Ayah mengajarkan saya banyak hal yang tidak saya dapatkan dari orang lain terlebih dahulu saya akan memperkenalkan diri, saya anak perempuan pertama dari dua bersaudara, saya berasal dari keluarga yang sederhana, ayah saya hanya seorang petani dan juga pengembala sapi biasa, sedangkan ibu saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, saya dibesarkan dikalangan sapi sapi saat saya masih kecil, ekonomi keluarga kami masih sedikit jadi tidak heran rasanya jika saya hanya bergaul dengan teman teman kampung saja.
Sejak kecil saya sering diajak ayah menggembala, ayah selalu membonceng saya dibelakang sepeda sederhana nya, kemana pun kami pergi, pasti alat transportasi itu yang selalu kami gunakan, karena hanya itulah kekayan yang dimiliki ayah. Rasanya tidak pernah ia merasa lelah mengayuh sepeda itu dan saya juga tidak pernah merasa bosan duduk dibelakang nya, bangun tidur hal yang pertama saya cari ialah ayah, saya selalu ikut sera bersamanya meskipun terik matahari menyala, saat menggembala ayah mengatakan hal hal yang tidak pernah saya lupakan sampai saat ini.
Dan yang paling saya ingat ialah saat saya menanyakan kepadanya kenapa kami harus menggembala?? dan jawaban ayah saat itu sedikit menyenangkan saya, ayah mengatakan bahwa kami harus rajin menggembala supaya sapi nya besar dan kuat dan mampu kami tunggangi, kami bisa kemanapun tanpa harus mengayuh sepeda lagi, dan saya sekolah dengan menunggangi sapi tersebut, memang terlihat konyol, tapi ketika itu aku percaya saja dengan apa yang dikatakan beliau karna umur saya masih 5 tahun wajar rasanya jika saya masih bisa dibohongi dengan hal hal konyol itu.
Semakin hari saya semakin giat untuk menggembala bersamanya, hingga umur saya masuk 9 tahun saat itu ayah sudah membiarkan saya menggembala sapi sendiri. Ayah hanya mengatakan bahwa hal yang perlu saya perhatikan ialah jumlah sapi nya, jangan ada yang berkurang rasa khawatir saya yang terlalu berlebihan membuat saya menghitung sapi sapi tersebut setiap saat, pernah saat saya ditinggal menggembala sendiri, salah satu sapi kecil dari kawananan sapi saya lari turun ke sawah, karna takut sapi nya hilang saya berlari sekuat mungkin untuk mengejar sapi itu dan mengarahkannya kembali kawanan, namun sialnya semakin saya kejar sapi itu semakin lari kencang.
Langkahku ku percepat dan tidak peduli jika sandal ku putus, tidak peduli kakiku yang tertusuk duri karena yang terpenting sapi ayah bisa kembali, dengan susah payah mengejarnya, akhirnya sapi itu kembali ke kawanan, ayah mengatakan paduku bahwa aku harus menjaga nya baik baik karena itulah satu satu nya harta yang kami punya, seiring berjalannya waktu, sapi ayah bertambah sedikit demi sedikit. Hingga usia bertambah ayah masih menjadikan sapi nya sebagai prioritas pertama, tidak tanggunng tanggung, ayah bahkan rela memotong rumput seharian penuh untuk memberikan makanan tambahan kepada sapi sapi tersebut. Aku tidak mengerti kenapa ayah segigih itu, padahal seiring berjalannya waktu, ekonomi keluarga kami sudah tidak buruk lagi, kami sudah mempunya properti tanah, kebun, usaha kedai kopi kecil kecilan, dan juga properti lain seperti motor.
Setiap saya menanyakan untuk apa, ayah hanya menjawab "nanti kamu tau sendiri" saya tidak pernah merasa puas dengan jawaban ayah, meskipun sapi sapi itu yang mengubah hidup kami, tapi saya tidak ingin melihat ayah selalu merasa letih karena harus memotong rumput setiap hari, pernah suatu hari ayah diseruduk sapi besar, luka nya parah, awalnya semua mengira bahwa ayah sudah meninggal, tapi ternyata takdir berkata lain, ayah saya selamat dari mautnya, sejak saat itu saya meminta ayah untuk berhenti saja, namun ia tidak mau mendengarkan saya.
Hingga saat kelulusan saya dari bangku sma tiba, ayah mengutarakan satu keinginan besar yang mungkin tidak bisa saya kabulkan, ayah meminta agar saya bisa menjadi seorang yang sukses, masuk perguruan tinggi dengan jurusan yang selama ini ayah inginkan, ayah menginginkan supaya saya menjadi seorang dokter hewan, kedengaran aneh memang, awalnya saya menolak dengan alasan ayah tidak akan sanggup membiayai saya tapi setiap saat saya mengatakan itu, ayah selalu menunjukan kadang sapi di belakang rumah yang didalam nya dihuni oleh tiga sapi besar yang memang sudah ayah siapkan untuk saya katanya "setidaknya ini cukup untuk memulai pendidikanmu"
Jujur saja, sebenarnya saya tidak merasa senang, karena yang selama ini saya impikan ialah menjadi seorang penulis bukan seorang dokter hewan, lagipula bakat saya juga tidak mendukung pilihan ayah, namun saat melihat wajah nya yang ceria setiap saya mengatakan dokter hewan, saya jadi tidak tega jika harus mebantah keinginan nya, seakan kebahagiaanya bertambah menjadi10x lipat setiap saya membicarakan hal itu, memang ayah mengenal banyak orang orang yang berkerja dibidang tersebut, sehingga tidak sulit bagi saya untuk bisa kuliah di jurusan fkh.
Namun bukan itu, yang saya khawatirkan ialah biaya nya, saya tidak ingin ayah harus memotong rumput setiap hari demi saya.
Tapi tekadnya tidak bisa saya kalahkan, ia bahkan mengajari saya cara menyuntik sapi, memberikan vitamin, merawat sapi sakit dan mengobati lukanya, setiap ada sosialisasi tentang hewan ternak tidak lupa ia membawakan obat dan juga jarum suntik, setiap ada temannya yang datang untuk menyuntikkan sapi sapi ayah dan sapi orang orang kampung, tidak pernah lupa ia mengajakku, semangat nya lebih besar dari semangat saya.
Seketika aku mengetahui ternyata inilah maksud ayah, tidak henti membesarkan sapi sapi itu meskipun ia kelehana dan usia nya yang semakin bertambah, inilah maksud nya dulu, saya akan menunggangi sapi kemanapun saya pergi, saya tau mungkin saya tidak perlu bermimpi untuk bisa memakai baju putih itu, tapi saya hanya ingin menyenangkan hati ayah, bukankah niat yang baik akan menghasilkan hal yang baik pula?
Sekarang semuanya kuserahkan kepada yang maha mengetahui, apapun itu aku hanya menginginkan satu hal,
Kebahagaiann ayah.
Itulah cerita seorang anak perempuan di desa yang ingin sukses dan ingin membahagiakan orang tuanya, terimakasih buat kawan yang sudah sudikiranya yang sudah mampir di blog saya.
Mantap posting nya semoga terus berkarya Dan dapat berkongsi cerita setiap hari di @steemit community. Salam sukses selalu daripada @atjehsteemit
Cerita yang sangat termotivasi @edopramuja, terimakasih sudah berbagi postingan yang sangat bermanfaat, Selamat terus berkarya dan salam sukses.
emang pak edo bereh
Cerita anak yang gigih dan semangat meraih kesuksesan.sukses @edopramuja