Pada postingan kali ini saya akan memperkenalkan seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan ma'had uin ar-raniry. Dan saya kira bagi mahasiswa uin ar-raniry yang sudah masuk asrama pasti sudah mengenalnya. Nah, kenapa saya harus menulis tentang beliau? Karena menurut saya beliau adalah sosok yang memiliki ide yang sangat brilian, dimana dengan ide beliau tersebut telah banyak membawa perubahan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Uin ar-raniry. Hal ini patut di apresiasikan.
Nurchalis sofyan itulah nama lengkap beliau. Beliau berasal dari Aceh besar tepatnya di Indrapuri. Namun, saat ini beliau tinggal di blower, Banda Aceh. Beliau menghabiskan masa remajanya di Jawa Timur karena menempuh pendidikan SMP-SMA disana, yaitu di Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Kemudian melanjutkan strata 1 di IAIN Ar-raniry (sekarang Uin Ar-raniry) di fakultas adab dan humaniora jurusan sastra Arab. Dan melanjutkan studi magister di Uin Ciputat Jakarta dengan mengambil jurusan bahasa dan sastra Arab. Terakhir beliau melanjutkan studi doktoral di salah satu universitas di Sudan dengan jurusan kritik sastra Arab. Oleh karena itu, tidak dapat diragukan lagi kemampuan bahasa Arab beliau.
Ketika masih menjadi mahasiswa beliau merupakan seorang aktivis, baik didalam maupun diluar kampus. Beliau pernah menjadi ketua HMJ prodi sastra Arab dalam dua periode dan sekretaris umum dewan eksekutif mahasiswa fakultas (DEMAF) Adab dan humaniora. Dan beliau juga pernah menjabat ketua HMI komisariat Aceh Besar. Selain itu, beliau juga merupakan pembuka pesantren ruhul islam anak bangsa (RIAB).
Yang paling menarik disini, beliau adalah seorang tokoh yang pertama sekali menggerakkan ma'had al-jami'ah uin ar-raniry dengan konsep yang beliau rancang sendiri. Hal ini disetujui oleh rektor. Kemudian, penyelenggaraan ma'had Al-Jami'ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh dimulai pada Februari 2014, sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Instruksi DIRJEN Pendidikan Islam NO:Dj.I/Dt.I.IV/PP.00.9/2374/2014 tentang penyelenggaraan pesantren kampus. Dan beliau sendiri yang menjabat sebagai direktur.
Beliau mengatakan, dengan adanya rutinitas yang bermanfaat di asrama seperti shalat berjamaah, tahfidzul Qur'an, tahsinul Qur'an, kajian fiqih serta mentoring akan dapat membiasakan mahasiswa untuk melakukannya tidak hanya diasrama. semua ini merupakan modal awal pembentukan karakter untuk mengarahkan mahasiswa ke arah yang lebih baik. Dan juga untuk menyatukan pemahaman-pemahaman yang berbeda diantara mahasiswa. Karena terkadang mahasiswa hanya paham teori saja, akan tetapi tidak mengamalkannya. Dan juga tidak sedikit mahasiswa yang masih belum bisa membaca Al-Qur'an dengan baik benar, inilah alasan di adakannya tahsinul Qur'an. Karena akan sangat memalukan jika lulusan UIN Ar-Raniry tidak bisa membaca Al-Qur'an. Selain itu, ma'had juga membantu mengasah kemampuan berbahasa asing, yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan mutu UIN Ar-raniry.
Selama kepemimpinan beliau, banyak terdapat kemajuan-kemajuan. Dari segi pendaftaran ma'had, yang dulunya mahasiswa harus harus datang langsung ke kantor ma'had untuk melakukan proses pendaftaran, sekarang menjadi semakin mudah dikarnakan sistem sudah terintegrasi online, mahasiswa bisa mendaftaftar dimana saja tanpa harus ke kantor ma'had. Dan juga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, ma'had Uin Ar-Raniry bekerjama sama dengan beberapa lembaga diantaranya darul lughah, Pare dan masih banyak lembaga lainnya yang tidak beliau sebutkan.
Beliau berharap, dengan adanya ma'had al-jami'ah akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa uin ar-raniry. Sejauh ini, jika di persentasekan sekitar lima puluh persen dari mahasiswa yang telah masuk asrama telah membawa perubahan terhadap dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.