KABAR PENDIDIKAN, LHOKSEUMAWE - MAN Lhokseumawe merupakan salah satu sekolah yang sedang bergiat dibidang literasi. Sabtu, 24 Februari 2018 Bapak Razali Abdullah penulis buku kearifan lokal Aceh hadir di MAN Lhokseumawe berbagi ilmu kepada siswa tentang bagaimana menjadi penulis buku andalan.
Razali penulis produktif Aceh yang sudah menorehkan tinta emas dalam literatur buku sejarah, bahasa, dan sastra Aceh memberikan beberapa kiat sukses menjadi penulis. Antara lain bagi penulis pemula, agar memulai kepenulisan dengan menuangkan pengalaman pribadi kedalam sebuah karya tulis.
Razali pria kelahiran Blang Lancang, Lhokseumawe 53 tahun silam. Merupakan seorang penulis yang mencintai buku memaparkan bahwa nilai karakter harus dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal (mulok) pada sekolah yang ada di provinsi Aceh. Nilai karakter yang dimaksud oleh Razali adalah pengetahuan yang mantap harus dibarengi dengan pendidikan akhlak yang luhur. Siswa juga harus banyak mendapatkan nilai cinta tanah air dan pahlawan dengan membaca serta menggali pengetahuan tentang pahlawan. Bahkan bahasa dan sastra Aceh pun harus dipelajari serta dilestarikan oleh siswa sebagai salah satu kekayaan budaya nasional.
Razali penulis kamus Aceh-Indonesia dalam buku Bahasa Indatu Ureueng Aceh, menceritakan pengalaman pahit, manis, dan getirnya menjadi penulis. Harus banyak bersabar sehingga menghasilkan sebuah karya yang bagus.
Foto: Bapak Razali Penulis Buku.
Tekadnya yang kuat untuk mengulang kegemilangan sejarah Aceh di tangan Razali melahirkan puluhan judul buku. Buku yang telah diukir dengan tinta emas hasil buah pena Razali antara lain berjudul Nanggroe Aceh Darussalam Hancur Berantakan Dihantam Gelombang Tsunami.
Acara bimbingan menulis di MAN Lhokseumawe tersebut berakhir dengan tanya jawab serta diskusi antara pemateri Razali dengan para siswa. Berlangsung sukses, walaupun acara tersebut dilakukan dengan sangat sederhana, namun menggugah rasa.
Foto: Siswa Peserta Bimbingan Menulis Bersama Bapak Razali Pemateri Menulis Buku.
Nyoe baro bereh cekgu.. Dimasa depan saya ingin jadi pendongeng, mungkin dengan cara itu bisa berkonstribusi untuk perubahan Aceh.
Terimakasih adoe.
Informatif dan jadi makin tahu ttg keadaan Aceh yg sebenarnya. Salam
Kearifan lokal akan menjadi identitas dan kekayaan jika dituliskan dan dipublikasi secara luas......
Saleum kembali pak Ahmadun.