididik atau diajari hal yang sama.
Adalah juga suatu kekeliruan ketika seseorang berpikir bahwa orang lain dituntut mendapatkan pendidikan dan pengajaran, sedangkan dia sendiri tidak dituntut dengan hal yang sama. Adalah juga kerugian dan kelalaian ketika seseorang menyuruh orang lain untuk bersifat dengan sifat tertentu, sementara dirinya juga membutuhkan sifat tersebut.
Allah Swt berfirman: “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)
Source: flickr
Diceritakan bahwa, ada seseorang penceramah berpidato di atas mimbar. Ia berbicara tentang pentingnya infak di jalan Allah Swt. kebetulan, salah satu jama’ah yang hadir adalah istrinya sendiri. Istrinya pun tersentuh dengan ceramah suaminya itu. Maka, ketika pulang ke rumah, ia mengambil seluruh harta dan emas yang ada di rumah, lalu diinfakkannya di jalan Allah Swt. Tatkala sang suami pulang, ia pun bertanya kepada istrinya, Dimana harta dan emasnya? Si istri menjawab, “Telah aku infakkan di jalan Allah”, Si suami pun berseru, “Oh istriku! Kata-kataku dalam ceramah tadi bukan untukmu, tapi untuk hadirin yang lain.
Maka, catatan yang harus kita simpan baik-baik adalah orang yang mengajari dan mendidik diri sendiri lebih berhak mendapatkan kehormatan dari pada orang yang mendidik dan mengajari orang lain.
Imam Ali Ibn Abi Thalib ra berkata:
“Barang siapa menjadi pemimpin, hendaklah ia mulai dengan mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain, dan mendidik dengan perilaku sebelum dengan lisan. Pengajar atau pendidik diri sendiri lebih berhak mendapatkan keagungan dari pada pendidik untuk mendidik orang lain.
Wallahu a'lam...
may be useful
“Barang siapa menjadi pemimpin, hendaklah ia mulai dengan mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain, dan mendidik dengan perilaku sebelum dengan lisan. Pengajar atau pendidik diri sendiri lebih berhak mendapatkan keagungan dari pada pendidik untuk mendidik orang lain.
Wallahu a'lam...
Artikel-artikel yang sangat menarik dan bermanfaat pak,saya setuju dengan bapak,beu sukses pak, kamoe di sinoe komunitas steemit bireun dukoeng bapak,@doktormuslem
allahumma amin.. sama-sm @love-peace
Sama-sama pak,@doktormuslem
Nice post brother, successful for you brother @doktormuslem 😊🙏
Tingat lon AA Gym, mulai dari kita mulai dari yang kita bisa mulai dari sekarang