Raut wajah ini kuambil di Taman Budaya Djogjakarta
Silahkhan Monggho.... Selama Seminggu di DJogja, kaki menjadi gatal, tidak bisa diam. Tentu gatal yang kumaksudkan bukan sedang kutu air, apa lagi kutu buku. Namun ungkapan lain dalam menjelaskan "ingin jalan-jalan ke tempat menyenangkan". Beuna meuphom bacut istilah bahasa teuleubheh. Hampir saban hari aku keluar. Kebetulan di Asrama Aceh, yang terletak di depan penjara jalan Tamsis itu, kutemui teman-teman yang sangat memuliakan tamu. Misalnya Tejo. Meski namanya begitu, dia bukan Jawa, tapi asli Aceh. Dan entah sejak kapan pemilik nama asli @t-zulfajri itu dipanggil dengan nama Tejo. Untuk lebih jelas, tanyakan saja padanya. Kebetulan dia juga sudah menjadi steemian dengan nama akun @t-zulfajri. Aku memang sudah berteman dengannya semenjak kuliah. Dan kami sering bertemu di tempat pertunjukan. Taman Budaya, Banda Aceh salah satunya.
Tentu selama di Djogja dia salah satu teman yang cocok untuk pergi ke tempat-tempat seni. Jika kulihat dia sedang duduk sendiri, apalagi sedang termenung, maka aku tahu betul, bahwa dia sedang 'Meukeuraleup Ulee' memikirkan tesisnya S2 nya. Maka itu menjadi kesempatan emas buatku untuk mengajaknya keluar.
Kau tahukan Djogja, yang tidak pernah sepi dari seni pertunjukan? Setiap sudut kota selalu saja ada Piasan. Hireun teuh! Bukan hanya di sudut, Jagan salah. Tapi hampir semua tempat. Alhamdulillah, dari Jam 11 pagi menjelang siang, aku sering ditemani kawan yang kumaksudkan tadi mengunjungi tempat-tempat pertunjukan.
Udhah jangan ganggu mereka, mari lanjhut sing dhewe mas...
Ssstt...@kitablempap, @senja.jingga, dan @zeds, apa mau kubilang. Mereka tidak tidur malam. Dan baru pagi ketika azan ashar berkumandang, hihihi..Masya Allah. Aku tidak mau mengganggu jalan mimpi mereka. Jika Tejo sedang tidak bisa, aku menunggu @hedrikemul pulang kuliah. Malamnya bergabung lagi dengan @kitablempap dan sigeupap lainnya.
Monolog itu berjudul "Oh" karya Teater Mandiri garapan Putu Wijaya. Jalan ceritanya membicarakan paradoks antara keinginan orang tua yang rindu pada anaknya. Dan ambisi seorang anak lelaki pintar yang angkuh. Di dalamnya membahas masalah perbedaan, keadilan, dan kebenaran lewat pengadilan serta keadilan kebenaran di hati nurani masyarakat. Kerennya yang main bapak Putu sendiri beserta istri dan anaknya. Hana roh gob.Suatu malam yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2018, Tejo mengajakku nonton teater Monolog karya Putu Wijaya di kampus ISI. Maka malam itu aku pergi dengannya. Turut hadir @senja.jingga, @hendrikemul. Sedangkan @zeds memilih ke tempat lain bersama @kitablempap.
Besoknya, aku singgah pada agenda seni di Bentara Budaya. Menampilkan beberapa karya lukisan. Di luar gedung sederhana itu, terpancang sebuah panggung kecil yang sangat sederhana pula. Di situlah para komunitas musik Jazz Djogja senantiasa menghibur pendengar pada Senin malam. Namanya Jazz Mben Senen. Kita bisa menuntaskan rindu telinga secara gratis.
Pameran lukisan di Bentara Budaya
"Boh ku ih peukutuleh lom. Awak kah bek le that ka peugah ba. Donya karap digulong..."
Selanjutnya, Aku Ke Taman Budaya Djogja. Di taman budaya ini seni terus didenyutkan hingga tarasa suasana hidup menyesap ke dalam rasa. Aku menonton teater tradisional Jawa. Meski seperti Cina nonton tari seudati Aceh, yang tak mengerti apa yang menjadi percakapan dalam pertunjukan itu. Hom ikee ka Kungieng laju. Banyak tempat-tempat lain yang aku kunjungi. Yang jelas Djogja tak pernah libur dari pertunjukan seninya. Baiklah rakan-rakan semua, besok aku lanjut lagi. Cerita masih panjang...!
Aku putusin dulu, besok nyambung lagi critanya..sabhar..mas sabhar.
Yaya... Menye teingat2 lom u jogja tinggai peugah bak zulham yu peucae beuh. Hana meuceh preh weekend. Asai kreuh beuteh brangkajan na ho tajak jogja meutuah nyo. Hahah
Siap mas Tejo. Golom trok tawoe ka kangen teuh keu jokja nyan heheh. Insya Allah ta meulangkah lom, watee na beulanja. Heheh...trimong geunaseh atas waktu di sana @t-zulfajri
Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by fooart from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Raut wajah siapakah itu @fooart ?
Raut wajah seseorang. Sulit ku katakan di sini @santiintan heheh...
Wak Lah suka satu kalimat di bawah foto pameran lukisan di Bentara Budaya, haha
Hahaha....that geupuep syoq. Nyoe meunyoe Kana waklah na peu takhem lam steemit sang
Cukup trep lon mita akun steemit dron bg @fooart. Sejak level steemit lon diangka 25 dalam kurong ka mulai lon mita. Baru bak angka 34 meurumpok. Haha
Nggak bikin pertunjukan sendiri di sana?
Mendapat todongan dari anak-anak GSB, di asrama..heheh
Kalau masih di jogja, coba main ke museum affandi :)) !
Baru saja pulang @macchiata. Kalau nanti kembali pasti berkunjung ke sana. Affandi salah satu orang yang saya idolakan. Makasih @macchiata. Hampir baper liat komennya. Kirain masuk OCeDe..hahaha. Salam bahagia selalu.