Dulu saat masih muda, eh sekarang juga masih muda. Maksudnya saat aku duduk dibangku sekolah Menengah Pertama. Karena mungkin daridulu sudah sangat tertarik dengan hal-hal yang berhubungan visual, terutama ilustrasi. Saat itu aku sangat menyukai salah satu ilustrasi seorang tokoh fiksi menyilangkan tangan didada sambil badan bersender di tembok dan mulut meniup balon dari permen karet itu digambar oleh Wedha Abdul Rasyid, yang sekarang dikenal dengan bapak WPAP. Ya, siapa lagi kalau bukan Lupus. Lupus adalah tokoh fiksi dalam serial novel karangan Hilman Hariwijaya. Mungkin bagi sebagian remaja jaman now ga pernah tau, bahwa tokoh itu adalah salah satu tokoh fiksi paling terkenal saat itu. Bagi yang belum pernah makan, permen karet itu mempunyai tekstur dan kelembutan yang unik. Jika semakin ditiup, otomatis balon yang akan dihasilkan juga semakin besar dan lama-kelamaan akan berpotensi untuk pecah. Sampai berbunyi, PLUK! Coba aja deh.
Meski ga ada hubungannya sama permen karet sih, entah Kebetulan atau memang sudah suratan, kemarin aku melihat sebuah video mengenai "Bubble ekonomy" atau gelembung ekonomi. Bubble ekonomy itu adalah sebuah fenomena mengacu pada situasi dimana harga suatu produk atau aset dalam segmen pasar tertentu mengalami kenaikan nilai/harga diluar kebiasaan atau secara tidak wajar, serta terjadi dalam waktu yang relatif cepat. Fenomena ini bisa mempengaruhi keuangan sebuah negara, bahkan hingga kemudian bisa mengakibatkan krisis ekonomi. Mungkin sebagai contoh adalah apa yang terjadi di negara kita juga beberapa negara di Asia pada tahun 1997-1998. Aaah, jadi pusing kalo mikirin kayak gini. Lagian aku juga bukan yang ahli dibidang ini.
Tapi kemudian pikiran liarku berlarian kemana-mana, seakan mencari contoh permodelan dari fenomena itu, dengan skala kecil yang pernah terjadi dimasyarakat. Aku cukup beruntung dengan menjadi pengamat saat pernah suatu waktu terjadi lonjakan harga diluar batas kewajaran dari seekor ikan louhan. Pernah dengar kan? atau pernah menanamkan investasi? menjadi pelaku dalam usaha itu dan berharap bisa mendapatkan keuntungan berkali lipat dari modal awal yang dikeluarkan?
Terjadi kemudian dengan harga tanaman hias bernama 'gelombang cinta' ? pernah suatu waktu harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah? Lain lagi selentingan mendengar harga tokek? Dan yang terakhir ini batu akik?
Boleh dibilang banyak yang ikut 'bermain' dibeberapa bisnis yang aku sebutkan di atas itu. Entah karena ikut-ikutan atau mungkin karena punya alasan yang lain. Yang jelas para pelaku bisnis tersebut pasti berharapa akan mendapatkan keuntungan yang berlipat. Bagi seorang awan, menginvestasikan beberapa modalnya untuk ditanamkan kemodel bisnis seperti ini pasti membutuhkan spekulasi tinggi, meski banyak yang bilang ini semacam perjudian. Bahkan kabarnya, banyak yang mendapatkan keuntungan juga.
Aku mencoba untuk melihat perkembangan 'keyword' dari kata-kata di atas melalui google trends pada kurun waktu 5 tahun terakhir ini.
Jika dilihat pada grafik ada kemerosotan tajam yang terjadi pada kata kunci 'akik'. Hasil berbeda ketika aku memasukkan kata kunci 'tokek'. Ternyata masih ada para pelaku industri yang memakai tekhnologi internet pada model bisnis ini. Dan aku melihatnya semacam ada kestabilan yang terlihat pada grafik.
Dan satu lagi yang menjadi kegundahan dan kegalauan hatiku, halah. Apakah investasi jenis bitcoin yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat diberbagai penjuru dunia ini termasuk kedalam model fenomena yang sama? Aku sendiri juga ga tau dan tidak pintar untuk berandai-andai apalagi untuk meramalkan.
Aku coba juga untuk melihat antusias para warganet dengan memasukkan kata 'bitcoin'. Hasilnya juga bisa dilihat pada grafik, dalam 5 tahun ini ada peningkatan yang terjadi. Bisa diartikan warganet sangat tertarik dengan perkembangan bitcoin.
Sekali lagi, grafik diatas bukan acuan yang pasti. Dan ga ada yang bisa dijadikan acuan pasti dalam sebuah bisnis apalagi menyangkut investasi. Aku menyadari banyak hal bisa jadi salah dalam menafsirkan fenomena-fenomena tersebut. Lebih bijaknya aku kembalikan lagi kepada pembaca.
Sekian dulu untuk tulisan kali ini, semoga bisa menjadikan inspirasi dan bermanfaat.
Terima kasih kepada Komunitas Steemit Indonesia, @indo-community dan Terima kasih kepada Curator Indonesia @aqiabrago, @levycoredan @mariska.lubis
Celoteh seorang pengamat batu akik
@donikudjo
Gelembung ekonomi sering diucapkan terkait keberadaan uang digital.