Siapa yang tak kenal kopi luwak? Semua para pecinta kopi tak asing lagi dengan yang namanya kopi luwak. Kopi luwak adalah kopi yang diproduksi melalui pencernaan luwak/musang dimana luwak memakan biji – biji pilihan kemudian mengeluarkanya tanpa merusak biji kopi itu sendiri. Luwak/musang hanya memanfaatkan lendir kopi dan mungkin itu berguna untuk tubuhnya, sebagian orang meyakini berfungsi sebagai penghangat suhu tubuhnya, diperlukan penelitian ilmiah untuk itu. Musang/Luwak termasuk hewan yang memiliki tingkat kepentiran yang luar biasa urusan petik – memetik kopi bahkan lebih bersih dari pada manusia karena luwak hanya memakan biji yang paling baik, tidak semua biji merah dalam sebuah pohon kopi di makan oleh si luwak, mereka benar – benar selektive karena hanya memakan biji yang baik saja. Mungkin luwak lebih paham soal urusan kopi specialty, salah satu indikatornya hampir tak di temukan yang namanya biji pesel (buruk) alias tak berkualitas dalam kotoran luwak.
Sepanjang sejarah perkopian Dataran Tinggi Gayo, luwak/musang juga mencatatkan sejarahnya sendiri sebagai salah satu kopi yang memiliki nilai bisnis tinggi di kalangan para pebisnis kopi. Cerita – cerita tentang luwak pun tersiar kemana – mana ada yang di tambah – tambah, di ramu seperti seperti sandiwara, ada yang berjalan apa adanya. Banyak orang sukses dari bisnis kopi luwak banyak juga yang gulung tikar alias keok termasuk saya sendiri pernah keok karena bercampur luwak lama dengan luwak baru saat pengambilan di kebun.
Dulu luwak belum menjadi perhitungan di bisnis kopi sehingga luwak di anggap kopi “lelesen” setelah booming kopi luwak akhirnya dipisahkan baik proses maupun bisnisnya. Seiring perjalanan waktu akhirnya luwak benar – benar booming dan sandiawara pun di mulai sehingga akhirnya menjadi masalah.
Dalam beberapa tahun ke belakang luwak dari dataran tinggi Gayo pernah menjadi masalah karena ulah beberapa orang yang tidak sabar sehingga menangkar luwak. Alhasil sebuah media International memberitakanya sejarah berlebihan sehingga menjadi perdebatan hangat di kalangan masyarakat Eropa dan pasar luwak international dan masalah pun timbul karena di anggap melakukan penyiksaan. Seolah – olah semua kopi luwak yang di hasilkan dari Gayo semuanya berasal dari penangkaran padahal itu hanya ulah satu dua orang saja.
Lalu apa hubunganya dengan Maja Wallengren?
Maja Wallengren adalah seorang penulis kopi aktiv, dia telah menulis tentang dunia kopi hampir lebih kurang 20 tahun dan telah melalang buana ke seluruh produsen kopi dunia. Perempuan yang lahir dan besar di Denmark ini dan sekarang menetap di Mexico memuali menjadi kuli tinta kopi ketika berada di Combodia sebagai wartawan Reuters.
Maja Wallengren yang melihat pemberitaan media tentang kopi luwak dari gayo merasa tidak percaya begitu saja, dan akhirnya dia memutuskan kembali untuk mengunjungi Takengon. Kalau tidak salah waktu itu Tahun 2015, si Maja Wallengren menghubungi saya dan meminta untuk mengantarnya ke beberapa daerah/desa yang memiliki banyak kopi luwak.
Tanpa pikir panjang saya pun menyanggupi keinginan si Maja Wallengren, perjalanan ke semak – semak dan bertemu para pengumpul luwak pun di mulai pada keesokan harinya karena Maja Wallengren ingin membuktikan kepada publik international bahwa pemberitaan yang di lakukan oleh salah satu media sebelumnya terlalu berlebihan. Terimakasih teman
Kira² apa ya alasan kopi luwak ni mahal harganya?
Kalau menurut mereka yg pakar pakar banyak faktor bang. Terlalu panjang untuk di deskripsikan di sini, namun secara umum sprti yg telah di ulas di atas prosesnya bang, luwak ni gak sembarangan makan biji kopi hanya yg bagus2 aja, jumlahnya juga sedikit. Kalau ada luwak sampai puluhan ton itu wajib di curigai keaslianya, kadar kafeinya jga rendah. Banyak fakorlah bang