aku, hari itu mengetuk pintu
kutemukan seseorang, kutemukan sesuatu
seseorang itu dirinya atau diriku, sesuatu itu hatinya atau hatiku
lalu kujalani kisah manis dan pahit
rupanya itu hadiah-hadiah Tuhan, dari pintu langit
Pernahkah kau menyapa teman, saudara atau keluargamu tercinta dengan kalimat sederhana, “Apa kabar penjuru hatimu?” Jika belum, cobalah. Terutama jika kau melihat seorang kenalanmu yang suatu saat bersikap tidak seperti biasa, seseorang yang hari itu cenderung memikirkan sesuatu yang dalam dan berat. Mungkin saja, dia baru selesai melakukan satu perjalanan dari pintu langit ke pintu hatinya.
Ehm, bingung? Tak perlu.
Berapa banyak kisah yang kau alami hari ini? Atau setidaknya, di hari kemarin dan kemarin lagi, dalam rentang seminggu terakhir? Lalu, seberapa banyak pula hikmah yang berhasil kau petik dari petikan kisahmu tersebut?
Sungguh beruntunglah kita jika sempat—atau bahkan selalu—memahami hikmah yang tersembunyi dari setiap kisah-kisah yang kita alami dalam perjalanan hidup.
Terkadang kisah-kisah tersebut bercita rasa manis, sedap dan mengenakkan, namun terkadang pula hambar, hingga pedas dan pahit. Apa yang kita ambil dari kisah-kisah tersebut? Pernahkah kita angkat logika lebih tinggi daripada rasa ketika kisah yang kita alami tidaklah menyenangkan?
Kejadian apa yang baru saja kita alami hari ini atau kemarin atau di masa lalu? Satu atau beberapa hal yang biasanya buruk, menyedihkan atau mengecewakan biasanya justru lebih melekat di otak dan hati kita, karena kisah tersebut meninggalkan bercak di hati. Tetapi marilah kita ambil saputangan yang paling indah untuk menyapu bercak itu. Saputangan berupa hikmah yang terpetik ketika kita telah belajar untuk memaklumi, mengikhlaskan dan menyerahkan kembali segala urusan kepada Yang Menurunkannya, lalu kita naikkan ke langit sana doa-doa kita untuk penyembuhan diri dan mengharapkan masa yang lebih baik untuk kita.
Ini berarti bahwa kisah yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita telah berhasil kita telusuri hikmahnya. Lebih jauh lagi, kita telah sukses menjembatani dengan lurus antara pintu langit dan pintu hati kita.
Lalu, apa kabar penjuru hatimu? Jawablah dengan: 'Telah terbuka pintu-Nya'.
nice post... cerita sekaligus banyak hikmah yang harus diambil dibalik semua hal....
Terima kasih
iy sama-sama...
Aku pikir awalnya ini resensi...... Eky, kau itu jenaka, tapi tulisanmu serius.... kusuka kusuka....
Aku jenaka ya? Kupikir aku si tukang ketawa. Haha
Congratulations @fardelynhacky! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Eky, rumahmu adalah fiksi.
Pulanglah, nak...
Tunggu ya, Pak :D
"Apa kabar penjuru hatimu, Kak eky?"
"Kalau aku... sedang dipenuhi oleh anak-anakku"
Kali ini komentarnya...so lovely 💞