Gadis Tangguh

in #indonesia7 years ago

Era globalisasi seolah menuntut kita untuk mampu bersaing dengan kecanggihan teknologi. Apabila kita tidak memiliki skil maka kita akan tersingkir, banyak orang yang semata-mata hanya bejuang untuk bersaing di ere globalisasi tapi melupakan bagaimana bersaing di era di akhirat kelak.


IMG-20171002-WA0025.jpg

Berbeda dengan perempuan yang bernama lengkap Mutia Rahmi, yang kerap di sapa dengan sebutan Rahmi. Gadis dewasa berkulit sawo matang ini lahir pada tanggal 16 November 1998. Ia merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya hanya seorang petani biasa, yang sehari-hari bekerja untuk bisa menafkahi keluarga tercinta.

Rahmi pertama kali mengecap pendidikan di SDN 14 Matang Kuli, kemudian dilanjutkan ke SMPN 1 matang Kuli , dan SMAN 1 Matang Kuli. Sekarang Rahmi menempuh pendidikan sarjana S-1 di Universitas Malikussaleh. Ia menjalani pendidikan sarjananya dengan bantuan beasiswa bidikmisi, karena ia termasuk kalangan keluarga kurang mampu. Rahmi gadis yang berprestasi, sehingga ia layak untuk mendapatkan beasiswa itu. Sekarang ia berjuang agar nantinya mampu bersaing dengan ega globalisasi yang semakin canggih. Rahmi juga tidak pernah lupa untuk mempersiapkan bekal agar ia mampu bersaing di era akhirat kelak. Sebagai buktinya, di sela-sela ia mencari ilmu dunia ia juga mengimbanginya dengan menuntut ilmu akhirat. Rahmi sekarang tinggal di Dayah Al-Huda Malikussaleh, Pesantren yang terletak berdampingan dengan kampus Universitas Malikussaleh. Lokasi yang sangat stategis bagi kita yang tertarik untuk membekali diri dengan dua ilmu pendidikan, dunia dan akhirat.

Rahmi merupakan perempuan tangguh yang mampu meluangkan sengenap waktunya untuk mampu bersaing di era globalisasi dan era akhirat kelak. Tidaklah gampang bagi kita untuk mampu menjalani dua sisi kehidupan, hanya orang-orang tertentu yang mampu menjalaninya. Rahmi membagi waktunya, supaya pendidikan yang diperolehnya seimbang. Pagi ia disibukkan dengan kegiatan ngaji subuh yang memang sudah menjadi kewajiban bagi siapa saja yang tinggal di dayah tersebut. Kemudian sekitar jam 08:00 ia di sibukkan dengan aktifitasnya di kampus. Ketika ashar pun ia harus mengikuti pengajian lagi, begitu pula dengan malam sampai jam 23:00, ia harus mengikuti pengajian yang rutin di laksanakan sehari semalam tiga kali.

Walaupun kehidupan yang ia jalani berat, namun ia tetap berjuang demi masa depan. Ia teringat pada satu Hadis Nabi yang mengatakan bahwa” barang siapa yang mengiginkan kebahagiaan di dunia, maka dengan ilmu, barang siapa yang mengiginkan kemulian di akhirat maka dengan ilmu, dan barang siapa juga yang menginginkan kemuliaan dunia dan akhirat juga dengan ilmu”. Itulah alasan mengapa ia selalu mengimbangi dua sisi kehidupan di dalam dirinya.

Sort:  

semoga menjadi wanita yang sholeha dan taat kepada kedua orang tua..amin