Artikel ini terinspirasi dari tulisan @rismanrachman tentang “Blockchain Journalism, World of Web Future, and SMTs Solutions”. Sebuah artikel yang menginterpretasikan bahwa eksistensi steemit di Indonesia telah membawa perubahan baru bagi pengguna media sosial. Platform yang diluncurkan sejak Maret 2016 ini berbeda dengan media sosial lainnya. Steemit adalah media yang terintegrasi dengan sistem blockchain, dimana para usernya mendapatkan reward dari hasil karya yang dipublish melalui media steemit.
Reward Sebagai Motivasi Berkreasi
Reward inilah yang menjadi salah satu motivasi masyarakat Indonesia bahkan dunia untuk memanfaatkan media ini sebagai sarana berbagi informasi tentang apa saja. Baik itu kisah pribadi yang dibingkai dengan baik hingga menjadi konsumsi publik, atau hanya sekedar gurauan semata dengan gaya tulisan yang nyentrik tapi menarik minat pembaca. Bahkan berbagai artikel menarik lainnya yang bisa dikategorikan dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, agama, news, makanan, tentang perjalanan, seni dan juga puisi. Atau hanya sekedar berbagi foto, Video, gambar, lukisan dan juga candaan. Subtansinya adalah, media ini telah memberi ruang bagi penggunanya untuk berekspresi seluas-luasnya sesuai dengan latar belakang dan passion yang dimiliki. Tentu juga mendapatkan penghargaan berupa reward dalam bentuk STEEM dan SBD yang bisa ditukar dengan mata uang Rupiah.
Say No To Plagiasi
Namun yang perlu dicatat dan digarisbawahi adalah, media ini paling anti dengan yang namanya plagiasi. Maka jangan coba-coba melakukan plagiasi jika anda tidak mau didatangi oleh @cheetah dan @steemcleaner. Mereka adalah polisi plagiasi di steemit. @cheetetah adalah salah satu aplikasi pendeteksi plagiarisme di steemit. Dia akan memberikan komentar pada akun yang terindikasi menjiplak, atau mengambil sebagian isi tulisan orang lain tanpa mencantumkan sumber. Sementara @steemcleaner adalah eksekutor untuk kasus plagiasi dengan cara melakukan downvote atau flag terhadap akun yang terbukti plagiasi, bahkan @steemcleaner juga anti pornografi, SARA dan juga penipuan. Hebat bukan ?
Sejak diluncurkan pada Maret 2016 hingga saat tulisan ini dipublish, sudah $22,728,958 reward yang mengalir dalam ribuan bahkan jutaan akun steemit di dunia ini. Baik yang sudah dicairkan dalam berbagai mata uang, termasuk Rupiah atau masih dalam bentuk investasi sebagai Steem Power. Artinya, reward ini benar-benar nyata meskipun berasal dari dunia maya.
Menjadi Produsen Bukan Konsumen
Tinggal lagi, bagaimana cara kita sebagai pengguna steemit untuk berkreasi menjadi produsen yang menghasilkan karya serta mendapatkan penghargaan dalam bentuk reward (STEEM dan SBD). Bukan lagi sebagai konsumen media sosial yang hanya mampu melihat, membaca, menulis dan publish saja, tidak lebih. Sementara steemit berbeda, dia adalah media dengan terobosan baru yang mampu memberi reward bukan hanya kepada creator konten semata, tapi juga membaginya dengan para pemberi reward itu sendiri yang disebut kurator. Karena semua kita adalah kurator pemberi kurasi bagi pengguna lainnya. Artinya kita saling berbagi penghargaan terhadap karya nyata para steemian.
Lalu apa yang harus kita lakukan, agar kita tidak lagi menjadi konsumen semata ? Lantas bagaimana caranya agar kita mampu menjadi produsen di media sosial ini ?
Benar sekali apa yang ditulis oleh @rismanrachman, bahwa ini adalah tantangan bagi steemian Indonesia. Namun tantangan itu, harus dirubah menjadi peluang. Setiap kita yang telah bergabung dalam platform ini memiliki peluang yang sama untuk menjadi produsen bukan lagi sebagai konsumen. Teknologi blockchain ini memberi kesempatan kepada kita untuk berinvestasi. Lihat saja, begitu banyak aplikasi pihak ketiga yang dibuat oleh pengguna steemit ini, seperti aplikasi esteem, busy.org, utopian.io, Dlive, Dtube, Zappl.com, Dmania, dan akan banyak lagi aplikasi lainnya. Semua ini adalah bentuk kreativitas pengguna steemit yang berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan. Artinya, mereka bukan hanya sebagai konsumen tapi juga produsen. Lalu bagaimana dengan kita yang tidak memiliki kemampuan membangun sebuah aplikasi ? Apa yang harus kita lakukan untuk bermigrasi dari konsumen kepada produsen di media sosial ? Jadilah Creator Conten dengan kualitas tulisan yang selalu ditunggu oleh steemian lainnya. Menjadi penulis yang baik, dengan gaya tulisan yang menarik, adalah salah satu cara menjadi produsen media sosial. Karena kualitas konten yang bagus itu layak mendapatkan reward. Semoga kita adalah pengguna bijak yang layak sebagai produsen bukan konsumen. Mulai sekarang Stop menjadi konsumen media sosial. Kalau bukan sekarang, kapan lagi !
Reference