Liburan dan ada acara makan-makannya, sungguh menyenangkan. Lalu bagaimana jika Anda baru sembuh dan dokter menyarankan Anda untuk memenuhi kebutuhan tubuh tanpa hadirnya garam dalam makanan Anda? Repot 'kan? Inilah yang saya alami hari ini.
Jangan bayangkan 'kisah sedih di hari minggu'. Liburan teman-teman Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) se-Pidie Jaya tidak diadakan di hari Minggu. Tapi hari Sabtu. Ada tiga kambing yang harus meregang nyawa karena perbuatan kami he he
Biasa saja. Jangan dibawa perasaan. Kambing itu pun takkan kenapa-kenapa. Dia dalam pemahaman kami selaku orang Islam, si kambing yang sudah masuk ke dalam usus itu akan berubah wujud di surga kelak. Sebagai kambing baik-baik karena sempat diterkam manusia, bukan diterkam L-300.
Nah, seperti yang sudah saya sampaikan dalam postingan sebelumnya, segala jenis daging saya usahakan untuk menghindar. Remote mematikan telah 'mereka' tanam dalam tubuh saya. Sehingga jika saya nekat 'menggigit' mereka untuk merasakan nikmatnya lidah dan semua elemen lain dalam mulut saya, 'mereka' bisa langsung balas dendam mengaduk isi kepala saya, tengkuk jadi kaku, seluruh badan lemas, dan yang lebih parah jantung saya agak bergoyang dangdut ala A. Rafiq.
Saya pun sukses menahan rayuan. Biarlah dikatakan saya tak berani. Yang jelas, niat saya datang tercapai (meski harus pulang cepat menjemput anak, tak sempat mandi) berkumpul bersama teman-teman Bawaslu se-Pidie Jaya.
Berkumpul seperti ini, penting sekali. Menjadi lebih kenal wajah dengan yang lain meskipun tak sempat tahu nama. Biarpun tak mungkin harus bercengkerama dengan semua orang di sana. Tapi duduk dengan beberapa orang dan membicarakan sesuatu yang ringan saat liburan, penting untuk pikiran yang penat.
Terima kasih untuk Kanda Teuku Dian. Meski beralasan memang sudah dalam agenda, tapi saya yakin sedikit banyak, ada menu lain yang diusahakan tentu tertuju untuk saya dan Pak Mustafa. Tapi saya harus cepat-cepat pulang. Hari Sabtu PAUD, tempat saya menitipkan si buah hati, selesai tepat pukul satu. Saya tidak ingin membuat si guru PAUD cemberut karena harus menunda pulang gara-gara saya telat jemput anak.
Terima kasih untuk semuanya. Semoga liburan seperti ini dapat dibuat lagi pasca pemilu 2019. Detik-detik berakhirnya tugas. Dan, senyum-tawa antara kita semua kelak menjadi lem dalam nostalgia masa depan.
walaupun tidak bisa makan daging kambing yang namun semangat nya tidak loyo hehe
Mungkin bukan semangat, tapi keikhlasan untuk terpaksa harus menjadi lain he he
Mak oii sep brat mangat 😿
Batee Iliek, Nu.
Inspirasition
Sangat mantab bg liburan di selasela kerja @gabrielmiswar
Omak mangat that pesta kuah beulangong. Tapi beutoe peureulee hati-hati dengan sie kameng -- bek that le tapajoh.
hanjeut meu-ayang-ayang, takat laju. Um teugageueng, baro tarasa. peusoh-soh keudeh Allah hai Po.