Bab ini membahas tentang paradigma ilmu dari Islam di UIN ar-raniry dari sebelumnya IAIN.
Frikatifisasi ilmu adalah berusaha untuk menghembuskan spirit ilmu ke berbagai penjuru mata angin. Merupakan upaya ilmu untuk bergerak sesuai dengan kekuatan sinar yang dimiliki pada suatu tempat reproduksi ilmu pengetahuan. Karena dia merupakan hrmbusan, maka gerak ilmu baru terwujud dalam kehidupan manusia, setelah mereka mendapatkan udara dari hembusan tersebut (acehnologi 310-311). Ilmu merupakan suatu cahaya yang dapat menerangi berbagai sinergi kegelapan di dunia, tanpa cahaya tersebut semua akan gelap dan mungkin akan tersesat dalam arah yang tak karuan. Ilmu harus di cari dan diperdalami agar tercipta manusia yang seutuhnya.
Linearitas bidang ilmu, khususnya dalam ilmu-ilmu keagamaan, rupanya mengandung resiko tinggi dalam hidup bermasyarakat secara luas, khususnya di ruang publik saat sekarang ini, setelah berkembangnya tekhnologi informasi dan jejaring sosial. Ilmu agama atau ilmu fiqih yang tidak fi barengi ilmu sosiologi dapat menggumcamg dan menurunkan kedudukan, martabat dan jabatan seseorang. Ilmu Kalam/Aqidah yang tidak dibarengi ilmu sosial dan antropologi menjadikan keimanan seseorang penuh dengan rasa tidak nyaman, jika hidup berdampingan dengan orang lain yang berbeda keyakinan dan agama. Begitu pula sebaliknya, keahlian dalam bidang antropologi, sosiologi, kedokteran yang tidak memahami perdoalan fikih dalam berhubungan sosial dengan wanita juga dapat mendatangkan mudarat atau resiko yang tidak terduga. Kesalehan individual yang tercermin dalam ketaatan beribadah secara ritual, belum tentu menjamin terbentuknya kesalehan, apalagi kesalehan publik (acehnologi 316). Hubungan antara manusia dengan sang pencipta atau Tuhan (Allah) harus dijaga sedemikian rupa dengan beribadah sedekat mungkin kepada-Nya, hubungan tersebut juga harus dibarengi dengan pendekatan sosial dan antropologi untuk terciptanya suatu hubungan yang harmonis dan menjadi manusia yang seutuhnya. Kedua hal tersebut tidak bisa dipiaahkan dalam kehidupan ini, apalagi di era saat ini.
Paradigma ilmu dimulai dari Allah-Alam-Fenomena-Pengalaman-Teks dan kembali lagi kepada Allah. Semua itu saling melengkapi satu sama lain sehingga terbentuknya suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dengan ilmu pengetahuan serta menciptakan teori-teori yang dapat dikembangkan menjadi suatu objek penelitian untuk sumber ilmu pengetahuan yang baru seiring perkembangan zaman.
Sort: Trending